51

14.8K 3K 131
                                    

[A/N : Mohon dibaca dengan perlahan-lahan, ya. Biar bisa benar-benar mengerti alur dan penjelasan di setiap chapter.

__________

"Silahkan, Yang Mulia. Maaf kami tak bisa memberi penyambutan yang layak." Alexander mempersilahkan pangeran Sebastian untuk duduk di sofa. Setelah keributan Max dan pangeran Sebastian di depan kamar Aslan tadi, Alexander langsung menghampiri dan mempersilahkan semua orang untuk mengobrol dengan nyaman di ruang pertemuan.

Pangeran Sebastian mengangguk kemudian mengambil duduk yang langsung diikuti oleh Alexander, Abraham dan Maximilian yang ikut menimbrung, "seharusnya aku yang meminta maaf karena datang kemari dengan gegabah tanpa memberitahu sebelumnya."

"Tidak, Yang Mulia. Kediaman kami selalu terbuka untuk Anda." kata Alexander dengan tulus. Meski ia pun sempat terkejut, tapi semua ini pasti ada hubungannya dengan sang kakak, Aslan.

Pangeran Sebastian tersenyum lalu mengangguk, "terima kasih." Lelaki itu kemudian terdiam selama beberapa saat, menimang-nimang kalimat yang tepat agar tak menyinggung siapapun, "Maksud kedatangan ku kemari karena aku menerima kabar bahwa kesehatan Duke Agung sedang menurun. Jadi, aku langsung datang kemari setelah mengetahui kabar tersebut."

Alexander tersenyum getir, benar dugaannya, "ya, Duke Agung sedang dalam kondisi tidak sadarkan diri, tak ada kerusakan apapun pada tubuhnya, tapi beliau sudah tak pernah membuka matanya selama hampir satu bulan."

Pangeran Sebastian menunduk sedih, "aku turut berduka."

Abraham yang sejak tadi menyimak mengernyit bingung, "mohon maaf Yang Mulia, tapi saya tak pernah mengira bahwa Anda dan Duke Agung sangat dekat." perkataan Abraham memecah atmosfir sedih di ruangan itu.

Tentu saja Abraham merasa heran, ayahnya—sang Duke Agung—selalu berada di pihak kaisar sedangkan semua orang tahu bahwa hubungan kaisar dan pengeran mahkota sangat buruk. Tapi, kenapa sekarang pangeran Sebastian juga rela pergi jauh-jauh dari ibu kota hanya untuk menemui Aslan yang tengah tertidur lelap begini? Ada apa sebenarnya? Apa yang tidak Abraham ketahui?

"Aku tahu, ini pasti terkesan mendadak bagi mu atau bagi semua orang. Duke Agung adalah orang yang sangat berjasa bagi hidup ku. Semua saran dan nasihatnya membawaku sampai ke titik ini. Aku bisa bertemu dengan adik ku pun berkat bantuan dari Duke Agung. Kami bertemu saat beliau mengunjungi ibu kota, dan aku baru mengetahui identitasnya setelah seseorang memberitahu." Pangeran Sebastian melirik Samuel yang sedang berjaga di pintu dengan Victor— yang dilirik diam menunduk, tak memiliki keberanian untuk mengangkat kepalanya.

"Aku mengerti, kalian pasti merasa ini aneh .. bahkan aku sendiri pun masih merasa tak percaya. Tapi, beginilah kenyataannya, ayah mu, Duke Agung sudah berubah." Sebastian menatap Abraham, berharap putra sulung sang Duke Agung itu akan mempercayainya.

Dan, ya, Abraham pun hanya bisa mempercayai semuanya, melihat Adam dan Alexander yang sebegitu kehilangannya akan Aslan, Abraham jadi bisa sedikit mengerti.

Pangeran Sebastian kembali membuka suara, "aku datang kemari juga tidak sekedar hanya untuk berbasa-basi. Beberapa kenalan Duke Agung menitipkan obat-obatan kepada ku, mereka berharap bisa sedikit membantu orang yang sudah berjasa bagi mereka." Pangeran Sebastian memerintahkan ajudannya untuk membuka sebuah tas kulit berukuran besar, di dalamnya ada ramuan-ramuan, bunga-bunga aromaterapi dan batu berwarna hijau yang cukup menarik perhatian semua orang di ruangan itu.

A STORY OF WIALACHAUES [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang