‘Baekhyun dengan segala dualitasnya, dia rumit dan kelam. ’
- Jekyll, Hyde and Me -⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
Note: Untuk kedepannya sangat disarankan membaca cerita ini sambil mendengarkan lagu Dont Watch me Cry cover by Alexandra Porat. Happy reading
•••
"Aku selalu ingin bunuh diri."
Sesi konsultasi pagi itu aku awali dengan kata-kata singkat yang selalu aku pikirkan disaat masa remajaku dulu. Profesor Fritz tidak menampilkan ekspresi apapun, sedangkan diriku larut dalam kenangan-kenangan masa lalu yang aku sendiri enggan untuk mengingatnya.
Aku tidak tahu kapan awal mula aku berpikir seperti itu, yang jelas dari dulu aku telah lelah dengan kehidupan ini. Entah itu keluarga, teman atau bahkan lingkunganku.
"Baik, Baekhyun-ssi. Bisa ceritakan bagaimana masa remajamu itu? Saat sekolah menengah pertama tentunya."
Aku adalah anak yang cenderung menyembunyikan perasaanku, entah itu pada keluargaku atau teman-temanku. Termasuk perasaanku pada saudaraku, Byun Baek Jun. Dia mengalami keterbelakangan mental, dan aku yakin itu bukanlah salahku. Ibu memang lebih perhatian padanya, dia selalu berbicara ramah pada Baekjun dia juga mengabulkan apapun yang Baekjun inginkan, akupun tidak pernah mempermasalahkan hal itu karena Baekjun memang membutuhkan perhatian khusus dari ibu. Sebenarnya, aku sudah lelah untuk membencinya, hingga aku berpura-pura untuk terbiasa dengannya.
Aku tidak membenci ibuku yang selalu menyiksaku setiap kali dia merasa lelah dengan Baekjun, namun karena hal itulah suatu perasaan yang selama ini aku pendam telah menggunung dalam diriku. Aku tidak tahu perasaan apa itu, hanya saja aku tidak menyukai sensasinya. Aku tidak pernah ingin membenci ibuku karena aku pikir hanya dialah satu-satunya yang dapat menerimaku di dunia ini, aku selalu mengingatkan hal itu pada diriku sendiri.
Sampai pada suatu ketika, dalam diriku seperti muncul seseorang di setiap kali aku merasa tertekan. Aku menganggapnya sebagai teman bicaraku.
'Hei, mau berbagi denganku?'
Itulah yang selalu dia katakan padaku. Aku tidak bisa melihat dirinya, tapi aku yakin jika dia seumuran denganku. Akupun merasa telah mengenal dirinya dan aku mulai berbagi cerita kehidupanku padanya.
'Biar aku yang menghadapi kebencianmu, aku yang akan menanggungnya.'
Lalu, kami berpelukan dan saling memberi semangat. Aku ingat dia menyebutkan namanya saat itu, dia memperkenalkan diri sebagai ‘Song Jeha.’
Tapi, setelah itu dia tidak pernah muncul lagi. Selain itu, ibuku menatapku dengan tatapan yang lebih dingin dari biasanya, dia juga tidak segan menatap benci dan tak suka kearahku. Aku mulai berfikir, apakah saat itu ibuku pun menolak kehadiranku?
"Baik, bisakah kau ceritakan kapan ibumu meninggal."
Aku tidak ingat bagaimana ibu dan Baekjun bisa meninggal. Namun, dari sana sifat ayahku juga mulai berbeda. Dia pulang lebih malam dari biasanya dengan bau anyir dan alkohol yang membuat hidungku sakit, dia juga menjadi kasar padaku. Aku pun mulai membenci ayahku. Aku tidak ingat jika aku pernah memiliki kenangan indah bersamanya. Kami bertengkar seharian, dia juga tidak pernah mengucapkan maaf padaku saat dia telah berbicara kasar padaku. Akupun menyalahkan ayahku sendiri saat kematian ibu dan Baekjun.
Aku ingat dia pernah membuat teman sekolahku mati dan dia bicara seolah perbuatannya itu demi kebaikanku, tapi siapa yang mau membunuh orang demi anaknya? Bukankah itu hanya dilakukan oleh psikopat?

KAMU SEDANG MEMBACA
Jekyll, Hyde and Me [Exo's Baekhyun]
Fanfiction[SLOW UPDATE] Mencoba berdamai dengan masa lalumu yang kelam agar pecahan dari dirimu dapat di satukan, apa kamu bisa? Jika tidak, maka mati bersamanya adalah jalan keluarnya. Kau setuju? ••••• Let me give you a lil spoiler 'Take a guess, who am i t...