Part 25

2K 240 27
  • Didedikasikan kepada all my beautiful readers :*
                                    

Satu pertanyaan yang lagi ada terngiang-ngiang di kepala gue, saat nulis chapter 25 a.k.a chapter ini.

"masih adakah yang baca?"

HAHAHAHA

Sudah lupakan yang kalimat yang diatas.

*****

Taylor P.O.V

Malam ini akan menjadi malam yang sangat panjang. Karena apa? Karena kampus tempat gue belajar, sedang merayakan hari jadinya yang gue gak tau berapa tahun. Dan malam ini juga, GUE KE PESTA DENGAN STATUS 'TAKEN' ALIAS NGGAK JOMBLO LAGI.

Ya, gue sama Harry bakalan pergi berdua malam ini. Dan sekarang gue sedang berdiri di depan kaca sambil memperbaiki letak rambut. Ternyata gue cantik juga. Setelah selesai dengan acara berdandan-ria gue mengambil Handphone dan mencari kontak Harry

From : Taylor

To : a Curly Man

Woy, gue udah siap! Lo di mana?

-send-

Sambil menunggu jawaban sms dari Harry, gue memakai high heels yang gak terlalu tinggi lalu duduk di pinggir kasur. Tapi, belum sempat duduk, handphone gue bergetar. Pas gue cek ternyata balasan dari Harry.

From : a Curly Man

To : Taylor

Lah? Daritadi gue udah berdiri di bawah asrama lo yaelah.-. coba lo nengok ke bawah

Tanpa ba-bi-bu gue langsung berjalan cepat menuju jendela, lalu menundukkan kepala dan melihat Harry yang lagi sibuk dengan hp nya. "TUNGGU GUE YA, HAR! BENTAR LAGI GUE KEBAWAH," teriak gue lalu berjalan ke arah pintu kamar asrama kita bertiga. Gue keluar dari kamar lalu menguncinya.

Oh ya ngomong-ngomong, Ari sama Jen udah pergi sejak 10 menit yang lalu -mungkin-karena pasangan-pasangan mereka malam ini udah nunggu di tempat acaranya -aula-

Nggak usah ditanya juga kalian udah tau, Ariana sama Justin sedangkan Jen sama Austin. Jangan anggap Jen sama kak Austin udah pacaran, karena mereka belum memiliki status apapun. Kak Austin suka sama Jen aja belum, masa udah nembak aja?. Sebenarnya nih ya, gue udah gregetan sama mereka berdua, khususnya kakak senior yang lagi diincar Jen a.k.a Kak Austin. Nih ya, si Jen udah kasih kode yang super duper banyak sedangkan reaksi Kak Austin cuma 'oh gitu', 'lah lo juga suka sama orang yang gak pekaan' atau sebagainya. Dan pernah si Jen curhat ke gue kalo dia pengen move on, tapi gue tolak rencana nya. Because what? Sayang bro, udah deket juga sama Kak Austin masa mau move on? Gue juga bilang sama dia kalau 'lo itu satu-satunya junior yang bisa deket sama Kak Austin. Eh gak deng, Si Liza juga deket sama dia, kan mereka sepupuan' itu bukan hanya sekedar rayuan supaya dia gak move on, tapi itu kenyataan.

"eh buset deh.-. jangan gosipin Jen mulu elahh.-. kembali ke cerita, taylor!" Kata author yang tiba-tiba masuk ke dalam alur cerita ini. Siapa lagi kalau bukan Zahwa

"iya iya, gak lagi deh, zah"

Gak terasa -karena daritadi kita ngomogin Jen mulu-gue udah ada di pintu depan asrama putri. Mata gue menelusuri setiap bangunan putih ini dan melihat laki-laki berambut keriting, yang lagi bersandar di dinding. Gue mendekati Harry, lalu menepuk pundaknya. "hei, maaf gue lama," kata gue sambil nyengir.

Harry natap gue, "lo emang lama. Bisa-bisa rambut gue jadi lurus karena nunggu lo"

Apa hubungannya?

"yaudah langsung kesana aja" kata gue sambil berjalan meninggalkan harry yang masih berdiam diri disana. "lah? lo kenapa masih diam disana? lo mau kita telat hah?" kata gue menoleh ke arahnya

"jadi ini balasan lo? setelah gue nunggu 1 jam disini?" katanya --yang menurut gue sangat dramatis--

"siapa suruh lo nunggu satu jam? toh, gue bilang lo kesini pas gue sms. ya, jadi ini salah lo," kata gue. Karena dia masih gak bergerak juga, mau gak mau gue harus narik tangannya. "jangan salahkan gue kalau tangan lo kesakitan"

"lo itu pacar paling beda di seluruh dunia" katanya.

Ariana P.O.V

Pesta pesta pesta!

Sekarang gue sama Justin udah berada di tengah keramaian aula yang besarnya kayak lapangan sepak bola. Kalau pasangan yang lain malah berdansa, kita berdua nggak. Tepatnya sih gue yang nggak mau dansa, karena apa? karena gue gak mau meninggalkan tumpukan kue cokelat yang sedang disamping gue. Katakan gue ini sangat aneh, lebih memilih makan kue cokelat yang bisa buat gendut, daripada meladeni pacarnya yang lagi masang muka cemberut. Tapi, inilah gue. Biarpun gue kadang orangnya nyebelin ataupun di cap sama Taylor dan Jen gak pintar tapi cantik, tapi gini-gini gue punya pacar yang setia sama gue.

Lah kalian? *digebukin*

"Ari, nggak takut berat badan nya naik?" tanya Justin. "lebih baik lo taruh lagi deh nampan kue cokelatnya dan jalan ke lantai dansa bareng gue"

"gak mau! nanti kue nya habis dimakan yang lain, Justin!" kata gue sambil memasukkan kue cokelat yang berbentuk mini ini kedalam mulut. "lagian kalo lo mau dansa, sama cewek yang lain kan bisa. kenapa harus sama gue sih?"

"WHAT THE...." Justin menghela nafas lalu menatapku sambil tersenyum sabar. emang gue salah ya?. "kan lo pacar gue, Ariana Grande. Masa iya gue dansa sama wanita lain? lo mau kalo gue nanti selingkuh?"

"selingkuh ya selingkuh aja, Just. Gue udah biasa kok ngadepin yang kayak gituan. Ariana strong :')" kata gue sambil menaruh piring kue cokelat ke meja yang sudah disediakan. "lagian gue juga nggak yakin kalo lo mau selingkuh dari gue. Lo kan dapatin gue susah banget kayak nangkap ikan dengan tangan kosong," kata gue dengan penuh keyakinan.

"Masa sih? lo aja yang anggap perjuangan gue begitu keras" kata dia sambil menaikkan satu alisnya.

"oh, jadi gak percaya? perlu gue baca-in ke lo chapter dimana lo lagi sukanya ganggu gue?" kata gue. Justin menggeleng dan seketika senyum kemenangan terukir jelas di bibir gue. "dan gue cuma mau kasih tau ke lo. Suatu saat, lo akan selingkuh di belakang gue karena perasaan itu sudah gak ada lagi. dan jika itu terjadi, gue maklumin. Karena gue tau, cowok cepat bosan.. Dan perasaan cowok ke cewek itu gak pernah lama kayak perasaan cewek ke cowok. Cewek itu setia, Just. Jadi kurangin sifat playboy lo itu dan coba sayangin cewek sepenuh hati"

Justin terdiam. Gue juga. Kami berdua sibuk dengan pikiran kami masing-masing

"lo kok bisa ngomong kayak gitu sih, Ari?" kata Justin bingung

"Karena," kata gue sambil menghela nafas. "gue juga bingung kenapa bisa ngomong gitu.-. tiba-tiba langsung keluar aja gitu, Just,"

Bisa gue lihat Justin yang langsung menutup muka dengan kedua tangannya. "gue kira lo kerasukan setan Mario Teguh"

"gak lah, emangnya gue---"

"SEMUA DIAM DITEMPAT!" teriak seseorang yang membuat suasana aula menjadi ricuh. Lantas gue membuat menoleh ke arahnya.

Dia?

------

A/N : akhirnya GUE BISA UPDATE setelah sekian lama gue bertapa di gua yang gelap supaya bisa dapat ide nulis chapt 25 HIHIY!

Dan chapter ini gue dedikasikan buat semua readers --baik yang silent atau gak-- yang udah baca cerita ini dari awal sampai akhir. zahwa sayang kalian <3

salam popcorn,

-zahwa hood-

Three GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang