‘...kita mungkin sudah terbiasa dicampakkan. Tapi aku tak terbiasa menolak orang lain.’
-Jekyll, Hyde and Me-⚜⚜⚜⚜⚜⚜
'Datanglah padaku semua yang letih lesu dan berbeban berat... '
"Hentikan!! Kumohon hentikan!!!"
"Ahh!" Rosaline terbangun saat dia merasakan sebuah tangan membelai kepalanya dengan samar dan dia dengan refleknya menampik tangan itu.
"Kau bermimpi buruk lagi?" Suara dengan nada rendah itu menguar di udara dan dapat dia kenali saat itu juga. Seperti biasa Jeha datang malam ini, sikapnya masih tidak berubah. Dia terlalu tenang untuk seseorang yang telah melakukan pembunuhan, atau memang dia sudah terbiasa.
"Aku tidak bisa melupakan kejadian malam itu." Gadis itu bangun dari posisinya dan mendekap erat kedua lutut kakinya.
Sudah beberapa hari sejak kejadian hari itu dan Rosaline masih belum dapat melupakannya sehingga dia terus memimpikan hal buruk itu berulang kali. Dia bukan dengan sengaja mengingat hal itu, hanya saja saat Jeha datang mengunjunginya setiap hal yang Rosaline ingat tentang pria itu entah kenapa selalu membawanya pada kejadian pada malam itu.
"Apa kau tahu, setiap kali aku mencium wangi parfum yang kau pakai aku selalu senang karena hal itu mengingatkanku betapa baik hatinya dirimu.
"Wangi parfum yang selalu menjadi identitas dirimu itu aku selalu mengingat bagaimana aromanya. Seperti katamu, aku tidak terlalu ingat bagaimana cara kita bertemu dulu." Rosaline tertunduk dan tersenyum sekilas.
Mendengar hal itu Jeha mengangkat sebelah alisnya dan berkata. "Lalu?"
"Saat kau bilang kau akan pergi menolong orang lain, aku mungkin berusaha bersembunyi dari kenyataan. Kupikir ya, mungkin dia benar-benar menolong orang lain dan aku membiarkan diriku mabuk dalam wangi parfummu." Kali ini gadis itu memandang lurus kedepan dengan alis yang saling bertautan.
Jeha dalam diamnya berusaha untuk menafsirkan segala kata-kata yang diucapkan oleh Rosaline, namun nihil dia tidak menemukan definisi yang cukup untuk mengartikan ucapan gadis itu, jadi dia bertanya. "Sebenarnya apa yang ingin kau katakan?"
"Aku tak ingin menciumnya lagi." Gadis itu dengan wajah tegasnya mengucapkan satu kalimat yang berhasil membuat Jeha tak bergeming di tempatnya.
"Setelah kejadian itu, aku jadi berpikir bagaimana dirimu yang memakai parfum itu untuk menemuiku sekaligus untuk menyembunyikan hal buruk yang telah kau lakukan. Aku tidak bisa membayangkannya sambil terus dimabukkan oleh aroma itu. Karena sampai kapanpun aku tidak akan pernah terbiasa untuk melakukan keduanya." Wajah tegas yang ditampilkan Rosaline menyiratkan kekecewaan yang begitu dalam disana.
"Kau benar, kita mungkin sudah terbiasa dicampakkan. Tapi aku tak terbiasa menolak orang lain, maka dari itu aku ingin kau tetap disisiku dan aku selalu ingin tersenyum bersamamu. Apa kau tak merasakannya juga?"
Rosaline tersenyum dengan miris memikirkan hubungan rumit yang terjalin antara dirinya dan Jeha. "Jeha, saat bersamaku tak pernahkah kau memikirkan hal itu?"
Jeha benar-benar terdiam untuk beberapa saat, dia meletakkan tangkai mawar merah yang dibawanya tadi keatas nakas. "Jika kau ingat bagaimana cara kita bertemu dulu, bukankah kau juga tahu akan seperti apa hubungan kita berdua?"
Jeha bukannya tidak pernah memikirkannya, hanya saja dia menolak untuk memikirkan kehidupan bahagia seperti yang Rosaline inginkan. Karena jauh dari lubuk hatinya dia sadar, jika dirinya hanya sebatas alter yang diciptakan Baekhyun untuk berlindung dari segala kenangan buruk yang tidak ingin diingatnya. Kemungkinan untuk dia menghilang juga sangatlah tinggi, jadi dia tidak ingin membuat gadis itu semakin terluka hanya dengan memberinya harapan untuk hidup bahagia dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jekyll, Hyde and Me [Exo's Baekhyun]
Fanfiction[SLOW UPDATE] Mencoba berdamai dengan masa lalumu yang kelam agar pecahan dari dirimu dapat di satukan, apa kamu bisa? Jika tidak, maka mati bersamanya adalah jalan keluarnya. Kau setuju? ••••• Let me give you a lil spoiler 'Take a guess, who am i t...