Side Story 2

4.1K 293 6
                                    

"Mungkin memang benar adanya,

Takdirku adalah menyakitimu"

Trigger warning: Menyebutkan soal male pregnant

"Selamat satu tahun pernikahan!"

Haechan mengejutkan Renjun yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan confetti popper yang entah sejak kapan disiapkannya. Semua confetti warna-warni jatuh ke kepala hingga badan omega itu yang membuat Haechan tertawa gemas. Wajah kesal karena dikagetkan segera alpha itu sembuhkan dengan pelukan erat, ia selalu suka bagaimana tubuh Renjun tersembunyi sempurna di kedua lengannya.

"Argh, Haechan! Pakai bajumu!!" Renjun gigit bahu Haechan main-main saking sulitnya bergerak untuk sekadar mendorong badan itu. Tangannya tidak mampu memberi jarak, ketat sekali suaminya memberi pelukan.

"Tidak akan kulepas sampai kau juga mengucapkan hal yang sama."

Dicubitnya pinggang sang alpha yang menjerit sakit (tapi Renjun tahu itu adalah kebohongan karena Haechan senang membuat drama), lalu balas memeluk tubuh yang sudah memberi kehangatan di setiap tidurnya setahun ini. "Happy anniversary!"

Senyum Haechan sama sekali tidak lepas saat membuka mata pagi ini setelah kemarin alarm kalendernya berbunyi mengingatkan jika besok adalah hari penting. Ia telah setahun menikahi Renjun, menyayanginya secara brutal tanpa menahan diri, menjaganya terusik dari keluarga besar, dan menghabiskan setiap hari dengan bahagia. Ini adalah kehidupan yang selalu diimpikan Lee Haechan, kehidupan yang ada Renjun di dalamnya.

"Jadi nanti malam..."

"Tidak usah berencana yang aneh-aneh. Aku tidak ingin tiba-tiba ada candle light dinner atau orkestra. Malam ini aku yang merencanakan semuanya." Renjun masih dibayangi trauma pada setiap kejutan yang Haechan berikan selama mereka masih berkencan. Walau terpisah oleh jarak, setiap minggu kiriman bunga matahari tidak pernah putus sampai dirinya harus protes karena bingung menyimpannya di mana lagi. Atau setiap mereka kembali bertemu, ia sampai dibuat serangan jantung dengan segala kejutan yang diberikan Lee Haechan. Pernah keduanya menginap di J Hotel Shanghai Tower (gebrakan ini saja sudah cukup memberi pelototan tak percaya untuknya), Haechan sangat niat menyewa seluruh restoran Heavenly Jin dan melamarnya tepat ketika langit berwarna oranye. Barulah Renjun percaya belahan jiwanya ini super duper kaya raya.

Tidak tersinggung sama sekali, alpha itu malah terharu dan menutup mulut dengan kedua tangannya, tak lupa mata penuh binar seakan Renjun baru saja menyelamatkan hidupnya. "Kita mulai saja dari pagi ini, aku akan izin bolos!"

"Berani kau lakukan aku tidak akan membiarkanmu masuk kamar seminggu ke depan." 

Ancaman itu berhasil membuat bahu Haechan melemas karena suaminya itu sungguh-sungguh akan melakukannya apalagi jika berkacak pinggang begitu. Padahal dirinya tidak sabar dan bolos sehari bekerja juga tidak akan mempengaruhi apapun. Kenapa hari jadi pernikahan mereka tidak di akhir pekan saja, sih?

/././.

Kedua tangan itu amat cekatan mengatur susunan warna bunga agar terlihat cantik saat dijadikan buket seperti keinginan pelanggan yang sudah menunggu. Ia mengulas senyum ramah setelah buket bunga segar itu selesai dan diberikan langsung pada si pemesan yang selalu terlihat senang menerimanya dan mengucapkan terima kasih lalu keluar dari toko dengan perasaan penuh ketidaksabaran. Begitu lah keseharian Renjun beberapa tahun belakangan ini.

Sejak membantu tantenya mengurus toko bunga, ia jadi terbiasa dengan semua susunan warna-warni dan jenis bunga dan cara merawatnya. Tidak disangka ibu mertuanya pun memiliki bisnis sampingan toko bunga yang ada karena hobi semata jadi tidak begitu diperhatikan (orang kaya memang berbeda). Maka tak heran setelah Renjun pindah permanen ke Seoul ibu Haechan tanpa babibu menyerahkan toko ini kepadanya. Kalau kata Jeno kehidupan mulus omega itu hasil dari kesabarannya dari tragedi masa lalu. Tapi siapa juga yang tidak kaget diberi hadiah pernikahan toko bunga tepat di area Gangnam.

Viridity - HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang