"Nay, you okay? Dari tadi gue liatin kek gelisah nahan sakit gitu."
Ocha heran dengan Naya. Pasalnya, sejak tadi Ocha melihat gelagat Naya yang cukup aneh. Gadis itu terus saja memegangi perutnya sambil sesekali meringis. Bahkan, Naya kelihatannya tidak fokus memperhatikan bu Mila yang sedang menjelaskan didepan.
"Gapapa kok Cha."
"Lo mah gapapa-gapapa mulu, kalo ada yang sakit bilang aja Nay biar gue anter lo ke UKS."
"Gapapa Ocha. Udah diem, nanti bu Mila marah kalo ngeliat kita ngobrol."
Ocha menghela nafasnya lalu kembali memperhatikan ke depan.
Beberapa menit kemudian, Ocha merasakan Naya memegang tangan nya. Ia pun menengok ke samping, dan terkejut melihat keringat di dahi Naya.
"Ya ampun Nay, kita ke UKS ya?"
"Panggilin bu Mila aja Cha, gue ke UKS sendiri."
"Gue temenin aja Nay."
"Cha, lo disini aja. Gue gamau ganggu lo lagi belajar."
"Naya-"
"Cha, gapapa serius."
Ocha akhirnya menghela nafasnya pasrah. Ia mengangkat tangan nya memanggil bu Mila.
"Bu maaf, Naya sakit. Boleh izin ke UKS?" tanya Ocha.
"Naya sakit apa?"
"Sakit perut bu." jawab Naya.
"Ya sudah kalo memang tidak kuat, tidak apa-apa istirahat di UKS."
"Nay, lo yakin sendirian aja?" Tanya Ocha kembali memastikan.
"Iya Cha."
"Beneran gamau gue temenin?"
"Ngga Ocha, gue gapapa sendiri aja."
"Tapi Nay-"
"hust. Gue keluar ya."
"Hm, yauda. Kalo ada apa-apa langsung telfon gue." Naya mengangguk menanggapi perkataan Ocha. Ocha memperhatikan Naya yang beranjak kemudian berjalan ke depan.
"Bu, saya permisi." Ucap Naya kepada bu Mila.
"Iya Naya silahkan."
Setelah itu Naya keluar kelas.
"Semuanya perhatikan ke depan lagi." Ucap bu Mila memberi instruksi kepada anak muridnya yang lain.
Di lain tempat, Naya berjalan seorang diri menyusuri koridor yang sepi. Naya sesekali meringis memegangi perutnya. Sejak subuh tadi perut Naya memang sudah sakit begini. Naya juga tidak tahu kenapa, mungkin ia akan kedatangan tamu bulanannya.
"Nay."
Naya sontak menghentikan langkahnya lalu menengok ke belakang saat seseorang memanggil.
"Lo ngapain di luar kelas? Ga belajar?" tanya Gema.
"Mau ke UKS."
"Kenapa? Lo sakit?"
Naya menggeleng.
"Terus?"
"Bisa ga sih gausah banyak tanya? Bawel banget." Kesabaran Naya sudah habis. Gadis itu pergi meninggalkan Gema seorang diri.
Galak bener, batin Gema. Mata nya tanpa sengaja menemukan noda merah di belakang rok abu-abu Naya.
"Nay!"
Lagi, Naya menghentikan langkahnya lalu menatap kesal kearah Gema yang sekarang berdiri di sampingnya.
"Apalagi?" tanya Naya.

KAMU SEDANG MEMBACA
GENAYA STORY
Ficțiune adolescențiMENGANDUNG KATA-KATA KASAR☑️ DI JAMIN BAPER☑️ Pernah mengalami lelaki yang kalian suka, menyukai teman kalian sendiri? Bagaimana rasanya? Sakit? Sesak? Tidak percaya? Ini yang tengah dirasakan oleh gadis bernama lengkap Genaya Martin. Bertahun-tahun...