S A T U

97.7K 6.9K 509
                                    

Alis tebal, dagu tirus, hidung mancung, tatapan tajam, rambut berwarna hitam pekat dengan mata biru keunguan.

Itu jelas bukan milikku! Kenapa? Ada apa dengan wajah ini? Siapa aku? Dimana aku? Kenapa aku berada di tempat yang asing ini?!

Sebelumnya ...

Seorang pria berkacamata tebal tengah bersandar pada kursi kayu di balkon kamar nya, rambutnya tampak acak-acakan, kantung mata bergelambir menghiasi wajahnya.

Raut mukanya tampak semrawut, menatap penuh benci pada layar laptop yang sudah membuatnya tak bisa tidur selama berhari-hari.

Salahkan bosnya yang menantang ia untuk membuat sebuah novel fantasi romantis yang sama sekali bukan gayanya. Hanya memikirkannya saja sudah membuat bulu ketiaknya terangkat berdiri. Dan sekarang ia harus membuat dunia penuh warna pink dan bunga mawar dengan otak dan kreativitas sucinya sendiri? Jika bisa dia lebih memilih untuk bercinta semalaman dengan alien bertentakel dari pada membuat hal-hal manis seperti itu.

Menjadi seorang penulis yang selalu menerbitkan buku-buku Sc-fi, misteri, dan komedi, membuat ia tak pernah menjajaki genre novel yang lainnya. Dia sudah cukup puas dengan hasil yang ia dapatkan dari menulis buku yang menceritakan zombie atau alien yang naik bianglala.

Sebenarnya ia sudah mencoba berbagai genre novel yang sekiranya bagus untuk ia tulis, dari mulai thriller hingga komedi, romantis, horor, werewolf, vampire, fantasi, sampai menulis kisah tentang mafia yang bertaubat pun pernah. Namun, tak ada satupun naskah dari genre-genre tersebut yang berhasil ia tulis hingga tamat.

Selalu berakhir di tengah jalan, tak pernah menemukan titik terang. Rasanya ia frustasi ketika tak bisa menemukan alur yang tepat untuk mempertemukan si tokoh utama dengan pasangannya.

Katanya, menemukan jodoh untuk diri sendiri saja sudah sulit.

Hingga pada hari itu, bosnya yang gabut meminta ia untuk menuliskan sebuah novel bergenre fantasi romantis mirip mahwa-manhwa Korea. Siapa tahu, novel buatan anak buahnya itu bisa di angkat ke dalam komik web yang sekarang tengah diminati para pembaca milenial.

Dengan tawaran bonus dan libur selama seminggu penuh jika ia berhasil menamatkan novelnya dalam waktu satu bulan.

Siapa yang tak tergiur? Baginya yang terus bergelut dengan dunia imajinasi, tentu saja libur selama seminggu adalah karunia Tuhan yang tak bisa ia abaikan. Berjalan-jalan di tengah taman kota, bersepeda di pinggiran desa. Atau bahkan berjemur di tepi pantai mungkin bisa ia lakukan.

Karenanya, dengan tekad yang membara ia rela tak tidur selama berhari-hari demi memuaskan kegabutan bosnya yang biadab.

"Dengan langkah gontai Aslan menghampiri Ruby yang duduk pongah di atas singgasana bertabur emas. Matanya menatap sendu ke arah gadis yang kini telah tumbuh dewasa, gadis kecil yang dulu selalu mendamba pelukannya.

Andai waktu bisa ia putar kembali, dia ingin merengkuh tubuh itu, memeluknya dalam dekapan hangat, memberinya kasih sayang yang tulus tanpa putus.

Namun nasi telah menjadi bubur, semuanya telah terlambat ..

CRAT!

Ruby menebas kepala Aslan dengan pedang perak milik ayahnya sendiri.

Kemudian Ruby hidup bahagia, menikah dengan putra mahkota pujaan hati, dan hidup di istana mewah hingga hari tua.

Tamat!" Benar-benar tamat, lelaki berwajah sendu itu berhasil menamatkan novel fantasi romantis pertamanya dalam waktu 29 hari. Waktu yang cukup singkat bagi rekor menulis genre lain selain genre andalannya.

Pria itu menutup mulutnya takjub, liburan di Bali kini bukan hanya angan-angan nya saja.

Ia berdiri di atas kursi kayu yang selama ini selalu menjadi teman mengobrol nya, dengan tangan yang ia angkat tinggi-tinggi, pria itu berteriak.

"BALI! I'M COMING!"

Namun naas kursi kayu itu terlalu renta untuk menopang tubuhnya, hingga dudukan kursi itu ambruk, membuat tubuhnya oleng lalu jatuh melewati pagar pembatas balkon pada kamar apartemen miliknya.

Terjun dari ketinggian hampir 20 meter menimpa lantai beton di bawahnya.

Saat itu yang dia ingat, hanya genangan darah yang memenuhi penglihatannya .....

Aslan menyentuh dagu tirusnya, "benar, bukankah aku sudah mati? Jatuh dari atas balkon?"

Itu adalah saat-saat termengerikan yang pernah ia alami dalam hidup, mati dengan rasa sakit yang bahkan masih bisa ia rasakan karena saking sakitnya.

Tapi apa yang terjadi? Mengapa ia ada di sini? Terbalut piyama tidur dengan dada bidang terekspose, wajah asing, kamar luas dengan interior mewah, dan ... seorang wanita bugil yang masih terlelap di atas ranjang yang sama dengannya.

Aslan bangun dari tempat ia berbaring, pria itu berjalan pelan menuju cermin yang sedari tadi mengganggunya. "Apa wajah ku hancur saat menghantam lantai beton? Dokter bedah plastik mana yang sanggup mengubah wajah pas-pasan ku menjadi tampan menyilaukan begini?"

Tangan kekarnya meraih bingkai cermin, "cermin-cermin, siapa pria tertampan di dunia?"

Tak ada jawaban tentu saja, pria itu terlalu konyol karena tak terbiasa dengan wajah tampan.

"Apa aku bereinkarnasi? Berpindah jiwa? Menjadi siapa? Kenapa? Iya, kenapa tidak langsung ke alam baka saja?" Monolog nya dengan raut wajah putus asa.

"Uhm, Aslan sayang. Apa kau sudah bangun?" Ujar suara serak khas bangun tidur dari arah belakang punggung Aslan.

Yang di panggil hanya diam, tak tahu kini namanya sudah berganti menjadi Aslan.

Grep!

Tengkuk Aslan mendadak merinding ketika ada sepasang tangan mulus melingkar di pinggangnya. Sungguh fantasi liar yang tak ia duga akan terjadi di hidupnya.

"Apa semalam kau mimpi indah, Aslan?" Pemilik tangan itu kembali bersuara, kali ini dengan suaranya sudah lebih terkontrol. Berubah manja dengan tangan yang menggerayangi dada bidang Aslan yang terekspose.

Alis tebal Aslan mengkerut dalam, "tunggu, Aslan?" Ia berbalik, kemudian memegang bahu wanita itu.

Wanita cantik dengan surai berwarna merah, mata emas dan wajah penggoda.

"Ya, Aslan. Itu nama mu, ada apa? Apa ada masalah, sayang?" Wanita itu tampak khawatir, kemudian mengelus pipi kanan Aslan dengan sentuhan menggoda.

Alis Aslan semakin mengkerut dalam, Aslan dan rambut hitam, kemudian wanita merah penggoda.

"Marilyn Hermessent?"

"Ya, sayang." Wanita itu meraih tangan Aslan. Menaruhnya di pipi dengan manja.

Sudut mata Aslan berkedut, bajingan mana yang telah membuat ia terjebak di dalam tubuh seorang antagonis dalam novel yang ia tulis?!

A STORY OF WIALACHAUES [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang