22. Perubahan Jungkookie

2.4K 274 5
                                    

Jungkook masuk sekolah setelah empat hari lamanya pergi dari rumah dan membolos sekolah. Taehyung berlari kesetanan menuju kelas 10 MIPA 1. Dia harus bertemu Jungkook dan menjelaskan kesalahpaham adiknya.

Hari itu Taehyung membicarakan masalah mama dan ibu pada ayah. Meski sempat merasa goyah karena khawatir dengan kondisi ibu, tapi Taehyung sadar mama tidak pantas menjadi opsi. Mama seseorang yang menyayanginya sama besar seperti ayah. Mama terlalu berharga untuk diduakan.

Mama menghubunginya tepat setelah pertandingan terakhir usai dimana timnya kalah. Mama yang niatnya emtah membicarakan apa justru menghiburnya meski akhirnya Taehyung menyadari suara mama berbeda. Saat ia menanyakannya, mama malah mengatakan bahwa Taehyung harus baik-baik saja dan menjadi anak yang kuat lalu mematikan telepon sepihak. Tak berselang lama, berganti ayah yang menelponnya. Bilang jika ia sudah mantap akan kembali dengan ibu.

Taehyung marah tentu saja, meminta ayah untuk pulang dan mereka membicarakannya di rumah. Taehyung tidak terima dengan keputusan ayah. Bukankah ibu mau menikah dengan ayah lagi hanya karena alasan ingin merawatnya? menurut Taehyung hal itu bisa dilakukan tanpa kembali menjalin hubungan dengan ayah. Cukup menemui Taehyung dan memberikan afeksi sebagaimana mestinya seorang ibu. Karena ayah tidak menjawab protesnya, Taehyung yang emosi akhirnya berkata bahwa ceraikan saja mama dengan maksud mama tidak boleh menjadi pilihan karena mama pantas menjadi satu-satunya.

Saat ia keluar ruangan justru menemui bibi yang turun dari lantai atas dan menangis berkata bahwa baju-baju Jungkook sudah berkurang banyak. Saat mereka keluar rumah menemukan pak satpam yang baru saja kembali setelah berlari mengejar mobil yang ditumpangi Jungkook. Pak satpam bilang dia terlalu panik sampai tidak berpikir untuk mengendarai motor.

Jungkook dan mama sama-sama hilang kontak sejak hari itu, nomor keduanya tidak bisa dihubungi. sosial media Jungkook juga tidak ada tanda-tanda kegiatan terbaru. Mereka menghilang begitu saja.

Tadi pagi Mingyu memberinya chat bahwa Jungkook sudah kembali masuk, Taehyung yang akan ke kelas Jungkook dicegat Jimin mengingat mereka sama-sama sedang ada pelajaran.

Saat bel istirahat berbunyi dan kelas usai, Taehyung berlari keluar kelas menuju kelas adiknya. Dia sangat rindu dengan kelinci manisnya.

"Kak stop stop!" Mingyu berseru panik di depan pintu, saat melihat Taehyung berlari ke arahnya.

"Jungkook mana?!"

Melihat sekitar, beberapa anak tengah memperhatikan mereka. Mingyu menarik Taehyung menjauh, bersama dengan Jimin yang baru saja sampai setelah mengejar Taehyung tadi.

"Jungkook bolos dari mapel kedua kak, ini gue baru mau nyari."

Mereka memutuskan untuk berpencar mencari dimana Jungkook berada.

Gosip tentang Jungkook yang tidak masuk sekolah tersebar luas, awalnya mereka pikir karena anak itu sakit setelah terakhir kali masuk pingsan dan dipulangkan. Tapi entah bagaimana gosip Taehyung dan Jungkook berselisih bisa tersebar luas.

Mingyu yakin spekulasi orang-orang akan kabar itu akan terbukti karena melihat bagaimana paniknya Taehyung mencari Jungkook tadi. Taehyung sedikit ceroboh.

'Jung, dengerin kakak lo dulu ya.'

●●●

Semilir angin menerpa wajah Jungkook, membuat rambutnya sedikit berantakan. Ia sedang berada di rooftop sekolah, jemarinya mengapit sebatang rokok yang menyala. Sebagai pemula, Jungkook tidak terlalu pro dalam merokok.

Jungkook berdiri membelakangi pembatas, matanya menyipit saat melihat siluet seseorang dari arah timur rooftop. Dia baru menyadari ada seseorang disana yang juga sepertinya tengah memperhatikannya. Karena melawan arah cahaya matahari, Jungkook jadi tidak bisa melihat siapa yang ada disana. Yang terlihat hanya orang itu tengah berjalan ke arahnya.

Hingga saat langkah orang itu mulai dekat, Jungkook tahu siapa dia. Kang Daniel, kapten tim basket. Menyesap rokoknya santai, Jungkook membiarkan Daniel menghampiri dan berdiri di sebelahnya. Di jemari anak itu juga terselip sebatang rokok yang menyala. Mereka berdiri dengan arah pandang berlawanan.

"Bolos?" Daniel bertanya, pandangannya menyusuri bagian belakang sekolahnya di bawah sana.

"Iya." Jawab Jungkook singkat.

Daniel sudah mendengar desas-desus tentang Taehyung dan Jungkook. Meski baru pernah berbicara dengan Jungkook sekali, tapi Daniel percaya pada teman-temannya yang bilang bahwa Jungkook anak yang manis. Melihat cara Jungkook merokok, Daniel tau Jungkook pasti masih baru.

"Kalo Taehyung tau lo ngerokok, ditabok lo kook."

Mengedikkan bahu acuh, Jungkook menyesap rokoknya lalu menghembuskan asapnya ke udara. "Biarin," jawabnya acuh.

Mungkin benar, hubungan kakak adik ini sedang tidak baik. Daniel membuang putung rokoknya yang sudah tinggal sedikit, menginjaknya hingga mati. Dia bukan murid yang disiplin seperti Taehyung, Daniel juga sering curi waktu untuk membolos mengistirahatkan diri dari penatnya pelajaran. Karena saat di rumah, Daniel akan menemui neraka dimana keluarganya sudah berada diambang kehancuran.

Pintu rooftop dibuka paksa, Mingyu, Jimin, dan Taehyung masuk dan berjalan cepat ke arah dimana Jungkook dan Daniel berdiri. Diposisinya, Jungkook berdiri kaku. Dia belum siap bertemu Taehyung. Hingga saat si kakak tepat berdiri di depannya dengan jarak beberapa senti, Jungkook masih terdiam. Taehyung mengambil puntung rokok dari sela jari Jungkook, membuang tepat di bawah mereka lalu ia injak hingga mati.

Berusaha kembali merebut kesadarannya, Jungkook melepas cengkraman tangan si kakak dan berjalan melewatinya tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Kook! kita ngomong dulu." Mata Taehyung memerah, suaranya serak.

Jungkook berhenti tepat di sebelah Mingyu yang sedari tadi hanya melihat. Tangannya menggapai tangan Mingyu dan ia seret untuk berjalan mengikutinya.

"Nanti." Balas Jungkook dingin.

Kedua pemuda itu berjalan menjauh dan turun dari rooftop sekolah. Jimin mencegah Taehyung yang hendak mengejar. Untuk saat ini, membiarkan Jungkook menenangkan diri mungkin lebih baik. Mengingat Jungkook tadi berkata nanti yang artinya ia mau untuk berbicara.

Taehyung terduduk di lantai semen, tubuhnya ia sandarkan di pembatas. Tangisnya pecah dipelukan Jimin, membiarkan dirinya terlihat lemah sekarang.

Daniel menjauh dari sana, membiarkan dua sahabat itu saling dikuatkan dan menguatkan. Dia yang memberi tahu Taehyung via whatsapp tentang Jungkook yang  merokok di rooftop, sebelum dia menghampiri Jungkook tadi.

Langkah Daniel terhenti di tengah tangga, pandangannya tertuju ke bawah tangga. Disana Mingyu menarik Jungkook dan membawa anak itu kepelukan. Tidak lama tangis Jungkook terdengar pilu. Daniel memutuskan untuk duduk, memandang ke arah langit yang sudah mulai mendung.

'Laki-laki boleh menangis juga kan?'

Sepertinya hari ini hari yang berat untuk mereka semua, Daniel tersenyum. Berharap apapun masalah yang dihadapi kakak dan adik ini cepat selesai.

●●●

Semangat nonton musternya😂🖤

Dek Jungkook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang