Baca end note sampe bawah ya... Engga kok, ngga hiatus lagi:')Awas emosi^^
Happy Reading!
_____________________________________
Esok harinya, sepulang konsultasi dengan dosen pembimbingnya, Rani benar-benar pergi ke kosnya Jennie. Dia sempat mampir untuk beli buah, buat dia sendiri juga buat Lita.
Jujur, sekarang ini Rani juga nggak paham sama jalan pikirannya sendiri. Kenapa bisa seniat itu, jagain Lita?
Dia beli buah nggak banyak sih. Cuma apel 4 biji dan 2 sisir pisang. Pisangnya lumayan untuk digoreng nanti, bisa dibuat camilan juga. Cuaca hari ini seperti biasa, cerah. Tapi sedikit beruntung karena lalu lintasnya lancar, tidak macet.
Untuk kali ini, dia tidak diantar Tian. Nggak tega. Karena tadi Rani lihat, Tian seperti kelelahan. Mungkin setelah di-ghosting, lalu dosennya memberi tanda revisi yang cukup banyak di makalahnya.
"Jennie, ini gue langsung masuk gapapa?"
"Iya gapapa, Ran. Masuk aja.. Maaf ya, gue lagi di kampus masih nungguin dosen ngajar.."
Rani terkekeh pelan, "Santai aja Jen. Yaudah, gue masuk ya."
Lalu gadis itu mengetuk pintu. Beberapa kali, tidak ada yang datang. Tepat di ketukan kelima kalinya, tampak Lita datang. Dari jendelanya sih kelihatan kalau rambutnya berantakan.
Ah, baru bangun tidur kali ya?
"Lo ngapain kesini?" Lita langsung menyerang Rani dengan pertanyaan singkat itu. "Mau ngetawain gue, iya?"
"Apaan sih anjir? Jennie nitipin lo ke gue. Tenang, nggak lama kok.."
Lalu Lita mendengus pelan. Dia berjalan dengan sangat santai, masa bodo dengan penampilannya sekarang. Lita mengabaikan Rani, lagi. Walau sudah kesekian kalinya sih, sampai Rani tidak baper dengannya.
"Gue kupasin apel—"
"Duh padahal pengen semangka,"
Rani cuek, tetap pergi ke dapur. Dirinya mengambil piring kecil dan pisau buah. Sedangkan Lita memilih ke kamarnya, membaca novel yang kemarin ia beli.
Ah kalau dipikir-pikir miris juga ya. Baru jarak sehari, tapi rasanya sudah campur aduk yang ia alami. Kemarin ia senang, pergi ke pameran buku bersama Tian. Walau akhirnya berantem karena perkataan kurangajarnya ke Rani. Lalu kemarin juga ia diajak ke rumah Dean, makan malam bersama dengan menyenangkan.
Lalu malamnya berakhir pilu. Drama pengusiran yang dibuat oleh Dita, adik tiri kesayangannya. Hingga akhirnya ia tinggal di kosnya Jennie, entah sampai kapan. Wow, banyak juga kejadian kemarin.
Secara tidak langsung, buku-buku barunya ini menjadi saksi bisu hari kemarin. Apakah sakitnya hari ini adalah konsekuensi atas perkataan singkatnya kemarin? Rasanya, Lita makin benci Tuhan saja.
Lita berakhir menghela napas panjang, ketika Rani datang sambil membawa kursi dari luar kamar.
"Jujur aja, lo mau ngetawain gue kan?"
Mata Rani membola. "Lita. Lo tuh lagi sakit, kenapa masih suka mikir aneh-aneh sih? Heran gue, otak lo bisa pesimis banget kaya begitu..."
"Atau kalo engga lo lagi seneng nih. Misalnya gue nggak sembuh-sembuh terus ma—"
Rani langsung menyumpal mulut Lita dengan sepotong apel besar yang baru ia iris. Rasakan itu! Sungguh, hal-hal yang dikatakan Lita sangat tidak bermanfaat. Rani yakin kalau dia lebih sering menemui orang yang lebih menyebalkan dibanding Lita. Tetapi, kenapa dia betah ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE REWIND [WenYeol] √
Fanfic[completed] Pernahkah kau jatuh cinta, tapi tak tahu untuk siapa? Memang, cinta ini sudah pernah ada. Dia yang pertama, tapi bukan terakhir untukku. Awalnya, aku meragukan adanya 'cinta kembali'. Tapi ternyata, itu benar adanya. Dan konyolnya, itu...