Bab 17: Kesalahan Baru

9.5K 1.3K 131
                                    

"Di mana arah pandangmu sekarang, tampan?"


Sabtu malam telah datang, malam yang di nanti tanpa bisa Renjun sembunyikan rasa tak sabarnya. Walau sering bersama, sabtu malam bersama Lee Haechan selalu terasa berbeda. Lelaki alpha itu punya banyak stok tempat ajaib yang tak pernah Renjun datangi atau ketahui, memberikan nuansa baru di setiap kenangan yang mereka buat. Tapi khusus malam ini, Renjun  ingin memberikan Haechan kejutkan pada suatu tempat yang semoga lelaki itu tak tahu.

Ketika dirinya sedang bosan karena tak ada teman main, Renjun sibuk membongkar internet tanpa tujuan yang jelas. Awalnya menonton serial di layanan streaming, akhirnya bosan hingga berselancar di satu web ke web lain yang kebanyakan terkait tentang travelling. Dalam posisi rebahan, jempol lelaki itu terhenti di satu halaman yang jelas sangat menarik untuk dirinya.

Desa Kucing nama tempatnya, walau dari foto-foto yang tersebar cuma rumah besar dengan halaman luas yang menjadi tempat main para kucing. Awalnya tempat itu dijadikan penampungan kucing-kucing liar atau orang-orang yang tak sanggup mengurus kucingnya lagi. Makin hari makin banyak dengan berbagai jenis kucing, donator pun berdatangan sekadar memberi uang, perlengkapan, atau pakan kucing. Di rumah tersebut juga ada kafe, pengunjung bisa mampir menikmati makanan dan minuman sambil bermain kucing yang berkeliaran. Ini lah yang Renjun sebut surga dunia.

Itu lah alasan mengapa Renjun sangat excited pada kencan mereka malam ini, tak sabar mengenalkan Haechan pada gumpalan berbulu yang dicintainya setengah mati. Karena tak ingin malam ini berubah sia-sia, hari sebelumnya Renjun kembali mengingatkan jika besok mereka bakal kencan. Paginya pun berulang kali ia meminta keyakinan jika Haechan bisa datang yang ditanggapi dengan godaan.

"Iya, aku akan datang manis! Begitu rindunya kah dirimu pada kehadiranku?"

Renjun menggigit bibir, tersipu malu karena terlihat sangat tak sabar menghabiskan waktu bersama Haechan. "Aku akan menunggumu di sana, nanti kukirimkan alamatnya."

"Kenapa tak mau dijemput?"

"Aku ingin bermain lebih lama dengan kucing-kucing itu sambil menunggumu."

"Sebenarnya aku punya kekhawatiran jika datang ke sana."

Diseberang telepon Haechan berucap serius, membuat Renjun tanpa sadar menelan ludah. "Ada apa? Kau alergi bulu?"

"Tidak, tidak. Aku hanya khawatir tidak bisa membedakan kucing dengan pacar sendiri. Mereka sama-sama lucu, bagaimana bisa aku menahan untuk tak menciuminya tiap hari?"

"Lee Haechan! Kau benar-benar ya..." teriak Renjun emosi, padahal perutnya tergelitik senang.

Percakapan mereka masih menyisakan senyum lebar yang tak bisa Renjun tutupi. Jantungnya berdebar senang, sampai mandi pun senyum itu masih terpasang. Ia begitu bahagia menjalani akhir pekan yang sangat sempurna ini. Tak masalah jika menunggu dua minggu lagi, asal malam ini mereka bisa menghabiskan waktu sepuasnya.

/././.

Sesuai dengan ekspektasi, Renjun sangat-sangat bahagia berada di sini. Pemilik Desa Kucing merupakan wanita omega yang berada di akhir 30-an, senyumnya ramah sekali pada Renjun yang ingin menghabiskan waktu berasama para anabul. Ia juga bercerita jika membuat 'Desa Kucing' demi menolong para kucing yang terlantar di jalan, Renjun pun ikut membahas kucing-kucing liar yang ia urus di belakang gedung aula fakultas. Dirinya berjanji akan menitipkan mereka di sini selama libur musim panas, takut tak ada yang mengurus.

Terlalu asik bermain, Renjun sampai lupa pukul berapa sekarang hingga dirinya tak sengaja melihat ke arah jam yang berada di kafe. Sudah pukul 7.25 malam, janji pertemuan kencannya bersama Haechan adalah pukul tujuh. Tidak biasanya lelaki itu terlambat, membuat Renjun khawatir. Ia menelepon Haechan, berharap mendapat informasi keterlambatannya tapi hanya mesin penjawab otomatis lah yang terdengar. Renjun mengerutkan kening, kemana alpha itu?

Viridity - HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang