part 19

165 20 0
                                    

Billy berjalan memasuki rumahnya sambil bersiul. Langkahnya membawa ia ke dapur untuk mengambil minum. Namun, tanpa sengaja ia melihat Naya yang juga sedang mengambil minum.

Billy iseng merebut gelas tersebut dari tangan Naya kemudian menenggaknya hingga tandas.

"makasih ya." kata Billy tersenyum.

"sialan lo." umpat Naya kesal. Naya kembali mengambil minum lalu menenggaknya.

"abis ngapain lo keringetan gitu?" tanya Naya sambil memperhatikan Billy.

"futsal. Gue juga ketemu sama temen-temen lo."

"Genta? Gema?"

"iya mungkin, gue gatau. Btw, lo udah lama disini?"

"iya, dari pulang sekolah." Jawab Naya, sedangkan Billy hanya beroh-ria.

"kebetulan banget lo udah pulang Bil." kata kak Maudy yang baru saja memasuki dapur.

"beliin gue martabak dong, sama Naya." lanjut kak Maudy.

"yaelah kak, baru juga pulang. Capek." kata Billy sambil menekuk wajahnya.

"ya lo mandi dulu Bil."

"males ih, kenapa tadi ga sekalian sih nelfon gue. Emang lo mah mau ngerjain gue banget."

"gue kan kepengen nya sekarang. Lagian lo tuh disuruh sama gue ga pernah mau, gue aduin ya ke mama." Kak Maudy hendak pergi mengadu ke mama nya, namun sudah keburu dipanggil oleh Billy.

"iye gue beliin. Gue mandi dulu." kata Billy kemudian pergi meninggalkan kak Maudy dan juga Naya.

Maudy tampak tersenyum kemenangan, sedangkan Naya menggelengkan kepalanya melihat perdebatan kecil antara kakak beradik itu.

"berantem terus ye." Kekeh Naya.

"abisan susah banget Nay, padahal juga buat keponakan nya." kata Maudy sambil mengelus perutnya yang masih rata.

"ngomong-ngomong, kamu mau kan Nay pergi sama Billy?"

"iya kak. Buat kak Maudy, apa sih yang ngga." jawab Naya.

"sa ae lo." kekeh Maudy.

•••••

"duh ini dimana sih yang jual martabak Nay, kok tumben ya gada yang jual." Kata Billy sambil mengendarai motornya.

"mudik kali." sahut Naya dibelakang.

"bapak lo mudik!"

"ya sapa tau."

"eh itu ada tuh Bil, pinggirin motor lo cepet." lanjut Naya sambil menunjuk pedagang martabak ditepi jalan. Billy lantas menepikan motornya, kemudian Naya segera turun dari motor Billy.

"ck, lama!" kata Naya sambil menarik tangan Billy menghampiri pedagang martabak itu.

"bang, martabak nya-- loh Gema?" Ucapan Naya terhenti ketika melihat lelaki ber-hoodie hitam sedang berdiri sembari memainkan ponselnya.

Gema sontak mendongak. Tatapan nya jatuh pada tangan Naya yang sedang memegangi tangan Billy.

Ini kan cowok yang tadi sore ketemu di gor. Dia cowoknya Naya? Batin Gema.

Rupanya Gema belum tau jika Billy dan Naya adalah sepupuan.

"Gem? Malah bengong." kata Naya sambil menjauhkan tangannya yang sejak tadi memegangi tangan Billy.

GENAYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang