Part 23

300 40 36
                                    

Menatap langit sore berdua. Satu kepala bersandar miring, sedang yang lain menjadi tumpuan yang kokoh. Sedikit mempersatukan tepi kepala pada yang menyandari pundaknya. Jemari saling berkaitan, kadang salah satu diberi kecupan di punggung tangan lalu didekap.

"Aku mencintaimu Selfiani Ferdian Radika."

"Hem.. aku juga Faulando Adrian Hadi."

Dua sejoli yang dimabuk cinta itu menegakkan tubuh, saling menatap untuk memberi energi cinta satu sama lain. Belaian pun tak tanggung lagi. Berubah menjadi tangkupan di kedua pipi, penyatuan kening, dan gesekan di tepi hidung. Tak ada skenario bagaimana mesra - mesraan ala para pasangan di TV, rona bahagia muncul dalam setiap detik yang sama dengan alami.

"Kek mancung aja ngegesek hidung," celetuk sang gadis dengan senyum memamerkan deretan gigi rapinya.

"Sama aja. Mungil, hehe," balas si pemuda.

"Sudah tenang?."

Sebuah anggukan polos menjadi jawaban pertanyaan sang gadis--Selfi. Faul sang pemuda yang baru ia sadari telah merebut cintanya itu tertular senyum manisnya. Hal yang tidak Selfi dapatkan sejak peristiwa beberapa saat yang lalu.

"Gegara gesek hidung tadi Hari ngira kita macam - macam ya?."

Selfi mengangguk lemah mengingat kejadian itu. Padahal tak ada yang terjadi. Mereka tak berpikir untuk bertindak jauh. Faul hanya menunjukkan sisi jailnya untuk menggoda Selfi.

"Hari itu suka melihat dari 1 sisi. Akibatnya suka salah mengambil kesimpulan."

"Jadi?."

"Ya gak jadi - jadi."

Selfi terkekeh sambil mengusap pipi Faul. Pipi chubby khas Baby yang putih seperti awan.

"Ada - ada aja kamutu Paujul."

Faul hanya menanggapi dengan senyum tipis ketika lagi - lagi pandangan mereka terkunci.

"FAUL."

Selfi dan Faul serempak menoleh ke sumber suara yang memanggil. Tatapan tajam dan sikap tak bersahabat menyambut mereka. Ralat, bukan mereka, hanya Selfi yang diberi tatapan dan sikap dingin itu. Sedang Faul diberi senyuman semanis mungkin.

"Hari sudah sadar," ujarnya. Dia gadis berhijab yang sampai detik ini tak Selfi ketahui namanya.

Faul berdiri cepat, melepaskan kaitan tangannya dengan Selfi dan langsung memeluk si gadis berhijab.

"Alhamdulillah, Hari sadar. Aku mau datangin dia Youngty," seru Faul.

Selfi menatap heran mendengar panggilan itu mencelos dari bibir Faul. Terdengar asing dan aneh.

"Hari," seru Faul seraya berlari ke dalam rumah sakit.

Selfi pun berusaha mengejar, tetapi tangannya ditarik oleh gadis berhijab.

"Mau ngapain?."

"Aku mau datangin Faul."

"Gak usah," Ketus gadis berhijab itu.

"Kenapa? Dia calon suamiku. Kenapa aku gak boleh ngejar dia?," balas Selfi sengit.

"Karena selamanya, kamu gak akan bisa menjadi pasangannya."

Ucapan bernada kasar itu membuat mata kecil Selfi melebar. Seenaknya saja orang asing ini berkata demikian. Tanpa tahu bagaimana perjalanan kisahnya dengan Faul. Dia berani memutuskan.

"Memangnya anda siapa? Seenaknya bicara begitu."

Nada bicara Selfi sedikit naik, pertanda emosinya sedikit terganggu oleh gadis itu.

Ijinkan Aku MenyayangimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang