"HUAAA MAMA, APEL GIO MANA??!!"
"DI ATAS MEJA SAYANG."
"GA ADA MAAAA."
Manda berdecak mendengar teriakan putranya, ia kemudian mencuci tangan nya. Wanita dengan celemek yang terpasang di depan tubuh nya itu melihat asisten rumah tangga nya yang sedang memotong sayuran.
"Saya ke Gio dulu ya Sri."
"Iya bu."
Manda kemudian berjalan ke ruang tamu untuk menemui putra bungsunya yang sejak tadi koar-koar.
"Apel Gio gaada maaa.." Rengek bocah berumur tiga tahun itu sambil memeluk Manda.
"Ko bisa gada hm?" kata Manda kemudian menggendong Gio. Manda mengusap air mata Gio yang sudah berlinang.
Manda sedang berfikir. Kenapa apel Gio tidak ada? Siapa yang mengambil?
Detik selanjutnya, Manda membelalakkan matanya saat teringat dengan seseorang.
"GENTAAAA!!!"
Teriakan khas emak-emak menggelegar sampai terdengar ke lantai dua. Genta yang sedang santai-santai didalam kamarnya tentu terkejut dan dengan sigap berlari untuk menemui sang mama.
Manda sekarang sedang menatap garang putra sulungnya yang sedang berjalan menuruni tangga. Sedangkan Genta tampak cengar-cengir menghampiri mama nya.
"kamu yang makan apel Gio? iya?" tanya Manda to the point.
"Hehe, iya mah."
Bugh!
"aish.." Genta meringis ketika Gio memukul anu nya. Mungkin Gio tidak sengaja dan tidak mengerti, tapi ngira-ngira lah mules gini. Pikir Genta.
kalo gada mama, uda gue jitak pala lu. Batin Genta sambil menatap wajah polos sang adik.
"Kenapa ini ribut-ribut?" Alan, ayah Genta pun datang menghampiri asal keributan. Dan disaat itu Gio berlari menghampiri Alan, kemudian Alan segera menggendong nya.
"Abang nakal pah!" adu Gio sambil menatap Genta dengan kesal.
"Kenapa lagi bang?" tanya Alan kepada Genta.
"Makan apel nya Gio tuh." sahut Manda.
"Dua doang mah elah." Jawab Genta.
"Dua, dua. Udah jelas di piring nya kosong." Omel Manda.
"Dua buah apel maksudnya hehe."
Tak.
Manda yang gemas spontan menjitak kepala Genta. Jelas lah apel yang dipiring habis semua, orang tadi Manda potongin dua buah apel. Eh di makan semua sama Genta.
"Bener-bener ya kamu!" Ucap Manda dengan kesal, sementara putra sulungnya itu hanya meringis lalu nyengir lebar.
"Sana temenin adik kamu main, mama lagi masak juga." Timpal Manda.
Yaelah mah, baru aja mau siap-siap jemput Ocha. Batin Genta.
"Gamau!" Ucap Gio yang semakin mengeratkan pelukannya pada leher Alan.
"Tuh Gio gamau mah, Genta ke kamar ya-"
"Genta, ajak Gio dulu. Papa masih ada kerjaan dikamar." kata Alan.
"Tapi Genta mau keluar pah." kata Genta memelas.
"Sebentar aja Genta, habis makan malam baru kamu keluar."
"Hm.." Genta akhirnya pasrah.
"Gio sama abang dulu ya." kata Alan lalu memindahkan Gio kedalam gendongan Genta.

KAMU SEDANG MEMBACA
GENAYA STORY
Teen FictionMENGANDUNG KATA-KATA KASAR☑️ DI JAMIN BAPER☑️ Pernah mengalami lelaki yang kalian suka, menyukai teman kalian sendiri? Bagaimana rasanya? Sakit? Sesak? Tidak percaya? Ini yang tengah dirasakan oleh gadis bernama lengkap Genaya Martin. Bertahun-tahun...