part 6

214 21 0
                                    

"NAYA!!"

Naya terkejut mendapat pelukan tiba-tiba dari Ocha.

"kenapa sih Cha?" tanya Naya bingung.

Ocha kemudian mengurai pelukannya, tersenyum lebar menatap Naya.

"gue jadian sama Genta."

Deg.

Naya terdiam. Tubuhnya menegang. Detakan jantung nya bahkan memompa sangat cepat.

Ocha kembali memeluk Naya. Wajah gadis itu terlihat bahagia sekali, berbeda hal nya dengan Naya yang sedang mati-matian menahan air matanya.

Namun, ingin sekuat apapun Naya menahan rasa sesak di dada nya, tetap saja Naya juga wanita biasa yang jika disakiti pasti akan lemah.

Setetes air mata akhirnya keluar dari sudut mata Naya, namun Naya segera menghapusnya. Naya tidak mau jika sampai Ocha melihatnya menangis.

Ocha kemudian mengurai pelukannya. Ia masih tersenyum menatap Naya.

"Nay? Kok lo diem aja?"

"eh? Ng-ngga Cha. Selamat ya, gue ikut seneng denger nya." Kata Naya sambil tersenyum. Tersenyum paksa tentu saja.

"iya makasih ya Nay." Kata Ocha kembali memeluk Naya.

•••••

Naya sedang duduk sendiri di taman belakang sekolah nya. Perkataan Ocha tadi pagi benar-benar membuat Naya kepikiran sampai sekarang.

Naya benar-benar sangat kecewa. Hatinya terluka mendengar cerita Ocha bahwa semalam mereka berdua resmi jadian.

Rasanya Naya ingin marah. Namun, marah kepada siapa?

Genta?

Ocha?

Mereka berdua bahkan tidak tau apa-apa tentang perasaan Naya. Ini semua memang salah Naya sendiri. Salah nya menaruh harap kepada seseorang. Salah nya juga karena telah menaruh perasaan kepada seseorang yang sudah jelas dia tidak akan pernah membalas perasaan nya.

Sesakit ini resiko memendam perasaan kepada seseorang?

Sesakit ini juga mencintai dalam diam?

Saat ini, Naya bahkan tidak gabung dengan yang lain di kantin. Padahal tadi Ocha dan Genta sudah memohon-mohon kepada nya untuk ikut ke kantin karna Genta akan mentraktir untuk hari ini. Tetapi Naya tolak dengan alasan dirinya pusing dan akan pergi ke UKS. Ocha sudah berencana menemani Naya, namun Naya menyuruh Ocha untuk tetap ikut bersama yang lain ke kantin.

"Nay." Seseorang memegang bahu Naya, namun Naya segera menepisnya.

"jangan ganggu gue." kata Naya dingin.

"gue cuma mau kasih ini." Gema menaruh siomay kesukaan Naya dan juga air mineral disamping gadis itu.

"Ocha dari tadi cemas nanyain lo terus. Tadi nya mau dia yang bawain siomay itu ke UKS, tapi Genta nyuruh gue."

"dan satu lagi, kalo pusing di UKS bukan di taman." lanjut Gema.

"GEMA GUE BILANG JANGAN GANGGU GUE!" Bentak Naya. Nafas gadis itu tampak memburu dengan mata yang berkaca-kaca.

"oke, sorry." Gema menghembuskan nafasnya sambil menatap punggung Naya. Gema kemudian pergi meninggalkan Naya seorang diri.

"hiks, hiks, lo ngapain bentak Gema sih Nay. Gema ga salah." Isak Naya sambil menangkup wajah nya.

•••••

Di sepanjang jam pelajaran bahkan sampai bel pulang berbunyi, sikap Naya benar-benar aneh menurut Ocha. Naya lebih sedikit bicara ketika Ocha mengajaknya ngobrol. Naya hanya merespon seperlu nya. Tidak seperti biasanya.

GENAYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang