29. Kekhawatiran Adek

2.4K 231 8
                                    

Jungkook masih ingat sekali kehidupannya 9 tahun ke belakang setelah papa meninggal. Mama pernah depresi berat hingga berbulan-bulan sepeninggal papa, mama pernah dipecat dari perusahaannya bekerja, dan mereka pernah kesulitan untuk sekedar membayar biaya spp sekolah SD Jungkook.

Rasa sulit dan keputusasaan yang selalu mama berusaha hilangkan, mama tidak pernah berhenti merangkulnya. Sampai dimana kehidupan mereka kembali normal dimulai dari Jungkook akhir SD. Jungkook bisa membeli makanan apapun semaunya, Jungkook tidak lagi kesepian di rumah karena mama yang kembali mempekerjakan asisten rumah tangga.

Setelah kehadiran ayah dan Taehyung, Jungkook merasakan kebahagiaan lain terpancar dalam diri mama. Senyum yang selalu mengembang cantik karena ayah, Jungkook sangat suka itu.

Jungkook pikir itu sudah cukup untuk membuat harinya menjadi hal yang biasa setelah kehamilan mama. Nyatanya, dia merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya. Jungkook tidak mengerti, hanya saja dia tidak bahagia.

Mereka sudah tinggal kembali di rumah ayah, mama juga sudah kembali bekerja di kantor ayah. Meski sudah dilarang, mama tetap kekeh ingin bekerja selama ia mampu. Ayah selalu menjadi ayah yang siaga, menuruti apapun kemauan mama. Begitupun Taehyung yang terlihat sangat senang.

"Mama mau apa?"

Pertanyaan itu, pertanyaan yang sering Jungkook dengar akhir-akhir ini dari si kakak untuk mama. Dengan senyum kotak dan mata berbinar, Taehyung akan melakukan apapun untuk mama.

Hanya dia yang menghindar dan lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah selama dua minggu ini. Mencari alibi seperti belajar untuk persiapan ulangan akhir semester yang sebentar lagi akan dilaksanakan.

Seperti sekarang, Jungkook terdiam di meja pojok kafe. Sedari tadi ia hanya mendengarkan musik dari earphone dan menyesap cokelat panasnya. Taehyung sudah pasti sedang menunggu mama pulang di rumah. Jungkook bahkan lupa kapan terakhir Taehyung memperhatikannya.

"Jungkookie."

Jungkook menoleh, mata bulatnya memandang polos Yoongi yang duduk tepat di depannya. Pemuda itu menenteng laptop yang sekarang sudah diletakkan di atas meja.

"Nugas disini, gapapa ya?"

Yoongi hanya mendapat balasan satu anggukan dari yang termuda. Matanya melirik pada Jungkook yang masih mengenakan seragam lengkap, wajahnya terlihat mendung seperti langit sore ini.

"Kenapa ngga ke kafe gue? padahal kafe ini lebih jauh dari sekolah lo." Tanya Yoongi.

"Tadi abis muter-muter terus asal masuk kafe. Kakak sendiri kenapa malah ke kafe orang?"

Yoongi menyesap americanonya, lalu jarinya kembali mengetik dengan cepat pada keyboard di depannya.  "Nyari suasana baru. Bosen kafe sendiri." Jawabnya singkat.

Rasanya Jungkook tidak habis pikir, bagaimana bisa Yoongi mengatakan dengan jujur bahwa ia bosan di kafe miliknya sendiri. Biasanya kan orang akan membanggakan kepunyaannya.

"Kookie."

"Ya?"

Jungkook menoleh pada Yoongi yang masih sibuk mengetik, kalau dilihat dari dekat akan terlihat jelas kulit putih bersih pemuda yang lebih pendek darinya ini.

"Taehyung kangen lo."

Menyernyit bingung, Jungkook baru akan menanyakan maksud perkataan Yoongi saat pemuda itu lebih dulu melanjutkan perkataannya.

"Baru banget tadi sebelum gue kesini, gue ketemu dia sama yang lain. Dia bilang lo ngehindarin dia terus."

'Loh bukannya kak Tae langsung balik ke rumah?'

Dek Jungkook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang