‘Kehidupanku adalah milikku seorang, begitu juga dengan ketakutanku pada kematian.’
- Jekyll, Hyde and Me -⚜⚜⚜⚜⚜⚜
Hari itu diluar dugaan Minho dia mendapat telepon dari rumah sakit tentang Kyung Hoon yang ingin bertemu dengan dirinya, maka dirinya dan anggota timnya bergegas menuju rumah sakit. Dalam hati dia berharap jika Kyung Hoon mulai dapat membuka dirinya setidaknya pada Minho, karena dapat dikatakan jika Kyung Hoon adalah satu-satunya saksi mata atas kematian ayahnya yang akan mengantarkan kepolisian pada titik terang pembunuhan berantai kali ini.
Sesampainya di depan ruang rawat inap dimana Kyung Hoon tinggal selama ini, Minho melihat ada beberapa perawat dan dokter yang berdiri di depan pintu.
"Bagaimana?" Minho bertanya saat dirinya sampai disana.
"Dia ada di dalam dan menolak siapapun masuk kecuali detektif Choi."
Dalam dirinya ada sedikit kekhawatiran dan ketakutan. Jika Kyung Hoon menolak untuk bertemu siapapun, keadaan dia bukannya membaik melainkan sebaliknya. Setelah meyakinkan dirinya dan menarik nafas panjang, Minho membuka pintu ruang rawat inap itu. Saat masuk, Minho melihat Kyun Hoon tengah berdiri di pojokan kamar di dekat jendela, tangannya menggenggam secarik kertas. Tatapan kosongnya seolah menarik Minho untuk bersimpati pada anak tersebut, ahh Minho jadi teringat masa-masa sulit Sunbi dahulu.
"Hai, aku dengar kau ingin bertemu denganku. Apa ada sesuatu yang ingin kau sampaikan?"
Kyung Hoon memberi isyarat pada Minho untuk mendekat kearahnya. Saat berada di hadapannya, anak itu memberikan Minho kertas yang tadi di genggamnya. Lalu anak itu mengangkat kelingkingnya. "Berjanjilah untuk menangkap penjahatnya."
Minho tertegun di tempatnya. Kemudian dia tersenyum lantas menautkan kelingkingnya, mereka baru saja membuat sebuah janji. "Tentu saja, aku akan menangkap penjahatnya. Jadi, kau bisa mempercayaiku."
"Paman bisa pergi sekarang."
"Hmm, tentu. Kau harus beristirahat agar dapat kembali ke sekolah dan belajar." Minho berucap sambil mengusap lembut puncak kepala Kyung Hoon.
Minho beranjak dari posisinya dan hendak pergi, saat Minho berjalan dan dirinya tepat berada di depan pintu tiba-tiba Kyung Hoon berseru.
"Paman, aku tidak bisa terus hidup. Aku tidak mau melihat dia setiap hari, dia ada disana mengawasiku. Aku takut. Jadi, tolong tangkap dia dan berikan hukuman padanya. Tolong!"
Tanpa di duga anak kecil itu menaikkan sebelah kakinya keatas jendela dengan air mata yang mengalir deras di pipinya, Minho lantas membalikkan tubuhnya, pupil matanya bergetar, reflek tubuhnya bergerak untuk meraih Kyung Hoon yang meloncat dari jendela tepat di hadapannya.
"TIDAKKKK!!!!"
Yang dapat dilakukan Minho saat itu hanya berteriak mengundang orang-orang di balik pintu masuk kedalam ruang rawat inap, setelahnya dapat mereka dengar teriakan-teriakan dari bawah sana.
Hari itu, Minho baru saja menyaksikan seorang anak kecil yang bunuh diri tepat di depan matanya. Minho menggenggam erat secari kertas yang di berikan Kyung Hoon beberapa waktu lalu. Sehun dan Kyungsoo membawa Minho keluar dari ruangan itu untuk menenangkannya, tubuhnya gemetar hebat, kata-kata terakhir Kyung Hoon masih dapat di dengarnya dan terus berdengung di dalam telinganya.
"Seharusnya aku bergerak lebih cepat dan meraih tangannya. Dia mati di hadapanku." Minho bergumam menyalahkan dirinya.
"Hei, Minho. Jangan menyalahkan dirimu sendiri, ini minumlah dulu dan tenangkan dirimu." Kyungsoo berucap sambil menyodorkan air mineral ke hadapan Minho.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jekyll, Hyde and Me [Exo's Baekhyun]
Fanfic[SLOW UPDATE] Mencoba berdamai dengan masa lalumu yang kelam agar pecahan dari dirimu dapat di satukan, apa kamu bisa? Jika tidak, maka mati bersamanya adalah jalan keluarnya. Kau setuju? ••••• Let me give you a lil spoiler 'Take a guess, who am i t...