Bab 25: Cinta Gila

8.7K 1.1K 199
                                    

"Apa yang ingin kau korbankan pada yang tersayang?"


Semua jika berkaitan dengan cinta akan menjadi orang paling bodoh di dunia. Tidak usah jauh-jauh, contoh paling dekat tentu Lucas dan Minhyung.

Setelah mereka naik kelas dua dan kegiatan ilegal klub tinju masih berjalan aman, Haechan mendapat pernyataan yang membuatnya tersedak bir. Hari minggu pagi, di lapangan kosong, Lucas dan Haechan sedang menikmati kaleng bir masing-masing, bercerita ngalur-ngidul yang tidak mudah dipahami. Hingga pernyataan itu keluar sangat mudah di bibir Lucas, menghancurkan suasana dan merubahnya menjadi buruk.

"Lee Minhyung itu masih sepupumu, kan?"

"Sayangnya, iya."

"Aku suka dia."

Haechan harus terbatuk dulu sebelum berteriak marah pada omongan sembarangan Lucas. "Dasar gila!"

Lucas tertawa, kembali meneguk birnya sebagai usaha menambah keberanian untuk mengungkapkan hal tabu ini ke Haechan. Mereka adalah sahabat, tidak enak rasanya menyembunyikan sesuatu yang penting walau berakhir kontra. "Saking gilanya, kami berdua sudah pacaran."

Kerah Lucas ditarik hingga tercekik, mata Haechan melotot marah, seperti siap menonjoknya kapan saja. "Bilang kau cuma bercanda!"

Wajah sedih lelaki itu nampak sangat jelas, sayu dan tak bertenaga. Ia menggeleng dengan senyum pedih. "Hubungan kami tidak bercanda. Aku mencintai Minhyung, Haechan. Mencintai seorang alpha."

Jari-jari yang mengerat perlahan-lahan melemah, membuat Lucas kembali terjatuh ke tanah. Haechan yang berdiri, mendadak lemas sampai kedua lutut bertemu tanah. Kenyataan ini masih tidak bisa dicerna oleh akal sehat, pertama kali dalam hidupnya mendengar ada alpha pria yang jatuh cinta dengan sesama alpha pria. Mustahil sekali terjadi.

Tapi sebelum memikirkan hal tersebut, ia teringat ada bahaya yang lebih parah mengintai dari sekadar hubungan alpha dan alpha ini. Orang tua Minhyung.

"Lucas... resiko berkencan dengan Minhyung luar biasa besar."

Lucas membuang muka, menolak menerima tatapan nanar dari Haechan yang terkesan mengasihaninya. Ia tidak suka dikasihani, hidupnya sudah cukup menyebalkan, menyinggung perasaan saja. Tapi Haechan benar, resiko menjadi egois dalam hubungan ini sangat besar. Mau bagaimana lagi, ia sudah jatuh hingga tak tertolong. "Aku tahu."

Hari itu Haechan harap Lucas memang tahu sebesar apa resiko yang ditanggung dan punya rencana terbaik. Ia percaya Minhyung dan Lucas bukan orang bodoh. Jika mereka setuju menjadi pasangan pasti sudah dipikirkan matang-matang bagaimana menghadapi pandangan orang atau keluarga. Walau sebenarnya tidak ada jalan lain kecuali berakhir.

Tapi kembali ke kalimat paling awal, semua akan jadi bodoh jika berhubungan dengan cinta.

Libur musim panas, di kamarnya yang dingin, Haechan harus terkejut dengan dering telepon pukul dua pagi. Mata yang masih berat berusaha membaca siapa orang yang mengganggu tidurnya. Dari Minhyung, ada apa ini?

"Haechan... tolong... Lucas... ditusuk... kritis di rumah sakit."

Dalam milidetik Haechan bangun tak peduli kepalanya sakit. Suara serak Minhyung penuh kepanikan ikut menular padanya. Tidak peduli masih jam tidur, ia berlari keluar, mengambil kunci motor dan melesat ke rumah sakit. Jantungnya tidak berhenti berdebar keras, ketakutan mendominasi membuat laju motor tak terkontrol. Lucas sahabatnya ditusuk, oleh siapa?

Membuat keributan di rumah sakit, langkah lari Haechan melesat tanpa takut mengganggu pasien lain. Di ujung sana, Minhyung berdiri tegak di depan pintu ruang operasi, menatap nanar dengan mata yang jelas sudah basah. Haechan saja terguncang, apalagi Minhyung sebagai kekasih Lucas.

Viridity - HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang