Part. 28 | Dia Yang Bersembunyi

87 19 6
                                    

‘Mungkin ketidaktahuan juga salah satu bentuk kebahagiaan. Karena, hal-hal baik bisa muncul dari ketidaktahuan.’
-Jekyll, Hyde and Me-

⚜⚜⚜⚜⚜⚜

Sunbi meletakkan cangkir berisi teh hangat yang dibuatnya keatas meja, lalu dia duduk di samping Minho. Malam itu Minho menceritakan semua kejadian yang terjadi padanya sampai membuat dia menghindari anggota tim lainnya. Kesimpulannya, dia hanya kecewa jika pada akhirnya kasus yang sedang ditanganinya tidak mengantarkannya pada titik terang kasus kematian ayah Sunbi.

"Minho, kau tahu. Aku sudah tidak peduli lagi. Jika pembunuh itu tidak di temukan, aku tidak masalah. Tujuanku masuk ke kepolisian bukan untuk menangkap penjahat yang membunuh ayahku, aku hanya ingin membantu orang lain menemukan keadilan mereka.

"Jadi, Minho. Kau tidak perlu merasa terbebani dengan kasus ayahku yang masih belum dapat terpecahkan sampai sekarang. Kau harus bekerja dengan tujuan membantu orang lain, jadi kau tidak perlu merasa kecewa atau merasa bersalah seperti sekarang.

"Kau juga harus tahu, kau tidak perlu merasa bersalah atas kematian orang lain. Kehidupan seseorang adalah milik mereka, begitu juga keputusan mereka tentang kematian mereka, karena kita tidak dapat memutuskan siapa yang hidup atau mati. Tidak peduli bagaimana kehidupan memperlakukanmu, ada kalanya kau tidak bisa menghindari rasa sakit dari kegagalan itu. Jika kau gagal, kau hanya perlu mencobanya lagi."

Setalah mengatakam ucapan panjang itu Sunbi menatap kearah Minho sambil tersenyum, pemuda itu menatap mata sabit milik gadis itu. "Kau harus berjanji jika besok kau akan kembali bekerja. Kau seharusnya merasa bersalah karena membuat Kyungsoo kerepotan dengan mengurus Sehun sendirian."

Minho tidak mengatakan apapun, namun dapat dilihat jika keadaan dia sepertinya jadi lebih baik. Memang kata-kata Sunbi hanya terdengar seperti omong kosong belaka, tapi dia mengatakan hal itu dengan tulus dari dalam hatinya. Dan akan lebih menyebalkan jika dia hanya berkata 'Astaga, Minho yang sabar ya' menghadapi Minho yang seperti ini bukan hanya sekali atau dua kali bagi Sunbi. Dia sudah melewati berbagai macam waktu brutalnya bersama dengan Minho, dan Minho tidak pernah mengharapkan apapun dari Sunbi. Dia hanya ingin mendengar kalimat-kalimat seperti tadi darinya.

"Sunbi, ada yang ingin aku tanyakan."

"Hmm, apa?"

"Jika kau sudah tidak peduli dengan kasus ayahmu. Bagaimana dengan Baekhyun, apa kau juga tidak peduli lagi dengannya?"

Sunbi menatap Minho dengan alis yang saling bertautan, lalu gadis itu memalingkan wajahnya dan bersandar pada punggung kursi di belakangnya, lalu berkata. "Aku bahkan tidak yakin apa kita akan bertemu dengannya lagi atau tidak. Tapi, aku masih berharap jika aku bisa bertemu dengannya lagi."

Minho tersenyum simpul, memang benar Sunbi masih menyimpan harapan pada Baekhyun seperti apa yang di perkirakan oleh Minho. Entah perasaan seperti apa yang di rasakan Sunbi pada Baekhyun, dia tidak tahu.

"Kau menyukainya kan, pria itu. Byun Baekhyun." Sunbi memandang terkejut kearah Minho yang kini sedang menatapnya dengan pandangan penuh tanya dan menuntut jawaban.

"Aku tidak menyukainya. Aku ingin menemuinya bukan karena aku mencintainya, aku mengkhawatirkannya. Aku khawatir pada Baekhyun sebagai temannya, seperti kau dia adalah temanku. Kenapa kau berpikir jika aku menyukainya hanya karena aku berharap bisa bertemu dengannya lagi?"

Bohong. Sunbi jelas berbohong, Minho sangat mengetahuinya. Ada hal yang berbeda dari Sunbi saat dia bersama dengan pria itu, ada senyuman yang hanya akan di tunjukan Sunbi pada orang yang dia sukai. Senyuman yang belum pernah dia tunjukan pada Minho.

Jekyll, Hyde and Me [Exo's Baekhyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang