Happy reading.
Udah update bab 14 nih readers, hari ini update dobel ya.
Jangan lupa tekan tombol ⭐ di bawah ya. Komen yang membangun dan selamat membaca.Hari sudah berganti minggu dan sekarang tepat sudah satu bulan Isah ada di Korea.
Sekarang sedang masuk musim panas cuaca yang sangat sejuk dengan bunga-bunga yang bermekaran tampak sangat Indah.
Isah bersyukur dapat menikmati ini semua.Tadi malam dia lembur mengerjakan naskah yang harus dia serahkan ke pihak penerbit dan alhamdulillah sudah dia selesaikan tadi malam sekitar jam dua belas malam. Sebelumnya dia tidur jam depalan dan bangun jam sembilan malam.
Dia bangun langsung mandi dan kebetulan dia lapar sehingga Isah memutuskan untuk membuat nasi goreng dan ia juga membuat puding yang di beri toping potongan buah-buahan di dalamnya.
Walapun makannya banyak badan Isah tetap kecil entah kenapa bisa seperti itu.
Namun ia bersyukur dengan apa yang ia punya sekarang sungguh nikmat mana yang kau dustakan dari sang Maha Kuasa.
Hari ini dia akan ke kantor penerbit yang sudah mengontrak naskah novelnya.
Dia menaiki bus yang akan mengantarnya ke daerah Gangnam.
Bus sudah datang segera Isah naik ke bus membayar dengan handphonenya setelah itu dia berjalan agak maju untuk memilih tempet duduk terdengar suara di belakangnya seorang kakek yang sepertinya lupa membawa kartu transportasinya.
"Maaf kek. Biar saya yang bayar kek" kata Isah.
Kakek dan supir itu menoleh ke arah Isah menatapnya.
Segera dia membayar ongkos kakek tersebut."Terimakasih nak" kata kakek tersebut.
Isah tersenyum kepada kakek tersebut.
Segera ia duduk di bangku belakang yang memang tersisa setelah memastikan kakek tersebut mendapatkan tempat duduk.Setelah beberapa menit perjalanan dia turun di halte bus yang dekat dengan kantor penerbit segera dia turun terus jalan ke sebalah kanan ke arah penerbit sebelum itu dia mampir ke supermarket untuk membeli minuman.
Setelah dari supermarket Isah melanjutkan perjalanannya.
Dia berdiri di depan kantor penerbit tertulis di atas gedung tersebut nama perusahaannya " Winter " entah kenapa namanya seperti itu namun Isah berpikir pasti ada alasannya dan ada makna dari kata tersebut.
Segera ia masuk ke kantor tersebut. Dia tiba di lobi kantor dan menghampiri resepsionis.
"Selamat siang. Ada yang bisa kami bantu?" kata resepsionis tersebut yang dia ketahui namanya dari namateg "Han yo mi" .
"Ah iya selamat siang. Saya mau bertemu dengan pak Park. Beliau kemarin menghubungi saya untuk datang kemari. " kata Isah.
"Baik di tunggu sebentar ya. "
Resepsionis itu tengah menelfon atasannya terdengar ia menjawab beberapa pertanyaan yang di ajukan atasannya tersebut.
"Selamat siang ibu Karin" sapa resepsionis tersebut.
"Iya di bawah ada yang ingin bertemu dengan pak Park ibu"
"Dengan atas nama siapa kak? " tanya resepsionis tersebut.
"Aisyah Fatimah Az-zahra " kata Isah.
"Baik kak pak Park sudah menunggu di lantai dua. Nanti kakak naik lift yang sebelah kiri ya" resepsionis tersebut memberikan arahan ke Isah.
Setelah itu Isah mengucapkan terimakasih dan bergegas ke lift.
Dia masuk lift kemudian menekan angka dua.
Isah berdiri di dalam lift di sebelah kanan dekat pintu masuk.
Di lift hanya ada dia. Setelah beberpaa detik Isah sudah sampai di lantai dua.Dia segera keluar begitu pintu lift terbuka.
Dia berjalan ke arah kanan mencari ruangan pak Park.
Dia sudah berdiri di depan ruangan pak Park yang terletak empat ruangan dari pintu lift.
Segera dia ketuk pintu di depannya.
"Masuk" terdengar suara berat khas seorang laki-laki berumur sekitar lima puluhan dari dalam.
Isah menekan knop pintu dan terbukalah pintu tersebut segera dia masuk ke dalam.
"Selamat siang pak Park" Isah menyapa pria paruh baya itu sambil menganggukkan kepalanya.
"Selamat siang. Silahkan duduk" bergegas pak Park bangkit dari duduknya dan mempersilahkan Isah untuk duduk.
Isah duduk di sofa ruangan tersebut sambil meletakkan barang bawaannya.
"Begini seperti yang sudah di beritahukan sekertaris saya untuk penerbitan novelnya akan di adakan bulan depan. Apakah naskahnya sudah selesai di kerjakan? " tanya pak Park.
"Untuk naskahnya sudah selesai pak. Kemarin ada beberapa yang saya revisi dan tadi pagi sudah saya kirim melalui email ke sekertaris bapak" Isah menjelaskan.
"Ah iya nanti saya cek dulu dan nanti akan di kirim ke devisi penerbit di ruangan sebelah "
"Baik pak. Untuk covernya apa saya desain sendiri atau dari perusahaan sudah ada yang mendesainnya pak? " tanya Isah.
"Untuk desainnya dari perusahaan nanti kamu crosscheck ke bagian desain ya. Untuk kelanjutannya biar sekertaris saya yang meninjaunya dan menyampaikan kemajuan projek ini"
"Baik pak. Ah iya pak ini tadi saya masak makanan di flat saya semoga bapak suka" Isah mengansurkan rantang yang tadi ia bawa.
Pak Park menerima rantang tersebut dan membukanya.
"Bagaimana kalau kita makan bersama. Kebetulan ini sudah masuk jam istirahat " usul pak Park.
"Mohon maaf pak lain kali saja. Saya sedang ada janji dengan teman saya nanti saya usahakan untuk memberikan informasi untuk makan bersama" Isah sungguh tak enak hati dengan pak Park.
Apa lagi dia melihat binar kesedihan di mata pria paruh baya itu.
"Ya sudah tidak apa-apa. Hati-hati di perjalanan
Segera ia berpamitan dengan pak Park.
Setelah keluar dari ruangan pak Park dia berpapasan dengan sekertaris Pak Park yang bernama Karin.
Dia menyapa sekertaris tersebut kemudia ia melanjutkan perjalanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idol My Husband
Romance"Ya Allah. Jika aku jatuh cinta, biarkan aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut kepada-Mu." Kata yang selalu dia ucapakan dalam doanya. Untuk calon suaminya kelak. Namun takdir memang penuh misteri begitupun kehidupan Isah gadis asal In...