Part 8

248 46 13
                                    

Pupus sudah. Pupus sudah harapan si pangeran berkulit bayi. Cinta ditolak meski dukun gak bertindak. Lesti Kejora Rahardi, sang gadis idaman telah menetapkan pilihan yang begitu sulit untuk ia terima.

Hari itu, sesuai janji Lesti padanya dan Hari. Lesti menunjukkan sebuah cincin berlian. Lesti mengatakan bahwa cincin itu adalah ikatan dirinya dan Fildan.

Tentu saja Faul dan Hari tak langsung mempercayainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tentu saja Faul dan Hari tak langsung mempercayainya. Namun saat Lesti menunjukkan ukiran yang tertulis di dalamnya, seketika harapan memiliki gadisnya pun jatuh dan pecah berkeping - keping, seperti piring hadiah detergen jaman dulu kalau kena senggol dikit.

Faul memutuskan untuk berhenti mengejar Lesti. Membiarkan hati lembutnya terluka untuk kesekian kalinya.

Faul tidak memiliki basic pebinor alias perebut bini orang, apalagi jika rivalnya adalah senior yang paling ia kagumi sekaligus idolanya dalam hal prestasi akademik. Tidak, Faul tidak bisa seperti itu.

"Terus gimana ya?."

Faul menggaruk kepalanya. Otaknya memang cerdas akademik. Namun tentang cinta, nilainya masih 70 standar KKM sekolah biasa. Yang penting lulus.

"Selow aja Ul."

Faul menoleh pada sumber suara itu. Senyum kesalnya pun nampak ketika wajah imutnya harus bertemu tatap dengan pemuda karateka di depannya.

"Kalau memang jodoh, takkan kemana," sambungnya.

"Haaah, Wan, Wan. Hidup cuma lo anggap permainan," gerutu Faul.

Pemuda itu, Ridwan. Yang terkekeh mendengar sahabatnya.

Pletak. Ridwan menggeplak pelan kepala Faul. Sesaat wajah si glowing itu memberengut kesal.

"Kau kalau tak paham otak sahabat kau, tak payah berkomentar. Ku patah rusuk kau nanti."

Faul menyengir kuda dan langsung merangkulnya.

"Maaf lah bro. Tapi lu tu gampang banget sih naklukin cewe. Nabila keponakan Om Rahardi aja takluk. Secantik manis itu loh."

"Heh, apa kau puji - puji cewekku."

"Phuuuuffft. Sa ae lo Wan."

Faul duduk sambil bersedekap dada. Kepalang kesal rasanya kalau berhadapan dengan Ridwan mode baper.

"Hari sudah bilang soal cincin Lesti. Ya, mau gimana lagi. Kita tahu Kak Fildan itu serius orangnya, gak mau pacaran juga. Jadi kalau dia ngikat pakai cincin, wajarlah."

Ijinkan Aku MenyayangimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang