Duda Gemes

5.9K 539 86
                                    

🦩🦩🦩




















"Papa ciniiii"

Ha-neul menarik Taehyung mendekat. Kaki kecilnya melangkah kecil membawa Taehyung mendekat ke sofa yang kini ditempati pak Jeongguk. Ha-neul menyerahkan satu pulpen ke tangan Taehyung. Lalu menyoret wajah Jeongguk yang masih tertidur pulas.

Lihat diluar sana matahari sudah meninggi namun dia masih tertidur, dasar pemalas.

Ha-neul meletakkan jarinya dibibir kecilnya sendiri memberi syarat untuk diam, padahal suaranya sendiri paling heboh dan paling bersemangat.

"Ayo papa"

Meminta Taehyung melakukan hal yang sama. Siapa Taehyung berani menolaknya. Maka dia mulai menyoret wajah Jeongguk. Dan baru satu garis saja entah kenapa Taehyung menyukainya permainannya dengan Ha-neul. Dia semakin bersemangat mengukir diatas kulit wajah tampan pak Jeongguk. Hingga tidak menyadari kalau Ha-neul sudah tidak lagi tertarik dengan apa yang sudah dia mulai. Dia lebih memilih bermain diatas tempat tidur, melompat sesukanya.

Suara kecil-nya begitu berisik. Ada saja yang dia tanya pada Taehyung. Taehyung yang belum juga mau berhenti dari aksinya hanya menggubris seadanya.

"Sayang sstttt Daddy-nya lagi tidur, suaranya kecilin ya" sesekali Ha-neul menurut namun beberapa detik kemudian dia kembali berulah.

Dan saat pandangan Taehyung kembali keobjek yang sejak tadi dia gambar, dia sedikit kaget karena gerakannya yang tiba-tiba. Refleks dia menepuk pelan bahunya seperti apa yang selalu dia lakukan ke Ha-neul kecilnya.

"Sssshh"

Setelah pak Jeongguk kembali tenang Taehyung melanjutkan coret mencoretnya pada wajah Jeongguk. Namun jantungnya seakan jatuh ke perut saat mata keduanya bertemu, dan apa yang harus Taehyung lakukan sekarang? Tangannya kini dipegang pak Jeongguk. Dan oh sejak kapan jarak keduanya sedekat ini?

"Apa dikamarmu tidak ada kertas hingga wajah tampan saya dijadikan sebagai tempat lukismu Kim?"

Sebentar kenapa Taehyung baru menyadari kebodohannya? Dia harus apa sekarang?

"I-itu Ha-neul yang mulai duluan"

Jeongguk tersenyum melihat wajah Taehyung yang memerah. Kerjain ah...

Dia merangkul pinggang Taehyung dan menutup matanya. Dia dengan baik hati memberikan Taehyung ruang untuk kembali mencoret wajahnya.

"Oh ya? Sayangnya anak saya masih main disana tuh"

Dan yah Taehyung mati gaya. Memang betul Ha-neul sedang sibuk melompat disana. Terus dia harus apa?

"Kalau emang ini buat kamu senang, coret aja"

'ORANG GILA'

Orang waras mana yang mau wajahnya dicorat-coret coba? Tapi lihatlah orang gila didepannya kini malah dengan sukarela memberikan wajahnya. Oh atau mungkin Taehyung bisa anggap ini sebagai aksi balas dendam karena dulu perasaannya pernah ditolak. Maka dia kembali melakukannya dengan senang hati.

Kedua mata Jeongguk masih enggan pergi dari wajah indah Taehyung. Tangannya yang melingkar di pinggang Taehyung makin ditariknya sehingga deru nafas Taehyung bisa dia rasakan diwajahnya.

'Saya sudah move on!'

Itulah yang coba Taehyung pastikan saat ini. Masa iya waktu sebulan yang dia gunakan untuk move on langsung dipatahkan detik ini hanya dengan tangan pak Jeongguk dipinggangnya? Atau hanya dengan senyuman kecilinya.

'Mole dibibirnya boleh disentuh tidak yah?'

Taehyung seketika langsung menggeleng. Tidak, tidak boleh. Pikiran sesatnya sudah dia tinggalkan sebulan lalu. Pikiran kotornya sudah dia lupakan sebulan lalu. Ayo tetap move on.

Hot Jaddy [Short Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang