Part 4

4.3K 371 41
                                    

Still Taylor P.O.V

Baru aja melangkahkan kaki keluar, gue ngeliat Ariana yang entah dari kapan sudah bertengger di samping pintu kelas, "Ngapain di sini? bukannya dikantin?" tanya gue.

Memasukkan handphone nya kedalam tas, lalu yang tadinya sedang bersandar, dia langsung menegakkan badannya, "Tadi gue gak sengaja lewat kelas lo karena tadi ke toilet dulu, yaudah gue nungguin lo deh. Lagian gue gak mau sendirian ke kantin, nanti disangka jomblo."

"Gue gak nanya," Jawab gue singkat seraya mulai melangkahkan kaki menjauh dari Ari dengan tujuan ke kantin pastinya. Dia juga kelihatannya lari-lari kecil buat mensejajarkan langkah kita. "Dan lo emang jomblo, Ari. Jangan malu untuk mengakuinya."

"Lah kok lo minta dibunuh yah? Jelas-Jelas tadi lo nanya," Ari memutarkan bola matanya. "Gini-gini gue jomblo banyak yang mau. Lah lo?" kata dia seraya mengibas-ngibaskan rambutnya sampai kena muka gue.

Dengan tatapan jijik, gue menatap Ari sambil berkata, "Jangan kibas-kibas rambut yang jadi sarang kutu deh."

"Gak lah, seorang Ariana Grande ada kutu? Sampe Menara Eiffel pindah ke Afrika kali baru ada." Jawabnya pede.

"Lebay lo."

"Lo juga."

"Gue gak--"

"Oke, Taylor. Gue udah lapar dan gak ada energi buat berdebat sama lo. Jadi, biarin gue isi perut baru deh lo ngoceh sampai mulut berbusa." Katanya yang sedikit curhat sembari memegang perut.

+

"Lama banget." Komentar Jen yang sedang bertopang dagu. Didepannya banyak piring-piring kosong dan dua gelas minuman yang gak ada lagi isinya. Buset deh nih anak nya siapa?

"Tadi kita habis debat capres, biasalah." Kata Ari asal. Ia duduk di samping Jen dan menggeser sedikit bekas piring Jen dengan jijik.

"Beneran?" Dan dengan bodohnya, Jen yang gue yakin udah terlalu kenyang itu percaya.

"Gak lah, kita aja lain capres." Kata gue sembari mengambil posisi duduk berhadapan dengan mereka.

Jen memutar bola matanya malas, kayaknya dia baru sadar kalau dia dibohongin. "Eh, ngomong-ngomong ada yang baru, loh!" Dengan semangat '45 dia memukul meja pelan, memasang mata berbinar dan senyum 5 jarinya.

"Lo kira oreo ada yang baru." Kata Ari.

"Emangnya apa yang baru?" Kata gue mengalihkan pembicaraan. Daripada mereka debat lagi kan gue cape'.

"Gosip baru," Nah! Dari pertama juga gue yakin ada gosip baru. Palingan tentang si Harry-Harry itu. "Mau denger, gak? Lumayan loh baru diangkat dari oven." Kata Jen masih dengan wajah berseri-seri.

Gue celingak-celinguk lalu memajukan sedikit kepala gue kearah Jen, "Lo tuh gak jauh beda sama senior-senior kita. Gosip mulu tiap hari, nambah dosa tau!"

"Jangan dengerin Taylor, masih ada gue kok. Jadi, apa gosip barunya?" Tanya Ari mencoba untuk terlihat excited dia juga tadi sekilas melotot ke gue seakan-akan bilang ikutin-aja-mau-dia.

"Nah jadi-- eh, itu Harry kan?" Kata Jen menunjuk seseorang yang berada di belakang gue. Otomatis, gue menolehkan kepala ke belakang dan bener aja, dia--Harry sedang masuk ke dalam kantin dengan gaya sok cool nya itu. Yang gue bingung, kenapa semua kaum hawa bisa terpanah ya? Sampai ada yang gigit jari, guling-guling di lantai pun juga ada.

"Iya." Kata Ari singkat. Gue kembali mengalihkan pandangan ke temen-temen, gak perduli deh semua cewek yang lagi teriak-teriak gak jelas ke si cowok keriting itu.

Three GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang