Part 36

1.8K 203 26
                                    

Haii! Pengen buat Q&A buat cerita ini? ada yang minattt? :3

+

2 bulan kemudian

“Jen! Gue bagus pakai baju ini,” kata Ariana sambil memegang dress merah selutut, lalu menaruhnya lagi ke tempat tidur seraya mengambil dress yang satunya, ”Atau yang ini?.”

Jen yang sudah siap dengan baju kaos dan celana jeans, berdecak sebal, “kita cuma pengen ke karnaval, Ari sayang. Pakai yang casual aja emang gak bisa?”

Sedetik kemudian, Taylor keluar dari kamar mandi sambil memutarkan badannya beberapa kali layaknya film The Hunger Games, dimana baju yang dikenakan Katnis akan mengeluarkan api jika ia berputar, “Gimana? Bagus gak?.” Jen melirik dari atas ke bawah, bawah ke atas. Ternyata pakaian Taylor gak beda jauh dari Ari. Dress dan high heels hitam.

“Kita Cuma pengen ke karnaval belakang sekolah aja, gak ke kondangan. Kenapa bajunya kayak gini semua, sih?. Emang kalian mau tumit nya lecet karena ntar lari-lari pake high heels? Atau gak takut apa, kalau baju kalian sobek? Ganti buruan sanaa.” Jen mengibas-ngibaskan kedua tangannya di depan wajah Taylor dan Ari, seperti mengusir.

Taylor dan Ari tertawa, sedangkan cewek pirang dengan baju casual nya ini memiringkan kepala bingun. Apa yang lucu sih?, “Kita pengen dinner. Gak jadi ke karnaval.” Jelas Taylor sambil memperhatikan pantulan bayangannya di cermin.

“Justin gak dapat tiket, katanya sold out semua di borong anak angkatan kita sama senior. Ada sih dapat 2 tiket, tapi dikasih ke temannya. Denger-denger sih temannya pengen nembak gitu di karnaval nanti.”

Lama-lama berkurang juga nih populasi jomblo di muka bumi, Jen berkata di dalam hati.

Iya, sekolah emang lagi buat acara karnaval besar-besaran buat senior yang besok bakalan wisuda. Jadi kayak semacam perayaan H-1 gitu deh. Panitia yang bertugas sudah datangin beberapa artis dan sewa beberapa permainan yang biasanya ada di karnaval yang akan meriahin acara. Bayangin deh kurang besar apa acara ini. Dan karena ini, kampus akan diliburkan dua hari. Hari ini dan besok.

“Kalau gitu, gue disini aja deh.” Kata Jen seraya mengambil novel tebalnya lalu duduk di kursi. Membuka halaman 56, halaman terakhir yang ia baca malam tadi.

Mereka—taylor dan Ari bertatap-tatapan, seperti sedang ber-telepati.

Ari : eh, Tay! Gimana nih?

Tay : Mana gue tau, lo rayu dia deh!

Ari : Kok gue sih? Lo lah! Kan lo lebih tua

Tay : Hubungannya apa sama umur? Ayo buruan, ntar rencana kita gak berjalan lancar

Ari : Huft. Iyadeh. Demi sahabat.

Setelah menaruh kedua bajunya di tempat tidur, Ariana mendekat ke arah Jen yang kini sudah mulai membalikkan halaman novelnya. “ikut lah, Jen. Gak lama kok.” Ia menggoyang-goyangkan pundak Jen pelan.

“gak mau. Gue gak mau jadi nyamuk diantara kalian ber-empat.” Ia terkekeh diakhir perkataannya.

Taylor tersenyum miring, “Siapa bilang lo bakalan jadi nyamuk. Kak Austin ikut kok! Tadi gue ajak dia buat nemenin lo. Dan dia mau.” Agar Jen percaya, ia menunjukkan message chat antara Taylor dan Austin.

From : Austin Mahogany

Bolehlah, ntar ketemuannya disana aja. Suruh Jen dandan yang cantik.

Three GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang