BAB 1

520 28 0
                                    


Hari ini koridor kampus tampak ramai dengan lalu lalang mahasiswa atau mahasiswi yang akan mengambil hasil keputusan diterima di perusahaan yang telah direkomendasikan oleh kampus untuk angkatan tahun ini.

Begitupun dengan gadis yang berjilbab syari warna hijau toska dan gamis dusty pink.

Dia tampak berjalan tergesa-gesa seperti mencari seseorang.

Setelah beberapa saat gadis itu tersenyum setelah menemukan apa yang dia cari, dia bergegas menghampiri seseorang tersebut.

"Lita kamu dari tadi aku cariin ternyata di sini" Kata gadis itu setelah sampai didepan orang tersebut yang bernama Lita.

"Eh Isah... Iya dari tadi aku di sini. Kamu kenapa baru muncul?" tanya Lita.

"Iya nih. Tadi habis mengumpulkan surat ijin buat yang keterima kerja di korea selatan itu" Jawab gadis itu yang dipanggol Isah atau lengkapnya Aisyah Fatimah Az-zahra yang dipanggil Isah atau Ais.

"Wah kita bakal pisah lagi dong? Kamu ke Korea Ica ke Bali terus aku ke Amerika." Kata Lita sambil mengerucutkan bibirnya.

"Iya sih tapi kan sekarang udah ada medsos jadi kita bisa tetap berkomunikasi kan? Oh iya Ica kok belum kelihatan?" Tanya Isah sambil clingak clinguk mencari sahabatnya.

"Tadi sih di chat bilang lagi jalan ke sini. Katanya ada urusan sebentar dirumah dia."

"Oh... Ta dua hari lagi kan aku udah berangkat ke Korea kamu sama Ica nanti nginep dikost aku ya?" Usul Isah.

Dilihatnya Lita belum menjawab masih berkutat dengan kertas beasiswanya.

Ya Lita diterima untuk melanjutkan kuliah S2nya di Amerika.

Dia di Amerika bersama dengan kakaknya yang kebetulan sudah menikah dengan orang sana.

"Iya deh. Nanti aku ngomong sama ortu dulu."

"Ok siap"

"Lita, Isah" Sapa seorang wanita kepada mereka berdua.

"Ica, sini duduk dulu." Kata Isah. Yah seseorang yang baru datang itu Ica.

"Kok baru sampai?" tanya Lita.

"Tadi abi sama umi ngajak bicara serius" Kata Ica lesu.

"Emang kenapa Ca?"

"Aku dijodohin sama anak sahabatnya abi"

"APA?" Teriak Lita sampai beberapa orang yang berlalu lalang di koridor menatap mereka.

"Hus.. Lita jangan teriak dong" Tegur Isah.

"Maaf... Kok bisa sih Ca?"

"Kata abi itu udah direncanain dari 6 tahun yang lalu pas aku kelas 2 SMA. Terus kata abi juga orangnya udah kitbah aku. Makanya selama ini abi larang aku buat deket-deket sama cowok." Jelas Ica.

"Emang kamu tau siapa yang bakal di jodohin sama kamu?" Tanya Isah yang diangguki Lita.

Ica tampak menghela nafas dan tertunduk sebentar kemudian mengangkat kepalanya menatap kedua sahabatnya.

"Aku di jodohin sama Mas Arif." Kata Ica sambil tersenyum.

"HHEH! Arif yang kamu taksir dari jaman SMP itu?" tanya Lita kaget.

"Iya, Alhamdulillah doa aku terkabul buat dia jadi imam aku" Kata Ica sambil tersipu malu.

"Alhamdulillah klo gitu Ca. Jadi kamu enggak zina pikiran, mata, mulut, sama hati lagi Ca." Kata Isah.

"Iya betul tuh kata Isah Ca. Eh acara nikahannya kapa Ca?"

"Kata abi sih satu bulan lagi."

"Ok ditunggu undangannya ya Ca" Kata Lita.

"Siap, tapi kamu bisa datang gak Isah ke nikahan aku?"

"Belum tau aku. Soalnya kan aku harus ke Korea juga. Tapi klo nanti boleh cuti aku usahain buat datang ya Ca".

"Ok deh aku tunggu kabarnya ya sah".

"Iya" kemudian mereka bertiga bergegas untuk pulang kerumah masing-masing dan nanti malam mereka janjian untuk menginap dikost Isah.

My Idol My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang