Bab 11: Tanda di Leher

20.6K 2K 132
                                    

"Kita telah terikat"

Warning: nsfw / explisit / masturbasi / bed scene

Lewati saja jika tak nyaman oleh muatan konten yang ada di bab ini.


Seminggu lagi heat Renjun akan datang dan bakal jadi heat paling sulit karena telah bertemu sang mate. Siksaan gairah itu bakal dua kali lipat seperti yang pernah dijelaskan gurunya ketika SMA. Renjun sudah mengalami sebelumnya ketika pertama kali bertemu Haechan, menyebabkan heat dadakan tersebut berlangsung lebih lama. Ia belum bisa membayangkan semengerikan apa heat kedua ini menyapa. Haechan juga sudah tahu dan dirinya juga ikut gugup, pengalaman pertama berhadapan dengan omega heat, bahkan ibunya sendiri tak pernah.

Tak terduga, heat itu datang lebih cepat dari yang diperkirakan.

Renjun terbangun pukul enam pagi karena panas di seluruh tubuh, tak lama kemudian gelombang gairah menyusul. Ia mengerang sambil memeluk selimut, bergerak gelisah ketika merasa bagian bawah butuh dibebaskan. Keringat membasahi piyama, membuat tak nyaman untuk dipakai. Karena heat datang tiba-tiba, Renjun tak sempat minum suppressant dan jadilah dia kacau pagi ini.

Telanjang sudah tubuhnya karena tak tahan atas reaksi panas itu. Renjun menungging, memasukkan dua jari untuk menenangkan perasaan tak nyaman yang muncul. Feromonnya memenuhi satu ruangan, begitu pun dengan desahan yang tak ada habisnya. Dan hanya satu nama yang sedaritadi ia sebut ketika sibuk menjemput klimaks, Lee Haechan.

Membayangkan alpha itu memanjakannya sudah sangat menggoda di bayangan Renjun, bagaimana jika kejadian? Akan senikmat apa jari-jari itu menyentuh tiap inci tubuhnya, atau bibir yang sibuk mengecup bagian sensitif hingga Renjun merasa berada di atas awan. Berkat bayangan itu, jari-jarinya bergerak cepat untuk memenuhi puncak kenikmatan.

"Ah... ah... HAECHAN!" teriaknya tanpa sadar. Renjun langsung jatuh lemas, jantungnya memompa tak nyaman. Dan ketika sadar, ia merasa malu menjadikan alpha itu sebagai objek seksualnya. Mau ditaruh dimana wajah ini ketika berhadapan dengan Haechan nantinya.

Renjun kembali melihat miliknya yang masih berdiri tegak, mengerang kesal karena belum tuntas dipuaskan. Gila, dia butuh Lee Haechan sekarang!

/././.

Si alpha di kamarnya sejak awal merasa agak tak nyaman. Ia bahkan bangun lebih cepat pagi itu padahal tak ada keperluan. Haechan hanya merasa terganggu pada sesuatu yang tak tahu apa sebabnya. Dan ketika ia baru saja selesai mandi untuk menyegarkan isi kepala, panggilan dari Renjun membuat Haechan tahu alasan kenapa hari ini terasa aneh.

"Haechan... uhh... aku... heat."

Suara Renjun sangat berhasil membangkitkan titik paling sensitif Haechan. Dan tanpa berpikir jangka panjang, ia mengambil kunci entah kendaraan apa di laci nakas dan lari ke garasi tanpa pamit ke siapa pun. Renjun lebih penting sekarang.

Dengan motor menuju flat Renjun terasa lebih cepat dari perjalanan normal, Haechan berasa membelah jalan diperjalanannya. Ia juga memarkir motor sembarangan dan berlari masuk menuju lantai tiga, pagi yang sangat kacau. Dengan nafas yang berderu kacau, Haechan telah berada di depan pintu kamar sewa sang kekasih. Karena flat ini dikhususkan oleh omega dan beta, feromon heat tak akan menyebar parah walau masih tercium samar seperti yang hidung Haechan rasakan. Tapi mau bagaimana pun sedikitnya tetap berhasil memancing rasa gila di otak alpha itu.

"Renjun..." bisiknya sembari mengetuk pintu untuk terbuka. Memang pada dasarnya terikat, tanpa harus berteriak atau memanggil nama, Renjun membuka pintu untuk Haechan yang berusaha menahan kewarasannya tetap ada.

Viridity - HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang