"Genta lepasin ih, aku mau nyusulin Naya." Ocha menghempaskan tangan Genta ketika mereka berdua sampai diparkiran. Kemudian Gema datang bersama Agam dan Dava.
"kamu harus minta maaf sama Naya." lanjut Ocha.
"Cha-"
"kalo gamau, aku gamau ketemu kamu lagi Gen. Atau kita udah-"
"iya, aku minta maaf ke Naya. Kita cari Naya sekarang."
Ocha kemudian berjalan duluan keluar gerbang sekolah, sedangkan empat cowok dibelakangnya berjalan mengekor.
Entah mengapa, feeling Ocha mengatakan jika Naya tengah menunggu sopirnya di halte. Ternyata benar. Dari kejauhan Naya terlihat sedang duduk sendirian di halte sambil menunduk memilin jemarinya sendiri.
"NAY!" pekik Ocha sambil melambaikan tangannya.
Naya yang tersadar pun segera beranjak dan kebetulan ada sebuah taksi yang ingin melintas. Naya melambaikan tangannya kepada taksi tersebut, tak lama kemudian taksi tersebut berhenti didepannya.
Naya pasti masih trauma naik taksi gara-gara kejadian waktu itu. Batin Gema.
Gema lantas berlari kemudian menahan tangan Naya yang hendak membuka pintu mobil. Naya berusaha menghempaskan tangan Gema, tetapi Gema semakin menguatkan cekalannya.
"pak maaf gajadi." kata Gema kepada sopir taksi itu. Bapak sopir taksi hanya mengangguk lalu melajukan mobilnya.
"Gema lepasin!" Naya berhasil menghempaskan tangan Gema. Gadis itu hendak menyeberang, namun dari arah kanan sebuah motor melaju cukup kencang. Untung Gema sigap menarik Naya kedalam pelukannya, jika tidak pasti Naya sudah terserempet motor itu.
Gema kemudian membawa Naya kembali menepi ke halte.
"bisa ga sih, gausah ceroboh?" Gema terlihat khawatir menatap bola mata Naya.
"Nay, lo gapapa?" tanya Ocha yang kini sudah berdiri di samping Naya.
Naya menggeleng pelan.
Ocha mengode kepada Genta untuk minta maaf kepada Naya.
"Nay-"
"gue mau pulang." Naya hendak pergi meninggalkan mereka, namun Genta lebih dulu menahan lengan nya.
"gue minta maaf. Gue minta maaf Nay." kata Genta.
Naya menjauhkan tangan Genta dari lengannya, "gapapa." kata Naya pelan.
"gue minta maaf udah bentak lo." Kata Genta, lagi.
Ocha kemudian melangkah maju berdiri didepan Naya. Ocha menggenggam tangan Naya sambil menatapnya penuh rasa bersalah.
"maaf ya Nay. Jangan marah, jangan diemin gue lagi."
Naya menunduk sebentar lalu kembali melihat Ocha. Naya memeluk Ocha erat.
"gue yang minta maaf udah bentak lo." bisik Naya disela-sela pelukannya.
"iya gapapa kok, gue ngerti. Gue nya yang terlalu bawel makanya lo marah." Ocha mengusap punggung Naya.
"nah gitu dong, kan enak di liat nya." celetuk Agam yang sejak tadi diam menyaksikan drama teman-temannya itu.
Naya dan Ocha kemudian melepas pelukannya sambil melempar senyum.
"Nay, lo maafin gue kan?" tanya Genta. Naya menoleh kearah Genta lalu mengangguk.
"yauda yuk balik, udah sore." kata Dava yang kemudian diangguki oleh mereka.
"Nay, lo pulang sama siapa?" tanya Ocha.
"gue nunggu-"
"sama gue." sahut Gema cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENAYA STORY
Fiksi RemajaMENGANDUNG KATA-KATA KASAR☑️ DI JAMIN BAPER☑️ Pernah mengalami lelaki yang kalian suka, menyukai teman kalian sendiri? Bagaimana rasanya? Sakit? Sesak? Tidak percaya? Ini yang tengah dirasakan oleh gadis bernama lengkap Genaya Martin. Bertahun-tahun...