Naya baru saja memarkirkan mobil putihnya diparkiran sekolah. Gadis itu tersenyum manis memperhatikan gedung yang berdiri kokoh dan megah di hadapannya, sebelum ia melangkahkan kakinya menyusuri koridor.
"Sendirian aja neng." Celetuk seseorang.
Naya refleks menengok dan menemukan tiga lelaki tengil sudah berdiri disampingnya. Siapa lagi jika bukan Gema dan kawan-kawan nya? Dan baru saja berbicara adalah Agam.
"Pak Mugi ke benua Atlantik." Ucap Agam.
"Ngapain anjir? Orang tadi gue liat pak Mugi dateng ke sekolah." Sahut Dava.
"Gue mau pantun setan." kata Agam sinis.
"Oh, bilang dong dari kemaren." kata Dava. santai.
"Gue penggal ya pala lo, diem."
"Ulang-ulang! pak Mugi ke benua Atlantik." lanjut Agam mengulangi ucapannya.
"Cakep." sahut Dava.
"Selamat pagi neng Naya cantik." Ucap Agam sambil mencolek dagu Naya. Naya segera menepis tangan Agam sambil melotot tajam.
"Gue juga ada nih pantun buat lo." Ucap Naya.
"Oh ya? Apa apa?" tanya Agam antusias.
"Pak Mugi pergi ke solo."
"Cakep." sahut Agam, Gema, dan Dava bersamaan.
"Pagi-pagi gue enek liat muka lo."
Dava tertawa meledek Agam, sementara Gema hanya menggelengkan kepalanya.
"Asem!" Ucap Agam dengan wajah masam. Padahal ia sudah berharap Naya akan memujinya.
"NAYA!"
Keempat remaja itu refleks menghentikan langkah ketika mendengar seseorang memanggil Naya. Naya melihat Ocha sedang berjalan menghampirinya bersama Genta.
"Kok tumben ya bisa barengan gini." Kekeh Ocha ketika sudah berdiri disamping Naya, sedangkan Genta berhigh-five dengan teman-temannya.
"Ohiya, lo bawa mobil ya Nay?" tanya Ocha.
"Kok tau?"
"Tadi ngeliat mobil lo diparkiran."
"Segitunye sahabatan sampe apal jenis mobilnya segala macem." kata Dava.
"Guejuga apal ukuran sempak lo Dav." sahut Agam.
"Bangsat, diem lo." umpat Dava kesal, sedangkan Agam malah terkekeh.
"Ribut mulu, ayo ke kelas." Ucap Genta sambil merangkul bahu Ocha.
"kali kali kek yang dirangkul gue Gen." Ucap Agam.
"Gue masih normal." sahut Genta lalu berjalan duluan bersama Ocha. Yang lainnya kemudian menyusul berjalan dibelakang Genta dan Ocha menyusuri koridor yang ramai. Naya diam-diam melirik Genta dan Ocha dengan ekor matanya.
Padahal masih pagi, tapi gue harus liat yang beginian. Batin Naya sambil menghela nafasnya.
•••••
Keadaan kelas IPA 2 mendadak riuh setelah mendengar sang bendahara kelas yang mengumumkan akan menagih kas.
Naya selaku sang bendahara melayangkan tatapan tajam nya kepada anak cowok yang bersiap akan kabur dari kelas. Sebenarnya bendahara di kelas ini ada dua orang yaitu Naya dan juga Ocha. Keduanya sama-sama galak, apalagi kepada kumpulan cowok-cowok yang tidak mau bayar, maka Naya yang akan langsung turun tangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
GENAYA STORY
Dla nastolatkówMENGANDUNG KATA-KATA KASAR☑️ DI JAMIN BAPER☑️ Pernah mengalami lelaki yang kalian suka, menyukai teman kalian sendiri? Bagaimana rasanya? Sakit? Sesak? Tidak percaya? Ini yang tengah dirasakan oleh gadis bernama lengkap Genaya Martin. Bertahun-tahun...