part 22

161 17 1
                                    

Di bawah hamparan bintang-bintang yang bersinar, Naya dan Billy sedang duduk di tepi kolam renang kediaman Billy. Keduanya sejak tadi mengobrol dan curhat masalah masing-masing.

"kapan sih Genta sadar Bil." gumam Naya sambil menghembuskan nafasnya.

"dia ga akan sadar kalo lo ga ngasih tau." kata Billy.

Naya menghembuskan nafasnya pelan lalu menundukkan kepalanya.

"gue capek Bil."

"Nay." Billy menjeda ucapannya sambil merubah posisinya menghadap Naya, "Lari aja kalo capek itu butuh istirahat. Sama, hati juga gitu. Lo jangan terlalu memaksakan hati lo untuk terus ngejar Genta. Ga semua sesuatu yang lo suka itu harus jadi milik lo Nay, ngga."

"jadi menurut lo, gue lebih baik mundur atau bertahan?" Tanya Naya sambil menatap Billy.

"dengan berat hati gue bilang, lebih baik lo mundur Nay. Buang jauh-jauh perasaan lo ke Genta. Lebih baik lo hapus perasaan lo ke Genta. Iya gue tau pasti itu sulit banget buat lo. Susah banget melupakan seseorang yang belum sempat kita genggam. Tapi, emangnya lo mau sampe kapan kek gini terus? Ini bukan cinta namanya, tapi nyakitin perasaan lo sendiri Nay."

Naya menelan ludahnya susah payah, "j-jadi gue harus mundur?"

Billy mengangguk sambil tersenyum tipis, "suatu saat, lo akan dapetin cowok yang lebih dari Genta Nay. Yang sayang sama lo, cinta sama lo, dan memperlakukan lo layaknya ratu. Lo akan jadi ratu di cowok yang tepat."

"jangan takut. Tuhan tau mana yang terbaik buat lo Nay." Lanjut Billy sambil menggenggam tangan Naya.

Naya kemudian memeluk Billy, dan bersamaan dengan itu tangisnya tumpah dipelukan Billy.

"rata-rata bego nya cewek, padahal banyak yang ngejar-ngejar mereka tapi mereka tetep stuck ke satu cowok yang bahkan ga perduli sama perasaan mereka. Termasuk lo." kata Billy membuat Naya refleks memukul punggung lelaki itu.

Naya mengurai pelukannya lalu beralih menyandarkan kepalanya pada bahu Billy.

"lo pasti malem-malem sering nangis kan mikirin tuh cowok?" tanya Billy.

"ngga."

"ngga salah lagi." Kata Billy membuat Naya cemberut.

"ya gimana Bil, setiap pengen tidur pasti keinget terus."

"pelan-pelan Nay, pasti bisa kok kalo lo emang niat." kata Billy.

Naya menarik nafas lalu menghembuskan nya, "gue akan coba. Itu pun kalo gue bisa."

"bisa Nay, asal semua niat itu harus dari hati." kata Billy.

"pengalaman banget kayaknya." Kekeh Naya bermaksud menggoda Billy.

"sialan lo." Umpat Billy kesal.

"udah yuk masuk, tidur. Besok juga upacara." Lanjut Billy.

Naya mengangguk. Mereka berdua kemudian berdiri dan berjalan bersamaan masuk kedalam rumah.

"jangan nanges, langsung tidur." kata Billy.

"dih, siapa juga yang nangis."

"awas ya besok kalo gue liat mata lo sembap."

"bacot." kata Naya lalu pergi duluan meninggalkan Billy.

•••••

Dibawah teriknya matahari, seluruh siswa dan para guru GARUDA ONE HIGH SCHOOL tengah mengadakan upacara bendera.

Naya yang baris disebelah Ocha, kelihatan tidak nyaman sejak tadi. Naya merasa kepalanya pusing dan seperti ada sesuatu yang ingin dikeluarkan dari mulutnya.

GENAYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang