part 26

183 18 1
                                    

Naya tersenyum lirih memperhatikan dua remaja didepannya. Ternyata melupakan Genta tidak semudah yang dibayangkan. Buktinya sekarang, Naya masih cemburu melihat Genta dan Ocha yang semakin dekat dan mesra.

Tapi Naya yakin, cepat atau lambat ia pasti bisa menghapus nama Genta di hatinya. Semuanya membutuhkan proses, tidak ada yang instan.

Dalam beberapa saat, Naya terkejut ketika tiba-tiba Gema memeluknya. Naya mendengar lelaki itu meringis.

"Gem astaga." Pekik Agam kemudian berdiri dengan disusul oleh yang lainnya. Naya pun segera melepas pelukan Gema.

"ya ampun Gem." Naya membelalakkan matanya melihat baju seragam belakang Gema yang basah.

"kak maaf aku ga sengaja, tadi aku kesandung." Seorang gadis yang baru saja menumpahkan jus ke punggung Gema itu menunduk karena takut. Untung yang ditumpahkan jus, bagaimana jika air panas seperti kuah bakso?

"iya gapapa." jawab Gema memaklumi.

"aku permisi kak, sekali lagi maaf." Gadis itu masih menunduk kemudian pergi meninggalkan meja Gema dan teman-temannya.

"Gem lo gapapa?" tanya Agam.

"gapapa ndas mu, lo ga liat itu baju nya Gema basah semua?" sahut Dava.

"nyaut aja lo." Agam melirik sinis kearah Dava.

"ganti baju aja Gem, di loker lo ada baju ngga?" Tanya Genta.

Gema mengangguk, "ada."

"yauda lo tunggu sini, gue ambilin baju lo." kata Naya. Ketika dirinya hendak berdiri, Gema lebih dulu menahan tangannya.

"gue aja Nay, sekalian ganti di toilet." kata Gema.

"gue ikut." kata Naya cepat.

"lo mau ikut ke toilet Nay?" tanya Agam.

"gausah berpikiran yang macem-macem, gue tunggu diluar." jawab Naya.

"yauda lo semua tunggu disini aja dulu, nanti gue sama Naya balik lagi." kata Gema yang diangguki oleh teman-temannya. Ia dan Naya kemudian beranjak dari kantin.

Disepanjang koridor Naya tak lepas memperhatikan wajah Gema dari samping dengan raut wajah penuh rasa bersalah. Kadang Naya bingung, kenapa lelaki itu sering sekali mengorbankan dirinya untuk menolong Naya.

"Nay, malah bengong." Naya berkesiap ketika Gema melambaikan tangannya didepan wajahnya.

"kenapa?" tanya Naya.

Gema menggeleng kemudian mengambil baju seragamnya dari dalam loker.

"yuk." kata Gema. Naya kembali mengikuti Gema menuju toilet pria kelas dua belas.

"gue tunggu disini ya." kata Naya ketika mereka berdua sampai didepan toilet. Gema hanya mengangguk lalu masuk kedalam toilet meninggalkan Naya.

Naya menyandarkan punggungnya pada dinding sambil bersedekap dada. Beberapa menit kemudian Naya refleks menegakkan tubuhnya saat Gema keluar dari toilet.

"kita ke kelas dulu ya, gue mau simpen bajunya di tas." kata Gema sambil berjalan kemudian diikuti oleh Naya.

Naya mengangguk, "Gem, maaf ya gara-gara gue-"

"lo ga salah, jangan minta maaf." Sergah Gema cepat.

Naya terdiam sejenak kemudian menghela nafasnya.

GENAYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang