Tiga Bulan Kemudian......Awal bulan dibuka dengan cuaca yang membuat para pemilik bisnis laundry merutuki biaya listrik yang meningkat pesat karena sebagian besar pakaian dikeringkan dengan setrika uap. Seminggu pertama bulan ini, nyaris selalu hujan. Langit gelap. Dan banyak petir. Membuat siapapun urung beraktivitas di luar ruangan.
Dan di sinilah Megan dan Sukma. Di dalam sebuah rumah kecil tipe 45 yang belum terisi penuh, masih banyak space kosong. Keduanya duduk di atas kasur lipat yang terhampar di ruang tengah. Menonton serial Netflix sambil menyeruput kopi panas di cangkir masing-masing.
"Tukangnya gak dateng, hujan kayak gini gimana." Terdengar suara Sukma yang sedang berbicara dengan telepon genggam, melapor pada kakaknya.
"Aman sih, Kak. Oke kita tunggu. Beliin buat Megan juga ya, Kak." Kemudian Sukma mengunci layar ponselnya.
"Kak Raga mau ke sini ya?" tanya Megan.
"Iya," jawab Sukma. "Lo sama Kak Raga jadi dekat gini ya. Sampai Kak Raga rajin ngebantuin lo nge-desain kitchen set."
Megan setuju. "Hm. Tiap weekdays ketemu, ya deketlah. Soal kitchen set, itu Kak Raga sendiri yang semangat. Tapi jujur, bagian wastafel-nya gue ambil alih. Gue gak srek sama ketinggiannya."
Sukma mengangguk. Udah mirip calon suami istri yang lagi bangun rumah tangga aja Megan dan Kakaknya ini. Apa jangan-jangan mereka di belakang memang iya-iya?!!
"Lo suka gak sama Kakak gue?" selidik Sukma.
"Suka."
Sukma nyaris tersedak kopi. Beruntung cairan kopi itu tidak menyembur keluar dan membasahi kasur. Susah payah ditelannya kopi tersebut.
"Ya masa gue benci orang yang udah baik dan banyak nolong gue, Suk?"
Oh. Damn you Megan. Gue pikir 'suka' yang itu. Sukma mendengus kesal.
"Kayaknya lo salah tangkap maksud pertanyaan gue, Gan. Gue nanya, lo suka gak sama Kak Raga?"
Megan baru menyadari maksud temannya. "Oh.... Maksudnya suka yang itu? Suka gitu?"
"Iya. Suka yang yang pakai huruf miring, dalam tanda kutip. Lo 'suka' sama Kakak gue?"
Agak lama baru Megan menjawab pertanyaan Sukma. "Gue gak pernah mikir soal itu... tapi kalau gue telaah sekarang, kayaknya suka tapi bukan suka yang lo maksud. Kak Raga itu.... gimana ya? Kayaknya terlalu baik."
Mata Sukma membulat lebar. "Lo suka cowok jahat gitu?"
Megan terbahak pelan. Iya, Suk. Sepertinya gue suka sama cowok jahat. Tapi bukan itu maksud gue soal Kakak lo.
........
Berpikir tentang Raga, membuat ingatan Megan melayang ke belakang. Satu sore tiga bulan sebelumnya, ketika penghuni Uniqueffect Studio sedang banyak waktu luang setelah puas belanja bahan. Canya dan Deka punya ide untuk melakukan foto bareng di studio mereka sendiri. Berbekal pakaian yang Megan bawa atas titah Canya, Megan mengganti pakaian terbaiknya. Yang kala itu langsung membuat Deka histeris lebay. Pasalnya, pakaian terbaik menurut Megan adalah seragam karate miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Not So Perfect Crush
ChickLit[TAMAT] [ROMCOM] [CHICKLIT] Megan punya ribuan alasan untuk membenci sekaligus menyukai Gilang, mantan gebetan juga mantan calon imam idaman. Dan ribuan makian yang siap ia lontarkan. Sayangnya mereka tetanggaan. Bagi Megan yang masa depannya tidak...