Bab 30: Ayah dan Anak

8.8K 1.1K 207
                                    

"Ingat kah saat kita menjadi begitu akrab dan bahagia di sini, ayah?"

Disclaimer: DILARANG MISUH!


"Menyerah lah Renjun, di sini ada darah dagingku... dan Haechan yang tak kau miliki."

Pernyataan Nara menyakiti hati Renjun, siapa juga yang tak tersakiti mengetahui kekasih hati menghamili orang lain. Luka di perutnya adalah bukti jika mereka berdua benar-benar berhubungan badan. Tapi ia tak mau cepat percaya, Nara punya mate dan tak ada yang memastikan jika janin dalam kandungannya ada darah Haechan.

"Kenapa kau bisa seyakin itu?" Renjun berusaha agar suaranya tidak bergetar, memberanikan diri melawan perempuan gila yang terobsesi pada kekasihnya.

"Karena hanya Haechan yang bercinta denganku. Luka di perutmu adalah buktinya." Dagu Nara terangkat, seringai muncul dengan pongahnya atas bau kemenangan yang sebentar lagi akan tercium.

Renjun mengepal kedua tangan erat-erat tanpa peduli kuku-kukunya melukai telapak tangan. Ia menahan diri untuk tak meledak tunduk pada amarah, melawan Nara hanya butuh ketenangan. Ingat, dia gila. "Aku tahu kau sudah punya mate Nara, dan aku yakin kalian pun sudah pernah bersetubuh. Bae Jinyoung, bukan?"

Mata perempuan itu membelalak tak percaya mendengar nama yang dengan yakin Renjun sebutkan. Rahasia terdalam miliknya telah diketahui oleh musuh, ini mengerikan. "Apa maksudmu? Aku tak mengenalnya." Ia berbohong, berusaha terlihat menyakinkan walau kilat matanya tidak bisa menyembunyikan rasa gelisah.

Tak perlu waktu lama Renjun melihat kilat tersebut, ketakutan yang Nara coba sembunyikan lewat kebohongannya. Sekarang gantian dirinya yang berhasil membalik posisi, tak dibiarkan perempuan ini merasa menang. "Bae Jinyoung, anak fisip, bekerja di kafe Feelin' 22 sebagai pegawai tetap dan akhirnya pindah ke Jepang demi menyembunyikan mate tak tahu diri yang masih melirik mate orang lain, yaitu dirimu."

"Dari mana kau tahu?!" Nara berteriak, matanya membesar sampai batas maksimal. Ia tak terkontrol sampai Renjun takut ibu hamil itu bisa-bisa jatuh tak sadarkan diri. Renjun tidak ingin dituduh sebagai penyebab keguguran.

"Jangan pakai janin tak berdosa itu untuk kepentinganmu. Sadarlah Nara, berhenti berlari mencari yang tak pasti jika ada yang menunggu di rumah."

Makin lama berdiri di sini, makin menjadi-jadi rasa kesalnya, Renjun memilih pergi sambil berpikir cara menghubungi Jinyoung. Meminta alpha itu membawa pergi sang mate sebelum sesuatu yang buruk terjadi. Akan sia-sia perjuangan Jinyoung selama ini kalau Nara ditemukan duluan oleh Haechan.

"Orang tua Haechan sudah tahu aku mengandung dan tak lama lagi mereka akan meminta Haechan bertanggung jawab."

Renjun yang baru melewati Nara mendadak menghentikan langkah kakinya, kembali terkejut dengan mulut berbisa perempuan itu. Pelan-pelan ia memutar kepala, menatap Nara yang juga menoleh padanya tanpa senyum.

"Aku mengirimkan foto saat kami berdua telanjang di atas kasurku."

"Sialan!" Renjun buru-buru berlari menuju jalan raya, menghentikan taksi untuk membawanya ke rumah Haechan. Persetan kuliah pagi, keadaan Haechan adalah yang paling penting. Pantas semalam tubuhnya terasa sakit seperti habis jatuh, rupanya berasal dari Haechan yang entah diapakan oleh ayahnya setelah mengetahui berita ini.

Im Nara benar-benar pintar, bergerak diam-diam dan menyerang langsung ke titik inti, orang tua Haechan.

/././.

Tempat ini jauh lebih dingin dari yang dirinya ingat, entah karena sudah tak dipakai bertahun-tahun atau karena dulu terbiasa bolak-balik kemari membuat Haechan kebal. Kurungan di lantai bawah yang entah apa gunanya dibuat telah menjadi kamar kedua alpha itu di masa lalu, dan ia tak peduli seminggu di kurung dalam sini. Jauh lebih baik daripada bertatap muka dengan sang ayah.

Viridity - HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang