13. Teman

2.3K 298 8
                                    

Talking to the moon

Trying to get to you

In hopes you're on the other side talking to me, too

Or am I a fool who sits alone talking to the moon?

Jungkook membuka kelopak matanya perlahan, melihat langsung pada bulan purnama yang terlihat cantik. Dia sedang berbaring di lapangan sekarang, ada Jinan juga yang ikut berbaring di sebelahnya.

Sudah lebih dari lima menit, yang lain belum juga kembali ke taman belakang. Lagu yang terputar dari ponsel Jimin entah mengapa membuat suasana jadi sedikit berbeda. Jimin meletakkan ponselnya tepat diantara bola-bola yang sudah di kumpulkan di samping lapangan.

"Kook"

Jungkook berdehem sebagai balasan, tidak ada rasa canggung sedikitpun meski cara memanggil Jinan tidak seperti biasanya. Kali ini mungkin benar apa yang dikatakan kakaknya, Jinan sedang serius.

"Gue mau cerita, dengerin."

"hm"

Jinan memutar langkahnya meninggalkan kantin yang ramai, dia sangat lapar sekarang. Tapi kantin sedang penuh-penuhnya. Salahkan si kakak, Park Jimin yang membuatnya tidak jadi sarapan tadi pagi.

Melangkah tanpa tujuan, Jinan berhenti tepat di depan pintu lapangan indoor yang terbuka. Matanya terpaku pada seorang anak laki-laki yang tengah menghadang lalu menangkap dan memukulnya dalam persekian detik. Umpannya masih sedikit terlalu tinggi sehingga tidak tertangkap, tapi Jinan melihat hal itu sangat indah. Dia tau eskul apa yang akan dia ikuti.

Sejak hari itu, selama 3 hari full Jinan jadi rajin berlatih bermain Voli bersama Taehyung yang juga anggota club voli di SMP yang berbeda dengannya. Jinan mengikuti seleksi tepat dihari terakhir pendaftaran, dan dia diterima.

Satu eskul bersama seseorang yang dikaguminya disaat pertama bertemu, Jinan tentu senang. Apalagi saat tau anak itu ternyata anak baru dan seangkatan dengannya, Jeon Jungkook. Dibanding Jinan yang mudah akrab bahkan dengan senior, Jungkook terlihat kesusahan bersosialisasi. Syukurnya, ada Yugyeom yang seringkali bersama Jungkook dan membawanya berbaur dengan yang lain.

Hari itu, hari dimana Jinan untuk pertama kalinya berusaha mendekati Jungkook, menjadi hari dimana langkahnya dia ambil. Caranya salah, Jungkook marah besar karena kunci lokernya Jinan sengaja sembunyikan, dia jadi tidak bisa menghubungi ibunya untuk dijemput. Sejak saat itu, Jungkook mengibarkan bendera perang pada Jinan.

Bukannya berhenti, Jinan seolah memanfaatkan hal itu untuk terus diingat si anak laki-laki introvert bergigi kelinci itu. Jinan suka dia bisa diingat, meski dengan cara yang menyebalkan. Jinan selalu menjahili Jungkook, memancing emosi dan menantang banyak hal pada teman sebayanya itu. Hingga diakhir kelas satu Jungkook terpilih menjadi tim inti, selangkah lebih maju dari Jinan.

Banyak yang bilang jika Jinan marah akan hal itu, itu kenapa dia jadi lebih sering usil pada Jungkook. Jinan membiarkan imagenya dipandang sedikit buruk. Kenyataannya, dia justru senang melihat rivalnya bisa menjadi anggota inti, bisa menjadi seseorang yang bersinar di lapangan.

Jinan seringkali memberi dukungan tanpa Jungkook tau, seperti membelikan minuman dan snack yang ia titipkan pada Yugyeom. Mengatasnamakan pemberian dari fans.

Hanya satu yang membuatnya berhenti, hari kelulusan.

Sampai akhirpun, Jungkook tetap menjadi seseorang yang Jinan kagumi. Bahkan saat rasa iri menghampirinya, kabar tentang Taehyung yang akan menjadi saudara Jungkook.

Jinan memberikan seluruh informasi yang dia tau tentang Jungkook pada Taehyung. Ada sedikit kerinduan saat dia lebih memilih SMA yang berbeda dengan rivalnya itu.

"Lo... gila ya?" Jungkook tidak tau bagaimana bisa hal seperti ini terjadi pada permusuhannya dengan Jinan.

Jinan tertawa, menutup mata saat semilir angin menerpa wajahnya. "Maafin gue ya, kadang keterlaluan jailin lo."

"Ji, gue yang harusnya minta maaf. Gue selalu salah sangka sama lo. Bahkan sampai detik dimana tadi lo belum cerita."

Jungkook berbaring menyamping, membelakangi Jinan. Dia jadi canggung sendiri, suasana mereka jadi seperti pasangan yang sedang menyatakan perasaan. Jungkook memukul kepalanya sendiri, mana ada hal seperti itu.

"Noella juga minta tolong sama gue buat deketin lo sama dia."

Jungkook bangun dari tidurnya, mengusak poninya yang sudah pendek setelah dipotong beberapa hari lalu. Demi apapun dia malas membahas soal percintaan.

Tidak ada jawaban, Jinan hampir bertanya kenapa tapi dia mengingat sesuatu. Yang seperti ini, Justru Jungkook sekali. "Haha gue tau kok, lo ga tertarik sama dia. Makanya gue bilang supaya dia berusaha sendiri."

"Kenapa Noella bisa tau lo kenal gue."

"Lo sama gue dari SMP yang sama."

'Oh iya juga sih'

Hening. Baik Jungkook maupun Jinan menikmati semilir angin malam yang sudah terasa dingin. Entah sudah jam berapa sekarang, sebelas lebih mungkin.

"Jung."

"hm?"

"Gitar dari gue jaga ya."

Jungkook tidak mengerti, gitar? "Hah? lo mau ngasih gue gitar?"

"Ngga, udah. Lo ambil di kamar kak Taehyung ntar. Gua malu ngasihnya."

"Cupu." balas Jungkook cepat.

Jinan terkekeh, pemuda bermata sipit itu bangun. Setelah berdiri, tangannya terulur tepat diatas badan Jungkook. Tanpa ragu, Jungkook menerima uluran tangan Jinan. Hingga saat keduanya sudah pada posisi sejajar, mereka bersalaman untuk pertama kalinya.

"Kita temen kan?" tanya Jinan dengan senyum yang membuat matanya hilang karena matanya sipit, persis seperti Jimin.

"Ya, temen."

Untuk pertama kalinya keduanya tertawa bersama.

●●●

"Gila Jinan niat bener ngasih gitar buat Jungkook." Taehyung meneliti gitar yang ia pangku, gitar milik Jungkook dari Jinan.

"Gua aja heran sejak kapan adek gua ngefans sama orang segitunya."

Gelak tawa mengisi kamar Taehyung, ketiganya tentu sudah tau bagaimana sikap Jinan selama ini apalagi Jimin sebagai kakak. Tapi benar-benar tidak disangka Jinan bisa mengagumi orang.

Namjoon mengintip dari celah jendela kamar Taehyung, hanya sedikit terlihat area lapangannya. Tapi untungnya Jungkook dan Jinan masih kelihatan dari posisinya.

"Lagi salaman mereka, udah kelar kayanya."

Jimin mengambil kunci mobilnya dari atas meja belajar Taehyung. "Ayo kak" ajaknya pada Namjoon yang tengah memakai sepatu.

Sesuai rencana Jinan, mereka akan pulang tepat disaat Jinan dan Jungkook selesai bicara.

"Pokoknya jangan sampe Jungkook liat gitarnya pas gue masih disana! malu anjir." Begitu katanya beberapa waktu lalu.

Yah, Jinan dan sikap tsunderenya. Jujur saja Taehyung merasa satu langkah tertinggal di belakang Jinan.

'Wah gue beliin apa ya buat Jungkook'

●●●


Makasih yang udah baca dan vote🙆🏻‍♀️🖤

Dek Jungkook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang