29. Egoist

73 16 9
                                    


⚠️ Suicide, selfharm, bloody, angsty ⚠️

Boleh tinggalkan chapter ini, kalau tidak tahan dengan hal-hal tersebut.

Silakan baca sampe akhir ya. Ada surat cinta, kek apaan deh:(

Sider coba komen deh. Pasti Pio bahagia:((

Terima kasih. Selamat membaca!

__________________

Hubungan Rani dan Lita kian membaik.

Walaupun tidak akrab, setidaknya Lita sinis sudah tidak ada. "Ran, skripsi lo gimana?"

"Ya gitu deh. Tinggal ambil data sih, Lit."

Lita mengangguk. Ah jujur saja, membaik seperti ini dikarenakan Lita sudah siap mati. Jadinya ya, mulai kepikiran. Memiliki seseorang disampingnya tidak sepenting itu.

Ini sudah lebih dari seminggu, cacar air Lita belum kunjung sembuh. Tapi kata Lisa dan Dean, tidak ada gangguan yang teramat berarti. Tergantung pikiran katanya.

Tidak akan sembuh, kalau yang akhir-akhir ini Lita pikirkan hanyalah 'Bagaimana cara bunuh diri yang baik?'

Karena Lita sudah capek. Nggak pernah bahagia, karena ambisinya sendiri.

Oh iya, Rani sekarang jagain Lita waktu malam. Karena kafe tempat Jennie kerja itu, semakin sibuk di waktu malam. Jadinya sering bertukar jadwal.

"Eh udah malem lho. Tian belum jemput?"

"Barusan aja otw." Rani menjawab. Jujur, akhir-akhir ini jadi kasihan sama Lita. Kelihatan lemas, walau makin banyak ketawa.

Ternyata humor Lita receh parah. Ketemu pasangan kocak seperti Anya dan Tama—yang bahkan guyonannya garing—Lita jadi ketawa ngakak.

Sudahlah jangan dibayangkan. Betapa susahnya mengajak dua anak itu untuk menjenguk Lita. Tapi karena membayangkan bisa pacaran enak disana, jadinya mau.

Dasar pasangan bucin!

Sekarang ini, Lita dan Rani sedang membaca novel. Novel siapa? Yang dibeli Lita waktu pameran buku itu. Mereka duduk di ruang tamu, sambil menyetel TV yang tak ditonton.

Kalau Lisa tahu, bakal diomelin karena memboroskan biaya listrik.

Tak lama terdengar suara pintu diketuk. "Tian kali, Ran."

Gadis itu berdiri, membuka pintu. Dan benar saja itu Tian, masih dengan kerudung jaket yang terpasang. Tapi lelaki itu membawa sekresek martabak. Mau dikasih ke Lita ceritanya.

"Lita udah tidur?"

"Belum. Tuh masih baca buku." Tian masuk ke ruang tamu, sambil meletakkan sekresek martabak itu. "Lita, kita pulang dulu yaa."

"Loh? Makasih ya, Ti. Hati-hati!"

Pasangan yang tidak tahu statusnya apa itu langsung balik ke apartemen. Meninggalkan Lita. Gadis itu melihat ada pisau dan piring, sisa makan buah tadi. Lalu ada ide di benaknya.

Sekarang Lita mencari sarung tangan, untuk memasukkan pisau itu ke tasnya. Besok dia mau ke kampus, untuk konsultasi tentang skripsi ke dosennya.

Sekalian menjalankan rencana yang memenuhi otaknya selama ini.

***

Tentang Dean yang melaporkan polisi perihal hal ilegal di Rumah Sakit, sudah tahu semua. Mereka malah makin bangga, anak pinter dan pemberani itu jadi teman dekat.

Esok paginya, Lita benar-benar ke kampus seperti biasa. Diantar Dean, itupun cowok itu yang memaksa. Kalau Jennie, tadi sudah disuruh Lita untuk cepat berangkat duluan.

LOVE REWIND [WenYeol] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang