Part 21

304 47 22
                                    

"Sayang."

Faul menoleh pada gadis berhijab dengan tubuh tinggi, kulit putih bersih dan bermata kecil.

"Iya sayang. Eh bentar," ucap Faul lirih.

"Hallo, Ceppy sayang, aku ada urusan nih. Pamit ya. Assalamu'alaikum," pamit Faul pada calon isteri tercintanya. Dan sebelum dijawab, Faul lebih dahulu menekan icon bergambar telepon.

"Kamu ngapain sayangku?. Kok udah keluar kamar aja?," tanya Faul dengan lembut.

"Kamu sih sayang, aku udah nungguin lama loh, hehehe."

Gadis itu terkekeh menampilkan mata kecilnya yang menghilang sambil merangkul leher Faul. Sebuah kecupan pun mendarat di keningnya.

"Makanya jangan manja. Udah jadi calon isteri juga."

"Hem..."

Gadis itu memutar bola matanya. Malas menanggapi ocehan Faul.

"Ayoo balik ke kamar."

"Yukk."

***

Setelah memutuskan panggilan dengan Selfi beberapa waktu yang lalu. Faul kembali ke dunia kuliah dan kerjanya yang dikejar target. Faul tak mau melewatkan seharipun untuk sekadar bermain - main. Ia hanya ingin fokus. Masalah yang mungkin akan timbul sudah ia selesaikan, terutama tentang calon isterinya, Selfi. Faul sudah meminta ijin untuk tak berkomunikasi intens.

Sayangnya, Faul melupakan satu hal. Yaitu tentang kontak terakhir ia dan Selfi. Faul mengira Selfi tak mempermasalahkan tentang seseorang yang memanggilnya mesra dengan panggilan "sayang". Bahkan Faul berpikir jika Selfi tak mendengar itu karena Selfi tak pernah membahàsnya.

Hal itu berujung pada kekesalan membathin dari gadis kalem yang pendiam itu. Selfi semakin tertutup bahkan kepada Ranna, sang Kakak. Padahal, biasanya tak ada sesuatupun yang ia sembunyikan darinya. Kecuali tentang Faul. Kali ini Selfi ingin menyimpannya sendiri. Bahkan Selfi sudah menganggap Faul hanya mempermainkannya.

"Kamu jadi bantu Fildan Sel," tanya Ranna melihat sang adik merenung sambil memainkan handphone yang layarnya mati. Nampak suntuk.

Selfi menoleh memberi senyum tipis, "jadilah kak. Beliau orang baik, mesti pakai banget ditolongin," balasnya lembut.

"Padahal dia udah PHPin kamu, malah kamu mau bantuin dia kayak gini," oceh Ranna. Pasalnya ia telah mengetahui jika Fildan benar - benar jatuh hati pada Lesti dan sudah berkomitmen untuk menikahinya. Tentu saja itu membuat Ranna kecewa berat. Ranna merasa Fildan mempermainkan adiknya.

"Dia bukan PHP-in Ceppy kak, Selfi aja yang kege'eran. Padahal kan Kak Fildan itu baik sama semua orang." Selfi tersenyum kecil sambil menghela napas pelan. Ia tidak ingin Ranna agar semakin kesal pada Fildan. Bagaimanapun, memilih Lesti adalah keputusan yang membuatnya bahagia, dan Selfi turut berbahagia untuk itu.

"Kamu tuh, ngorbanin diri teroos, belain dia teroos," Ranna kembali sibuk dengan pekerjaannya setelah berceletuk seperti itu.

Selfi pun mencium pipinya sambil bergelayut manja, "dua tahun lagi Insyaa Allah kita semua balik ke Indonesia, siap - siap dah nikahan kakak sama Kak Defri deh."

"ich apa'an sih kamu tu," Ranna mencubit gemas pipi tembem adik satu - satunya itu, "Lesti pisah sama Fildan, apa kamu mau coba kemungkinan sama dia?, Om Rahardi pernah bilang dia pengen kamu jadi mantunya kan?, atau mau menagih komitmen sama Faul, tahun depan dia lulus tuh."

Selfi menggeleng, "Ceppy gak mau mengambil kesempatan dari kesakitan orang lain. Lesti dan Kak Fildan saling mencintai. Bahkan keduanya sudah saling berkorban demi cinta mereka. Dan soal Kak Faul, masih ada banyak gadis yang lebih daripada Ceppy, dia pasti akan memilih salah satu dari mereka."

Ijinkan Aku MenyayangimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang