Major! Kekristenan
.
.Ini revisinya yang episode Christmas dulu itu:>
Btw, ini ada 3009 words... Yang kuat ya bacanya, awas boring:"
Kayanya, ini chapter isinya kalem:3
Selamat membaca!
____________________________________
Tian terbangun dari tidurnya, kira-kira saat subuh. Hal itu termasuk kejadian langka, karena biasanya ia bangun pukul enam atau tujuh pagi. Atau kalau pulang pukul duabelas malam, sudah biasa kalau matanya terbuka di jam sembilan pagi.
Namun kali ini beda. Rasa-rasanya, kualitas tidur agak terganggu. Mimpinya tak enak dirasakan. Dan juga, banyak beban menumpuk di otaknya. Lelaki tinggi itu segera duduk di atas kasurnya, kemudian mengerjapkan matanya berulang kali. Tidak, ia tidak lupa tempat. Hanya saja, tadi ada Rani kan?
Lelaki itu segera mengambil ponsel dan mengecek jamnya. Ah, pantas saja. Masih pukul tiga fajar. Perempuan normal tidak mungkin, kalau masih beraktivitas di kediaman lelaki di jam ini—baik itu temannya, pacarnya, atau bahkan saudaranya.
Masih ada sisa rasa kantuk, namun bayang-bayang mimpi tadi tak kunjung hilang. Tian memutuskan berdoa, minta kepada Tuhan agar bisa ditenangkan dalam tidur. Setelahnya, Tian berbaring lagi.
Justru anehnya, kantuknya hilang.
Akhirnya lelaki tampan nan lusuh itu keluar kamar. Meneguk segelas air putih, ketika tiba-tiba dengar bel rumah berbunyi. "Hah? Niat banget bertamu jam segini?" Keluhnya sedikit. Setelah dipikir-pikir, siapapun itu kalau kenal, mungkin bisa ia ajak mengobrol kan?
Tian berjalan pelan menuju pintu. Setelah dibuka, tampaklah Rani sambil membawa sekitar tiga kotak makanan. Gadis itu terlihat agak linglung, tampaknya masih agak mengantuk.
"Rani? Kenapa dateng jam segini?"
Gadis itu mengulum bibirnya sebentar. "Can't sleep?" Suara Rani terlihat tidak yakin. "Ini, tadi gue isi beberapa makanan disini. Kali aja—"
Tanpa mampu melanjutkan kata-katanya, Tian memeluk Rani erat. "Makasih," Di balik tubuh Tian yang terbalut kaus hitam itu, Rani tersenyum lebar. Ternyata, selama ini mereka dihantui oleh rasa rindu. "Mau masuk nggak?"
Rani menatap kedua manik mata Tian. Perlahan, kepalanya menggeleng. "Cowok didatengin cewek jam segini, isinya setan di otaknya tuh." Gadis itu berusaha memecah suasana, menjadi sedikit humor niatnya. Namun, air mata di pelupuk tak bisa ia tahan lebih lama lagi.
"Ya udah. Selamat tidur, cantik. Bes—eh! Nanti siang maksudnya, gue balikin ya"
"Oke,"
Di dekat pintu sana, ada meja kecil yang diatasnya ada vas bunga. Untuk sementara, Tian meletakkan tiga kotak makan itu disana. Kemudian kembali ke hadapan Rani, sambil mengusap lembut mata gadis yang sudah memerah itu. Tak ada penolakan samasekali dari Rani, karena gadis itu merasa nyaman.
"Dah, tidur sana. Nanti kan ibadah, biar nggak ngantuk."
"Ngusir mulu napa sih?!" Tanya Rani dengan nada sedikit marah. "Gue tahu kok, nanti ibadah. Awas aja lo nggak bangun pagi, ya!" Setelahnya, gadis itu berjalan cepat menuju apartemennya. Mungkin sekarang, pipinya sudah memerah alami tanpa bantuan perona pipi.
"Kok nggemesin banget?"
***
Tama dan Dean tercengang, akan makanan yang ada di meja makan. Sayur sop, tempe goreng, sambal, dan kerupuk. Sederhana sekali. Walaupun Tian bisa masak, sedikit aneh kalau masakan Tian. Di kulkas tidak ada sayur, ataupun tempe.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE REWIND [WenYeol] √
Fanfiction[completed] Pernahkah kau jatuh cinta, tapi tak tahu untuk siapa? Memang, cinta ini sudah pernah ada. Dia yang pertama, tapi bukan terakhir untukku. Awalnya, aku meragukan adanya 'cinta kembali'. Tapi ternyata, itu benar adanya. Dan konyolnya, itu...