Viridity - HYUCKREN

Bab 2: Kisah Si Omega

"Bau cendana sangat mengerikan"

Trigger warning: Abusive! Bullying!

Sejak kelahirannya, tidak ada yang percaya Huang Renjun akan berstatus alpha. Untuk ukuran seorang laki-laki, tubuhnya kecil dan sering sakit-sakitan yang sangat tak mencerminkan sifat seorang alpha. Tapi orangtuanya masih berkeras jika hal itu tidak mungkin melihat keluarga besar Huang tidak punya keturunan omega lelaki sejak dulu. tapi setelah Renjun menginjak umur sepuluh, kedua orangtuanya tidak bisa berkata-kata. Feromon yang ia keluarkan berbau manis, campuran apel dan bunga lili. Renjun juga cenderung cantik dengan fitur wajah kecil, mata besar dan bibir merekah merah. Luar biasa indah!

Seharusnya Renjun menjadi pribadi yang penuh kepercayaan diri atas karunia yang didapatkan, tapi seluruh anggota keluarga besar membuatnya merasa dikucilkan. Para sepupu laki-laki tidak suka berdekatan dengan Renjun, ia terlalu lemah untuk diajak bermain. Beruntung sejak kecil Renjun telah menetap di Korea Selatan, sehingga diskriminasi keluarga besar tidak terlalu terasa. Apalagi ada Lee Jeno di sini yang masih mau berteman dengan Renjun tanpa peduli tentang status.

Memasuki kelulusan Sekolah Dasar, Jeno serta Renjun berjanji untuk masuk sekolah yang sama. Tapi takdir tidak mengizinkan mereka untuk bersama kali ini. Jeno tidak lulus ujian masuk, meninggalkan Renjun sendirian untuk bertahan hidup di tempat asing. Sejujurnya ia ketakutan hidup tanpa Jeno, tidak akan ada yang bisa menjaganya sebagai seorang omega lemah. Walau begitu tidak ada yang bisa Renjun lakukan, orangtuanya keburu senang mengetahui sang anak semata wayang berhasil masuk sekolah favorit tersebut. Harapan Renjun cuma satu, semua akan berjalan normal hingga lulus nanti.

Harapannya memang terwujud, tapi cuma di tahun pertama saja. Seluruh kehidupan kelas satu berjalan normal. Ia berhasil bersoisalisasi dan mendapatkan teman baru. Teman-teman sekelas Renjun juga sangat baik, walau masih ada beberapa gangguan atas fakta dirinya omega lelaki tapi selebihnya tidak ada masalah yang berarti. Tapi neraka itu tidak menunggu lama. Belum juga setengah tahun menghadapi tahun kedua, ketenangan bangku menengah pertama mulai hancur.

Hari itu kantin sangat ramai, tubuh kecil Renjun harus berdesakan diantara lautan makhluk demi mendapatkan makan siang. "Terimakasih pak!" ia tersenyum lebar ketika pesanan jus jeruknya telah selesai. Makan siang tanpa jus jeruk terasa ada yang kurang untuk Renjun. Ia selalu suka minuman segar tersebut tanpa ada masalah sakit perut karena rasanya yang asam.

Teman-temannya melambaikan tangan, memberi kode Renjun untuk bergabung di meja yang sama. Tanpa berlama-lama ia segera menuju ke sana, tidak sabar menghabiskan waktu santainya karena berjam-jam belajar. Belum juga sampai, kemalangan malah menghampiri duluan. Entah kaki siapa yang menghentikan laju gerakan Renjun, tapi itu berhasil membuatnya jatuh ke lantai. Akibatnya aktivitas di kantin terhenti, semua fokus ke titik kejadian. Renjun meringis kesakitan, dadanya sakit sekali karena menghantam lantai, tapi yang membuatnya bingung adalah suasana hening yang janggal ini.

Tepat di depan mata Renjun ada sepasang sepatu hitam mengkilat yang membuatnya pelan-pelan mendongak. Pupil mata sang omega bergetar ketakutan. Jus jeruknya yang berharga mengotori wajah dan kemeja sang korban,  belum lagi wajah datar sosok tersebut yang makin menyeramkan. Renjun jelas tahu siapa sang korban yang berhasil membuat semua orang di kantin menahan nafas ketakutan tentang apa yang terjadi nantinya.

Lee Haechan, alpha paling mengerikan di sekolah ini. Satu sekolah tahu siapa dirinya. Awal kemunculan sudah cukup menggegerkan karena Haechan berhasil mengalahkan anak kelas tiga yang sama-sama berstatus alpha. Latar belakangnya juga mengagumkan, ia adalah anak konglomerat dan fakta lain jika sekolah ini termasuk dalam yayasan keluarga besar Haechan. Sudah menakutkan ditambah berasal dari keluarga terpandang, siapa yang bakal berani menyentuh Lee Haechan. Dan sialnya, Huang Renjun harus berurusan dengan alpha ini.