Part 17

310 51 16
                                    

Suasana sepi menyelimuti mobil Faul. Pemuda itu tengah mengantarkan dua orang gadis menuju bandara. Oh, bukan dua, hanya salah satunya yang akan kembali ke negara mereka, Indonesia. Sedang gadis yang lain hanya menjadi obat nyamuk sekaligus penumpang tambahan, karena sedari tadi ia hanya mendengarkan ocehan dua sahabatnya.

"Sampai," ucap Faul.

Faul melirik ke Aulia yang sedikit sulit melepaskan sitbeltnya, jadi ia ingin membantu.

Faul bergerak mendekat. Posisinya berada di depan wajah Aulia karena sedikit merunduk. Dan dari belakang mereka tampak seperti berciuman. Membuat gadis yang berada di sana menyalang.

"Uhukk. Uhukk."
Faul terkejut dan buru - buru menyelesaikan tugasnya membantu Aulia. Ia menoleh ke belakang. Mendapati wajah sangar sang gadis kalem.

"Ceppy kenapa?," tanyanya dengan wajah polos.

Selfi menggeleng dengan wajah tertekuk. Tanpa suara keluar dari mobil. Faul dan Aulia pun bersegera menyusulnya.

"Cep tunggu. Gila lo ya, gue ditinggalin," seru Aulia.

Faul membawa barang bawaan Aulia yang bertambah dua kali lipat dari pertama datang ke Amerika, dengan terseok ikut mengejar Selfi.

"Cep."

"Apa'an sih?," ketus Selfi membalik badan dengan tatapan jengah.

"Berat," ujar Aulia.

"Apanya?," tanya Selfi. Pasalnya sahabatnya itu tidak membawa apapun.

Aulia menyengir kuda dan menunjuk sahabat lelaki mereka yang susah payah berlari dengan bawa'annya. Wajah pemuda itu sampai mengkilat berkeringat, menambah kesan glowingnya.

"Itu barangmu loh Aul," oceh Selfi membantu mengambil salah satu tas yang di bawa Faul.

Aulia hanya mengendik bahu lalu mengambil koper terkecil yang Faul bawa.

"Tiga puluh menit lagi take off. Kami tungguin ya," ujar Faul menyisit rambut Aulia yang sedikit menutupi wajahnya.

Aulia mengangguk malas sambil melirik arloginya.

"Rambut itu sesekali diikat Aul, kena angin berantakan loh," Faul semakin terlihat sibuk merapikan rambut Aulia. Bahkan sengaja merebut ikat rambut Aulia dan mengikatkan rambutnya. Seperti seorang ibu mengurusi puteri kecilnya yang ingin sekolah.

"Iya, tadi ribet gitu. Gak sempat karena masih agak basah," keluh Aulia. Pasrah ketika Faul berubah menjadi hair stylistnya.

"Nah, cantik sudah."

Faul menyentil hidung Aulia, membuat si gadis tersenyum manis.

"Udah diperiksa semua barangnya?," tanya Faul. Padahal sedari rumah Selfi tadi, ia sudah berulangkali membantu Aulia membereskan barang - barangnya.

"Udah Kak. Aman."

"Sip."

Dua sahabat yang asyik sendiri itu membuat Selfi mendengus kesal karena merasa diabaikan.

Aulia melirik ke arah Selfi, lalu memberi kode mata pada Faul bahwa sahabatnya itu dalam keadaan mood tidak baik.

Faul mengikuti arah pandangan Aulia, memberi senyum manis pada Selfi lalu kembali menatap Aulia. Seolah tak terjadi apapun.

Aulia memasang wajah ala meme karena Faul sedang kumat tidak pekanya.

"Pulang dari sini ajakin dia jalan atau apa kek gitu, moodnya lagi jelek," bisik Aulia.

Selfi yang di depan mereka berpura - pura acuh, padahal memasang telinga untuk mencuri dengar.

"Aman, ntar deh," ucap Faul.

Ijinkan Aku MenyayangimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang