13. Just Us 2

108 18 25
                                    

Hello, Love Rewind comeback^^

So sorry for very late updates:" Tugasku numpuk ga karuan:"

.

.

.

Happy reading!

__________________________________________

Bila kau kira, dosen tur 5 hari berarti tugas kosong, imajinasi belaka.

Pasalnya, tugasmu akan semakin banyak. Seperti Rani—yang kebetulan asisten dosen juga. Selain tugas kuliah dari dosen, dia juga kadang menjadi moderator debat di kelas-kelas. Maksudnya, menggantikan dosen untuk mengajar.

Sedikit menyesal seorang Rania Larasati, tentang menjadi asisten dosen. Hitung-hitung, untungnya juga tak kalah banyak. Seperti, peluang pekerjaan yang terjamin. Tetapi, tetap saja. Tugas kuliah saja sudah berat, ini ditambah lagi dengan tugas sebagai pengabdi dosen.

Capek!

"Kak Rani, makan siang bareng yuk!"

"Iya nih, udah lama ga ketemu juga"

Rani menatap sendu kepada lima anak di depannya. Mereka semua adalah adik kelas Rani sewaktu SMA—yang ternyata, mata kuliahnya digantikan oleh Rani juga. Tadi kelasnya seru, karena lima anak ini memang moodmaker sejak orok.

"So sorry, abis ini ngajar kelas lagi soalnya" padahal Rani benar-benar ingin bersama lima anak ini. "Gini aja deh, ketemuan weekend besok yuk! Tugas lo John, bagiin nomer mereka ke gue"

Johnny hanya melemaskan bahu, yang langsung dipijat ringan oleh Chitta—sahabat dekatnya. "Punya nomernya mbak Rani, nggak bagi-bagi dih!" Kebetulan, Johnny adalah calon ketua himpunan Fakultas—yang didampingi Chitta juga, sebagai calon wakilnya.

Rani yang baru tadi diberitahu, langsung bertepuk tangan meriah.

"Tau nih, mana hutang pecel lele belom dibayar" sahut lainnya, Tomi—yang ibunya berjualan pecel lele. Sudah sejak dirinya SMA, menjadi saksi bisu masa pendekatan Tian dan Rani juga.

Rani hanya terkekeh pelan. Rindu masa itu jadinya. Sekarang, mari mengajar kelas lainnya—berpisah dengan lima adik kelas kesayangannya. "Duluan ya, dek! Love ya—"

***

Sekarang, Tian menunggu kelas pagi. Kira-kira pukul sepuluh, tetapi akhir-akhir ini dia suka datang pukul tujuh. Kalau dihitung-hitung, Tian biasanya masih berada di alam mimpi. Mungkin akibat ide menulis liriknya lancar, sehingga mendadak rajin.

Mau tahu alasannya? Sepertinya, sejak bertemu dan akrab lagi dengan Rani.

Disela menulis lirik, Tian berdiri sebentar. Ia meregangkan tangannya sedikit, sambil merasakan angin sejuk di kantin kampus. Kemudian ia inisiatif untuk minum kopi. Kata Rani, kopi hitam itu enak—walau pahit. Tentu saja Tian penasaran. Ia mencoba kopi hitam panas, menyeruputnya pelan.

Nikmat, Rani benar. Atau karena ada efek bunga-bunga bermekaran di hatinya ya?

Waduh, makin jamet saja Tian ini.

Sebenarnya, setelah Tian meminum kopi, sedikit berharap Rani datang. Namun sejak tadi, Rani belum kelihatan batang hidungnya. Sedikit sedih, berharap paling tidak melihat wajah Rani di pagi hari. Wah, sepertinya si lidah kejam di masa lampau ini kualat. Ya, Tian berubah menjadi budak cinta.

"Eh, ada Lita. Mau kopi juga?" Tian menawari Lita yang tak sengaja berdiri di belakangnya. Pipi gadis itu sedikit memerah, sambil tersenyum manis. Kemudian mengangguk kecil.

LOVE REWIND [WenYeol] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang