Taylor P.O.V
MALAM MINGGU MALAM MINGGU! GUE CUMA MAU BILANG INI MALAM MINGGU! HOHO
Dan malam ini kampus bakalan mengadakan acara untuk merayakan ulang tahun kampus tercinta ini! Dosen-dosen ngizinin kita buat jalan-jalan. Entah mau beli baju buat ntar malam atau sekedar jalan-jalan malam minggu. Pokoknya kita harus balik ke sini sebelum jam 12 malam. Kayak Cinderella aja ya.
Sebenarnya gue pengen pergi bareng sama Jen dan Ari. Tapi keadaan tidak mendukung karena kami bertiga yang dulu berbeda dengan yang sekarang~
Sekarang Ari sama Justin~
Gue sama Harry--tbh, sampe sekarang gue masih gak nyangka bisa pacaran sama keriting idiot itu.
Tinggal Jen lagi yang belum ada. Kasihan emang tuh anak. Tapi, si Jen udah bilang ke gue kalo bakalan jalan bareng sama Kak Austin. Jadi dia gak jadi ikut kita ber-empat—gue, Harry, Ari, dan Justin katanya sih gak pengen dijadiin obat nyamuk lagi.
"TAYLOR!! CEPETAN ELAH! LO LAMA AMAT SIH!" kata Harry.
"TUNGGU BENTAR AJA BISA KALI! LO MAH SAMA PACAR KAYAK GITU!" kata gue sambil membuka pintu toilet.
"GUE PANGGIL SAYANG JUGA GAK MAU KAN, LO!" kata dia.
"GAK USAH TERIAK BISA KALI! GUE UDAH DIDEPAN LO!"
"LAH? LO JUGA TERIAK-TERIAK DIDEPAN GUE!"
"JANGAN-JANGAN...." kata gue.
"KITA...." kata Harry.
"JODOH!" kata gue sama Harry serempak.
Pasangan koplak emang.
+
Ariana P.O.V
Sekarang gue lagi jalan-jalan sama Justin disekitar tempat perbelanjaan. Udah lumayan lama sih, kita banyak keluar-masuk toko. Tapi belum beli sama sekali. "Lebih baik gue denger musik di asrama daripada keliling kayak gini tapi gak beli apa-apa." kata gue kesel.
"Kalo mau beli mah, beli aja. Gue gak ngelarang." kata Justin.
"Gue gak punya duit, Just." Oke, sebenarnya ini modus supaya dia bayarin gue.
"Berarti lo gak usah beli. Gitu aja susah."
"Tapi gue mau beli, Justinnn"
"Kalo lo mau beli tapi ga bawa duit kan sama aja bohong" kata dia.
Gak peka ternyata, "Bayarin bisa kan, Just." kata gue sambil bergelayut –sok—manja di lengan dia.
"Idih.. gak mau," Justin menyingkirkan tangan gue dari lengannya. "Matre deh."
"Daripada lo gak peka," Dan jurus satu-satunya yang gue pakai adalah; muka cemberut. "Pacar diciptakan untuk ngebayarin cewenya, tau."
"Masih untuk gak peka, daripada lo, nyolot mulu kerjaannya," Lah, dia gak mau kalah ternyata, "Tapi kalau misalkan dibayarin terus, nanti duit aku habis, sayang."
Dan akhirnya gue bener-bener kesel sendiri sama nih anak, "Lah? Kapan gue nyolotnya."
"Dari beberapa menit yang lalu."
"Tau ah, benci gue sama lo." kata gue sambil pergi ninggalin dia.
Kejar gue, just. Kejar!!!
Pas gue balik ke belakang. Dia masih ada ditempatnya, gak lari ngejar seperti ekspetasi gue. Dia malah natap gue seakan-akan bilang; kenapa-gak-pergi?.
KENAPA SIH GUE BISA PUNYA PACAR GAK PEKAAAA!!!!
****
Jennette P.O.V
Bisa jalan sama orang yang lo sukain itu, rasanya.....
Bisa deketan sama orang yang lo sukain itu, rasanya...
Bisa jalan berdua sama orang yang lo suka itu, rasanya...
SENENG BANGET, BROHH!!!
Gue aja masih gak nyangka bisa jalan BERDUAAN sama kak Austin. Gak ada Taylor sama Ari. Gak ada senior/junior yang biasanya genit sama Kak Austin. Dan yang lebih terpenting itu... GAK ADA KAK SELENA!.
I'M FEEL FREE~~~ *kena virus syahrini*
"Gak mau beli apa-apa nih, Jen?" tanya kak Austin.
Beli hati kakak boleh, gak? "Um... gak tau deh, kak. Bingung hehe."
Awkward lagi deh.
Kita berdua menyusuri jalan, masih gak tau tujuan yang sebenarnya mau kemana. Kak Austin dan gue masih aja diam-diaman. Dan kita berhenti disatu restoran Jepang.
Kenapa restoran Jepang nyasar ke Paris?
"Makan yuk!" Ajak kak Austin.
"Yuk, di mana kak?" bodoh, bodoh, bodoh. Kenapa malah nanya pertanyaan yang gue tau jawabannya.
"Di sini lah." kata kak Austin sambil nunjuk restoran Jepang. Jangan bilang kalo—"Gue suka banget sama sushi! Dan udah lama gak makan ini!" kata dia. "makan di sini aja yuk! Gue traktir deh!" Lanjut kak Austin.
Bukannya apa-apa, kak. Tapi biarpun ditraktir sushi yang banyaknya udah kayak sebesar gunung pun gak gue makan.
Mana bisa gue makan sushi.
Matilah.
"Yaudah deh."
****
Potongan sushi udah ada didepan mata. Kak Austin udah makan dari tadi dan bahkan pesanan-pesanan dia yang tadi diantar sudah mulai habis. Nih orang apa gak enek ya makan makanan mentah kayak gitu.
Tetep aja gue cinta.
"Gak mau makan nih, Jen?" Tanya Kak Austin.
"Eng-enggak kak, gue udah kenyang." Kata gue gelagapan. Tadi lagi asik-asiknya merhatiin Kak Austin makan, eh tiba-tiba dia nanya. Semoga aja gak ketahuan gue ngeliatin dia daritadi.
"Buat gue, ya?" kata Kak Austin dengan puppy eyes nya.
Duh, gue gak bisa gini terus. Ngeliat semua perilaku dia yang imut-imut itu malah membuat gue mati perlahan. "Ambil aja."
Dia langsung ngambil piring gue yang masih utuh, belum gue pegang sama sekali. Pas dia mau masukin sushi ke mulutnya, dia ngeliatin gue. Anjir, matanya itu loh. "Yakin nih gak mau? Gue suapin deh."
Coba aja ini McD, gue terima deh tawarannya, "Iya lah, kak. Makan aja. Kan udah gue bilang kalo gue kenyang."
"Kenyang? Daritadi kita jalan-jalan 2 jam dan lo gak lapar?" Sebenarnya lapar. Banget.
"Iya kenyang main angin, kak. Hehe."
+
maaf kalau aneh atau banya typo, masalahnya in pakai "sistem ngebut sejam"
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Girls
FanfictionIni tentang mereka bertiga yang ditempatkan di asrama dengan kamar yang sama. Remaja-Remaja perempuan yang masih labil, gokil dan jauh dari kata 'normal people' ini, pasti ada aja kegilaan yang akan dilakukan mereka setiap hari ataupun setiap jam. T...
