55

14.2K 3.1K 280
                                    

Adam mulai mengatur napasnya perlahan, membiarkan kedua tangannya meruncing dan berubah menjadi es yang kuat dan tajam. Berbarengan dengan itu, suhu udara di sekeliling tubuh Adam turun dengan drastis— menyatu dengan angin kencang yang mengelilingi tubuh Adam. Siapa saja yang terkena jangkauan anginnya, akan merasakan sensasi melepuh dan rasa perih seperti terbakar. Namun bukan karena api, melainkan es.

Berbeda dengan Aslan dan Abraham yang memiliki sihir elemen berupa petir, Adam memiliki sihir elemen air. Sihir ini sering muncul dalam bentuk pengendalian es. Digunakan untuk mengakses air. Pengendalian air dan es, menjadi elemen paling ramah dan berguna. Diperkuat oleh bumi dan listrik. Lemah oleh udara.

"Pada dasarnya, Orc itu bodoh. Mereka hanya menang dalam adu kekuatan. Kasarnya, otak nya di otot. Tapi karena aku ini pintar dan lebih kuat dari mereka, serahkan saja ini pada ku." kata Adam sembari melirik ke arah Abraham yang masih berdiri di tempatnya.

Abraham yang mendengar itu terkesiap, kaget karena sedari tadi melamum— terlalu takjub dengan sihir Adam yang sudah meningkat pesat. "Kau yakin? Walau mereka bodoh, sepertinya mereka sudah cukup terorganisir. Mungkin jumlah mereka akan bertambah seiring waktu." Abraham menengok ke arah segerombolan Orc merah yang sudah siap dengan senjata masing-masing.

Orc adalah makhluk buas yang memiliki postur tubuh layaknya manusia, dengan wajah yang kasar. Memiliki taring panjang seperti babi hutan. Ras Orc diidentikan bersifat ganas dan buas. Orc biasa yang dapat di jumpai di benua manusia adalah Orc yang memiliki warna hijau atau abu-abu. Tapi berbeda dengan Orc merah yang berada di benua para iblis.

Mereka adalah campuran dari Orc biasa dan monster iblis. Ras Orc merah biasanya memiliki kekuatan dan keganasan serta stamina yang lebih gila dari Orc biasa. Mereka juga bisa menjadi senjata yang mematikan jika di peralat oleh majikan yang cerdas.

"Tak usah mengkhawatirkan hal yang tidak perlu. Jangan kira selama ini aku cuma makan dan menemani ayah memancing ikan lele di danau belakang mension. Aku sudah  menghabiskan cukup banyak waktu untuk belajar dan berlatih." Adam mengerling, benar-benar percaya diri dengan kemampuannya.

Abraham mendesah pasrah, mau bagaimana pun juga Adam lah yang sudah merusak barrier hingga para iblisari kandang. "Asal kau tidak mati, aku percayakan ini pada mu."

Adam mengangkat tangannya, membentuk huruf 'O', kemudian mulai berlari menerjang para Orc merah— yang bagi Adam hanyalah samsak hidup. Adam menyerang dengan brutal, seperti masa hidupnya hanya untuk hari ini.

Kedua tangannya yang berubah jadi es runcing tak henti-hentinya menebas segala sesuatu yang ia lihat. Belum lagi angin dingin yang berhembus kencang mengelilingi tubuh Adam membuat musuh tak bisa mendekati Adam pada jarak tertentu. Hutan yang sempit  bukan halangan bagi Adam untuk menunjukkan taringnya. Kekuatan yang dimiliki bocah itu benar-benar gila.

"Whoah, adik mu benar-benar monster. Kalau saja kekuatan Wialachaues di gabungkan .. ugh, aku bahkan tak ingin membayangkannya." kata Max bergidik ngeri.

Abraham menatap Adam yang bertarung dari kejauhan, "dia .. sudah mengalami banyak kesulitan."

DUARR!!

Ledakan ketiga kembali terdengar, namun bukan berasal dari hutan, melainkan dari arah berlawanan yaitu mension. Wajah Abraham memucat, tubuhnya mendadak menegang. Tapi belum sempat Abraham menebak apa yang terjadi, seseorang sudah terlebih dahulu melempar sihir kutukan ke arah Abraham, Max dan pangeran Sebastian— yang sejak tadi hanya diam mengabseni jenis-jenis pohon yang tumbuh di hutan Wilderness.

Untung Abraham dengan sigap membuat tameng dari sihirnya sehingga serangan tadi bisa di blok dengan mudah.

"Wah, ternyata manusia-manusia ini boleh juga." Orang yang menyerang Abraham dengan mendadak tadi muncul dari arah belakang— arah yang sama dimana gerombolan Orc yang sedang bertarung dengan Adam muncul.

A STORY OF WIALACHAUES [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang