Dua hari kemudian
Aisyah sudah selesai mandi, dan berdandan. Setelah itu dia bergegas untuk turun ke bawah menuju ruang makan.
Tampak ayah, bunda, kakek buyutnya dan kedua adiknya sudah duduk di masing-masing kursinya. Setelah Aisyah duduk makan pun dimulai.
Memang dalam keluarganya ada aturan bahwa dilarang makan sambil berbicara. Setelah semua selesai makan Aisyah membantu bundanya membereskan meja makan dan kemudian mencuci piring.
Sementara ayah , mbah buyut dan kedua adiknya berlalu ke ruang keluarga. Sedangkan keberangkatan Aisyah sendiri nanti sore jam 5. Sedangkan sekarang masih jam 7. Kebetulan hari ini hari sabtu jadi semua keluarga juga dirumah.
"Aisyah kamu di sana baik-baik ya nak, jaga diri kam, jangan mudah percaya dengan orang lain". Ucap ayah setelah Aisyah duduk disofa panjang disamping adik nomor dua atau yang biasa di panggil Cakka.
"Iya ayah Isah akan jaga diri baik-baik disana".
"Kamu disana tinggal diasrama atau bagaimana Ais?" tanya bunda.
"Ais tinggal diapartemen bun. Kemarin juga sudah disediakan sama pihak perusahaan" Jawab Aisyah.
"Syukurlah kalau begitu". Kata bunda.
"Nanti kalau sudah sampai sana kabari rumah. Kalau ada apa-apa kabari rumah juga ya nak". Nasihat sang ayah sambil mengusap jilbabnya.
"Iya ayah. Nanti pasti aku kabari kalian".
Habis zuhur Isah dan keluarga berangkat ke bandara menggunakan mobil.
" Semua sudah dimasukin ke koper kan kak?" tanya Genta.
"Udah kok dek. Semuanya udah siap. Kalau misal ada yang kurang nanti kakak beli dibandara aja atau gak ya di sana"
"Ok kak"
Setelah semua siap mereka berangkat menuju bandara. Isah juga janjian dengan Lita yajg juga berangkat hari ini ke Amerika. Sementara Ica dia akan menuju bandara bersama calon suaminya.
Setelah sampai dibandara Isah beserta keluarga menuju ke kursi tunggu keberangkatan tampak disana Lita dan keluarga sudah duduk disalah satu kursi panjang.
"Assalamualikum Ta" sapa Isah setelah duduk disamping Lita sementara keluarganya sudah duduk didekat orangtua Lita.
"Waalaikumsalam Isah!!! " seru Lita sambil memeluk Isah.
"Ica Belum sampai ya? " tanya Isah sambil mencari keberadaan Ica.
"Belum lah Sah, dia kan nunggu calonnya jemput. Apa lagi kan calonnya posesif gitu sama dia "
"Hust... Gak boleh ngomongin orang ya Ta. "Tegur Isah.
"Hehe peace" Lita menyeringai sambil mengangkat tangan dengan jari telunjuk dan tengah membentuk huruf V.
"Hem. Jangan diulangi ya Ta. Gak baik"
"Siap kakak " kata Lita sambil hormat.
Memang diantara mereka bertiga Isah Yang paling tua sehingga kadang dia seperti ngemong adiknya."Eh Lita Isah!!! "Sapa sebuah suara Yang amat mereka kenali.
Tampak Ica berjalan dari pintu masuk diikuti Arif calon suaminya dibelakangnya.
"Ica aduh kangen banget. Cie... Dianterin sama mamasnya cie. " kata Lita.
"Apa sih Ta. Isah berangkat jam berapa sih? Aku kan Belum dikasih tau. " kata Ica merajuk.
"Nanti jam 5 Ca. "
Mereka bertiga pun berbincang-bincang begitupun dengan para orang tua dan Arif calonnya Ica.
Waktu terus berjalan. Pengumuman untuk keberangkatan ke Korea sudah terdengar dari pengeras suara.
Isah berbegas membawa barang Yang memang di perlukan sedangkan koper dia taruh di bagasi. Isah bergegas pamitan kepada keluarganya dan juga Ica, Lita.
Sedangkan dengan Arif dia hanya mengganggukkan kepalanya. Isah bergegas masuk ke pintu keberangkatan di melambaikan tangannya kepada orangtuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idol My Husband
Romance"Ya Allah. Jika aku jatuh cinta, biarkan aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut kepada-Mu." Kata yang selalu dia ucapakan dalam doanya. Untuk calon suaminya kelak. Namun takdir memang penuh misteri begitupun kehidupan Isah gadis asal In...