Naya menghirup dalam-dalam udara pagi yang sejuk. Berhubung hari ini hari sabtu, jadi Naya menyempatkan diri untuk jogging. Tidak jauh-jauh, biasanya Naya hanya berlari disekitar lingkungan komplek nya saja. Tapi kadang ia juga pergi ke jogging place bersama Ocha.
Sambil mendengarkan musik melaui earpods yang menyumpal telinganya, Naya sesekali mengusap keringat nya menggunakan handuk kecil yang melingkar di leher nya.
Bayang-bayang ketika Naya jogging berdua bersama Genta tiba-tiba teringat dibenaknya. Naya ingat betul ketika dirinya kecapean, Genta pernah menggendong nya sampai ke parkiran waktu itu.
Diantara Genta dan teman-temannya, memang Genta lah yang paling dekat dengan Naya. Maka wajar jika Naya sampai jatuh cinta kepada Genta. Selain baik, humble, Genta juga selalu care pada nya. Namun, pada kenyataannya, Genta tak lebih menganggap Naya hanya sekedar teman baiknya saja.
"capek-capek gue nyimpen perasaan ini, tau-tau lo suka dan jadian sama Ocha." gumam Naya sambil menghembuskan nafasnya.
Naya melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya yang sudah menunjukkan pukul tujuh. Naya fikir sudah cukup untuk jogging hari ini, dan Naya memutuskan untuk pulang ke rumah nya.
"assalamualaikum, mama papa." Pekik Naya ketika memasuki rumahnya.
"waalaikumsalam, di dapur sayang!" Balas sang mama berteriak. Tanpa babibu Naya segera beranjak ke dapur. Ternyata mama dan papa nya sedang sarapan.
"udah jogging nya?" tanya Martin.
"udah pah."
"jogging dimana?"
"disekitar sini doang sih."
"yauda sarapan dulu, pasti laper kan abis lari-lari." kata Aretha.
"hehe iya mah, mama tau aja." kekeh Naya sambil menarik kursi makan. Naya kemudian menyantap sarapannya bersama kedua orangtua nya.
•••••
"GEMA BANGUN!!!"
Shila berkacak pinggang memperhatikan putranya yang masih bergelung didalam selimut tebalnya. Gema sendiri yang mendengar teriakan bunda nya, bukannya bangun malah semakin menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
ck, enaknya diapain anak seperti ini?
"Gema, bangun!" Shila mencoba menarik selimut Gema, tetapi Gema menahan nya.
"bangun! Lima menit kamu ga turun, bunda siram ya." ancam Shila.
Ck, punya bunda gini banget tukang ngancem. Batin Gema dengan mata yang masih terpejam.
"Gema, kamu dengar bunda?"
"hm, iya bunda."
"cepet mandi, terus ke bawah sarapan. Bunda sama ayah tunggu di bawah."
"iya."
Setelah itu Shila beranjak keluar dari kamar Gema, sedangkan Gema menyibak selimutnya. Gema menguap sejenak sambil merenggangkan otot-otot tangan nya. Sebenarnya subuh tadi Gema sudah bangun melaksanakan sholat subuh, tapi Gema malah tidur lagi.
"ck, kebiasaan banget pintu ga pernah ditutup lagi." Decak Gema sambil memperhatikan pintu kamarnya yang terbuka lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENAYA STORY
Teen FictionMENGANDUNG KATA-KATA KASAR☑️ DI JAMIN BAPER☑️ Pernah mengalami lelaki yang kalian suka, menyukai teman kalian sendiri? Bagaimana rasanya? Sakit? Sesak? Tidak percaya? Ini yang tengah dirasakan oleh gadis bernama lengkap Genaya Martin. Bertahun-tahun...