part 27

281 39 41
                                    

"assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

"Cantik, apa kabar?."

"Alhamdulillah, baik. Kakak apa kabar?."

"Aku juga baik. Ceppy, aku kangen."

Selfi meneguk salivanya berat. Ungkapan rindu di seberang sana serasa tidak tepat. Apalagi di masa sekarang ini. Di masa ia tengah menunggu kedatangan pemuda yang meluluhkan hatinya. Yang sebentar lagi akan ia jadikan pendamping hidup.

"Kakak, Ceppy pergi ya. Ada urusan." Pamit Selfi, meskipun hanya alibi karena dia tidak benar - benar ada jadwal kegiatan.

"Oh, okay. Nanti aku telepon boleh ya."

"Hem. Gak janji ya. Assalamu'alaikum."

Belum sempat terbalas, chat room sudah ditutup oleh Selfi, bahkan ia mematikan data selulernya.

Selfi meletakkan handphone di nakas lalu berbaring malas menatap langit - langit ruangan.

"Apa'an sih Kak Fildan. Ngapain coba ngomong kangen segala."

Pikirannya teralih. Selfi mendengus. Sudah beberapa waktu ini Faul tidak mengiriminya pesan. Sekali ada pesan masuk, justru pesan itu berasal dari Fildan. Sangat tidak diharapkan.

"Kenapa tiba - tiba dia ngirim pesan ke aku ya?."

Berusaha tidak peduli, kenyataannya Selfi terpikir tentang keadaan cinta pertamanya itu. Bukan tanpa sebab, ia selalu mendapat kabar dari Rani tentang keadaan Fildan yang masih mengalami amnesia pasca kecelakaan di Indonesia. Dan sekarang malah menghubunginya.

"Apa makin parah ya dia?."

Selfi segera mengaktifkan data selulernya lagi kemudian mengirim pesan chat kepada seseorang di seberang sana.

"Assalamu'alaikum. Kak. Gimana kondisi Kak Fildan?."

Belum ada balasan sampai beberapa menit. Selfi pun jenuh dan memilih membuka applikasi instagram.

"Hem. Kuliahnya dah mau selesai. Aku gak boleh ganggu dia. Jangan sampai pernikahan kami ditunda lagi," gumamnya ketika melihat instastory Faul yang menunjukkan dia sedang bersiap menemui dosen. Faul menulis di sana, "pejuang halal, hilalkan ketemu dosen dulu."

Tanpa sadar kedua sudut bibir Selfi terangkat.

Pernikahan Faul dan Selfi kembali ditunda karena syarat dari Tn. Ferdian. Ia berubah pikiran dalam semalam. Tn. Ferdian ingin memiliki menantu seorang sarjana yang juga telah mampu membiayai hidupnya sendiri dan hidup anaknya nanti. Syarat kedua tentu Faul telah memenuhi. Faul sudah memiliki penghasilan sendiri dan terbilang mapan. Namun Faul harus menyelesaikan kuliahnya, setidaknya beberapa bulan lagi.

Selfi mematikan data selulernya lagi.

"Tapi kangen."

Data seluler ia nyalakan lagi. Bolak-balik mengecek notifikasi. Selfi melakukan sampai rolling di atas ranjang sehingga isinya berantakan tak karuan seperti hatinya.

"Faul," seru Selfi tanpa sadar.

"Apa."

"Eh."

Selfi menoleh. Di depan pintu kamarnya sudah berdiri Ranna dengan wajah kesalnya dan tangan terulur menenteng handphone.

"Berisik banget ko. Ini cowokta' nelpon kakak terus, pusing mi," oceh Ranna dengan logat Bugisnya.

Selfi menggaruk tengkuknya, lalu berlari mengambil handphone di tangan Ranna, "Ya, sayang."

Ijinkan Aku MenyayangimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang