Mobil sport milik Gema berhenti didepan gerbang yang menjulang tinggi. Naya yang duduk disebelahnya segera melepas seat belt.
"makasih ya Gem. Lo mau masuk dulu?" Tanya Naya sambil melirik Gema.
"gausah Nay udah sore, lain kali aja."
Naya mengangguk paham, "sekali lagi makasih ya. Sweater nya gue cuci dulu, besok baru gue kasih disekolah."
"iya Nay santai aja."
"lo hati-hati ya, jangan ngebut-ngebut."
"siap bu bos." kata Gema sambil hormat kepada Naya.
Naya terkekeh sejenak kemudian keluar dari mobil lelaki itu.
Gema membunyikan klakson mobilnya, sementara Naya melambaikan tangannya memperhatikan mobil Gema yang melaju meninggalkannya.
"sore non." sapa seorang satpam yang menjaga rumah Naya.
Naya tersenyum, "sore pak. Naya duluan ya pak."
"iya non."
Naya berjalan riang menuju rumahnya. Ketika membuka pintu, Naya terkejut sekaligus senang melihat mama dan papa nya menyambutnya.
"MAMA! PAPA!" Naya segera berlari kemudian memeluk keduanya.
"mama sama papa kok udah pulang? Katanya dua minggu." kata Naya sambil mengurai pelukannya, menatap kedua orangtuanya bergantian.
"mama sama papa khawatir sama kamu. Tante Anita bilang kamu sempet pingsan disekolah." jawab Aretha.
"tante Anita telfon mama?"
Aretha mengangguk, "mama kepikiran kamu terus, yauda mama sama papa putusin untuk pulang aja. Keadaan kamu udah baik-baik aja kan?"
"Naya udah baik-baik aja kok mah. Terus kerjaan papa gimana dong?"
"aman sayang, kamu tenang aja." Martin mengusap kepala putrinya sambil tersenyum.
"itu kamu pake sweater siapa?" tanya Martin sambil memperhatikan sweater yang dikenakan Naya.
"temen pah. Baju seragam Naya kotor gara-gara kecipratan air hujan, dan Naya lupa lagi bawa sweater." jawab Naya, sedangkan Martin hanya beroh-ria.
"mama sama papa pulang jam berapa tadi?" tanya Naya.
"jam dua siang Nay. Yauda gih kamu mandi dulu, abis itu kita makan bareng-bareng." kata Aretha.
"yauda mah, aku ke atas ya."
"iya sayang." Aretha mengelus rambut panjang Naya, membiarkan putrinya itu pergi ke kamarnya.
Naya melempar ransel nya dengan asal ke sofa. Gadis itu kemudian berjalan menuju tempat tidurnya lalu membaringkan tubuhnya disana.
Naya menurunkan pandangannya melihat sweater yang tengah dikenakannya. Lantas ia segera duduk kemudian melepas sweater tersebut hingga menyisakan baju seragamnya saja. Naya menghirup dalam-dalam aroma parfum yang biasa Gema pakai melekat di sweater itu.
Beberapa saat kemudian, Naya tiba-tiba tersenyum ketika mengingat Gema memberikan sweater ini kepadanya, juga ketika Gema membersihkan noda yang ada di sepatu nya. Gema sudah seperti penyelamat Naya.
"Gema, Gema. Lo baik banget sih jadi orang." Gumam Naya tanpa menghilangkan sedikit pun senyumannya.
•••••
Malam harinya dikediaman Gema, lelaki itu terlihat sedang menyandarkan punggungnya pada tiang gazebo sambil memangku gitar hitamnya. Pandangan matanya tertuju pada kolam renang yang dikelilingi oleh berbagai macam tanaman milik sang bunda. Dari yang masih kecil sampai yang sudah besar pun ada.

KAMU SEDANG MEMBACA
GENAYA STORY
Fiksi RemajaMENGANDUNG KATA-KATA KASAR☑️ DI JAMIN BAPER☑️ Pernah mengalami lelaki yang kalian suka, menyukai teman kalian sendiri? Bagaimana rasanya? Sakit? Sesak? Tidak percaya? Ini yang tengah dirasakan oleh gadis bernama lengkap Genaya Martin. Bertahun-tahun...