Demi apapun Jungkook ingin pergi dari koridor sekarang juga, tapi banyaknya siswi yang berkerumun membuatnya kesulitan mencari celah. Gadis di depannya menjadi penyebab, menembaknya dengan berteriak lantang membuat seluruh perhatian tertuju pada mereka dan banyak yang mendekat saat salah satu siswi yang Jungkook sangat kenal itu tiba-tiba berjongkok di depannya.
"JEON JUNGKOOK MANISKU, AYO DONG GUE CAPE NIH JONGKOK MASA MASIH GAMAU JADI PACAR GUE."
Jungkook sebal, sumpah. "Berdiri." Gelengan ia dapat, membuat emosinya memuncak seketika. "oke." Setelahnya dia berjalan, berharap orang yang dilewatinya akan membuka jalan. Untungnya mereka memang memberinya jalan, membiarkan Jeon Jungkook yang terkenal kalem itu menampakkan wajah marah.
"IIIIHH JUNGKOOK!" Sayangnya, Noella tidak peduli. Gadis blasteran itu tertawa kecil, jarang-jarang melihat Jungkook marah.
Sudah dari awal masuk SMA ia menyukai Jeon Jungkook, tapi baru beberapa hari ini tekadnya mendekati Jungkook tercipta. Mengganggu Jungkook bukan hal yang sulit pada awalnya, karena sejak saat ini Noella rasa Jungkook akan ilfeel padanya.
"Hihi lo harus suka gue."
Mendengar itu, Mingyu bergidig ngeri. Dia sedari tadi disana melihat bagaimana si bendahara gila kelasnya membuat keributan. Niatnya ingin berbicara dengan Noella ia urungkan, lebih memilih mengejar kelinci kesayangannya. Dan minggu ini dapat mingyu pastikan Jungkook akan menjadi topik hangat untuk kedua kalinya, setelah masalah Taehyung kemarin.
Mingyu baru ingin menepuk pundak sahabatnya sebelum Noella menabraknya dari belakang, berjalan congkak dan menggandeng Jungkook dengan beraninya. Mingyu rasa Noella ketempelan tante k di pohon bringin parkiran, gadis itu memang bertindak terang-terangan beberapa hari ini. Tapi tidak semenggelikan sekarang.
"Lepas."
Noella masih mempertahankan tangannya, tersenyum manis pada laki-laki disebelahnya.
"Lepas." Dingin. Mingyu menatap Jungkook dari belakang, ia tidak pernah mendengar suara Jungkook sedatar dan sedingin ini.
"Ng--"
Mingyu tergugu, tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Jungkook menghempas tangan Noella dengan keras, atau bisa dibilang terlalu keras hingga gadis itu hampir jatuh. Kedua orang didepannya masih saling tatap, sampai si laki-laki pergi dari sana dengan amarah yang jelas terlihat.
Baru saja Mingyu ingin menanyakan apakah Noella baik-baik saja, gadis itu justru sudah tersenyum. Menatap punggung Jungkook yang sudah menjauh.
"Jungkook galaknya keluar juga, gemes."
'Sinting'
●●●
"Udah denger lo?"
Taehyung menggeplak kepala Jimin dengan tangan lebarnya, bagaimana bisa potongan sosis terakhirnya disambar tiba-tiba dan dilahap habis.
"Hahaha bangke sakit anj."
Mendengus sebal Taehyung mengendikan bahu acuh, meski setelahnya ia tetap menjawab "Iya." Kabar Jungkook yang ditembak cewek agresif beredar luas sejak pagi tadi saat pelajaran. Agak tidak percaya pada bagian Jungkook menghempas tangan cewek itu dengan kasar.
"Lo percaya ga sih adek gua bisa kasar?"
"Percaya sih, soalnya gua liat."
Taehyung menatap horor pada Jimin, tangannya baru akan beraksi tetapi dengan gesit Jimin menghindar. "Kan tadi kita ngga duduk bareng, ngga bisa ngasih tau lah gua."
Helaan nafas malas Taehyung berikan, kembali pada posisinya duduk tenang. Sebentar lagi dia harus menemui seseorang, sebelum bel masuk berbunyi. Hingga getar ponselnya membawanya berdiri dan pergi meninggalkan Jimin yang meneriaki namanya.
Belakang gedung lab, tepat di taman belakang. Taehyung menatap datar seseorang yang tengah menunggunya. Langkahnya cukup tenang, tapi aura laki-laki berusia 17 tahun itu tidak bersahabat sama sekali.
"Apa?" pojoknya cepat, seolah tidak ingin membuang waktunya berbicara dengan lawan bicaranya saat ini.
Ada senyum kecil yang dipaksakan disana, meski getaran di kakinya tidak bisa berbohong. Taehyung benar-benar terlihat galak sekarang. "Kak, gue mau minta maaf perkataan gue yang kurang ajar. Gue juga minta maaf chat gue yang bikin lo tambah marah. Gue chat gitu biar lo mau ketemu gue kak. Maafin gue, gue ga bakal ngungkit lo yang udah giniin gue."
Andai ada pilar, tembok, atau apapun itu. Yungji ingin berpegangan sekarang juga. Manik Taehyung yang menatapnya tajam, serta smirk yang ia berikan cukup membuat Yungji ketakutan. Taehyung lebih dari sekedar galak.
"Menghina tanpa lo tau gimana kebenarannya, lo lebih buruk dari mereka yang lo anggap buruk." ada jeda disana, Taehyung berbalik berniat pergi segera. Setidaknya Yungji sudah berniat meminta maaf.
"Gua terima permintaan maafnya, dan uang ganti berobat lo ada di loker." lanjutnya cuek.
Bagi Taehyung, perminta maafan Yungji sudsh lebih dari cukup. Dia tidak ingin menebak untuk apa Yungji meminta maaf, karena malu, karena takut atau karena menyesali perbuatannya. Tapi, dalam hatinya ia berharap yang ketiga menjadi alasannya.
Pekerjaannya bertambah satu sekarang, mengawasi si gadis blasteran yang Taehyung kenal itu. Adik kelasnya dulu saat SMP dan juga mantan dari adik Jimin, Park Jinan.
"Bisa-bisanya noe."
●●●
KAMU SEDANG MEMBACA
Dek Jungkook ✔
FanfictieBagaimana jadinya jika si anak tunggal Jeon Jungkook dan Kim Taehyung dipertemukan sebagai saudara? Meski tidak sempurna, Taehyung tetap kakak yang Jungkook inginkan. Keduanya berusaha saling menyatu dalam ikatan persaudaraan, tidak terlalu sulit t...