🦩🦩🦩
Disinilah mereka sekarang. Didalam mobil mahal pak Jeongguk. Jika saja Ha-neul tidak ada, Taehyung tidak tahu bagaimana mengisi kecanggungan keduanya. Tadi pak Jeongguk tiba-tiba menyuruhnya masuk dalam mobil bersama Ha-neul.
Tidak sempat protes karena entah bagaimana lelaki itu kini memegang kunci kamarnya. Tadi dia mengajak Ha-neul jajan, namun malah pak Jeongguk menyahutnya.
"Tapi AC belum dimatiin pak, mahal bayar listrik"
Jeongguk tidak menyahutnya seakan tidak ada yang mengajaknya bicara. Pria itu sibuk menyetir dalam diamnya. Entah kenapa dia malah semakin sexy dimata Taehyung.
'Ah sexynya suami orang'
Sebuah kenyataan menyakitkan sebenarnya, tapi untuk saat ini biarlah Taehyung membuang jauh rasa sakit hatinya. Dia ingin menikmati waktunya bersama pak Jeongguk dan Ha-neul tanpa mengingat kenyataan bahwa dia sudah berkeluarga.
Taehyung menarik nafa dalam, mengecup Ha-neul. Ah terimakasih karena lagi-lagi anak kecil menggemaskan ini ada untuk meredam rasa sakitnya.
"Kamu tahu kerugian yang akan terjadi jika saya tetap mempekerjakan karyawan malas seperti kamu?"
Astaga, bisa-bisanya dia membahas perkejaan diwaktu seperti ini. Menyebalkan. Lagian bukannya kemarin Taehyung dengan jelas mengatakan keluar walau hingga kini dia belum mengurusi surat pengunduran dirinya.
"Besok saya menyerahkan surat pengunduran diri saya kok pak, tenang saja. Jadi anda tidak perlu khawatir"
Pak Jeongguk menatap kearahnya. Didepan kini lampu merah.
"Sepertinya kamu tipe karyawan yang asal tanda tangan tanpa membaca isi surat kontrak kerja dengan baik. Biar saya ingatkan
Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian kerja waktu tertentu, atau berakhirnya hubungan kerja bukan karena ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal xx ayat (x), pihak yang mengakhiri hubungan kerja diwajibkan membayar ganti rugi sebesar upah pekerja/buruh sampai batas waktu berakhirnya waktu perjanjian kerja”
Taehyung tertegun bagaimana indahnya seorang Jeon Jeongguk saat bicara serius seperti ini. Oh Tuhan lihatlah bagaimana jakunnya bergerak membuatnya otak Taehyung semakin gila memikirkan hal kotor tentang pria disampingnya.
'Sial'
Dia mengumpat saat tatapan pak Jeongguk baru saja menusuk jiwa raganya begitu dalam hingga dia tidak memikirkan kalimat panjang pak Jeongguk yang bisa saja merugikannya.
Benar-benar ada bintang dibalik mata tajam itu. Bagaimana bisa Taehyung tenggelam dalam pesonanya? Dia bahkan tidak menggubris saat si kecil sibuk memanggil namanya sejak tadi.
"Sepertinya akan percuma"
Ya Jeongguk menyesali bahwa bukan dia sendiri yang mewawancarai karyawan semacam Taehyung. Karena dia tidak akan segan-segan mengusirnya. Ah kenapa juga tidak dia pecat dihari pertama kerja waktu itu?
"Tidak ada yang percuma kalau kita berusaha kok pak"
'Mencintai bapak misalnya'
Kenapa baru merespon? Dan kenapa meresponnya kalimat yang tidak penting? Ah bisa gila pak Jeongguk kalau terus-terusan bersama Taehyung begini.
Dia menghentikan mobilnya depan sebuah restoran. Direstoran mahal yang sama sekali tidak Taehyung pikirkan sebelumnya. Apalagi berada diruangan yang kosong alias diruang VIP.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Jaddy [Short Story]
FanfictionDia berbisik "Dengar-dengar katanya sajangnim sedikit galak" "Sssst, pelankan suaramu, bagaimana kalau ada yang dengar" Sigadis refleks menutup mulutnya. "Tapi apa itu benar?" Tanyanya lagi. "Kau akan tahu dengan sendirinya nanti".