Part 26

479 48 18
                                    

"Insyaa Allah, segera setelah Hari keluar dari rumah sakit, aku akan balik ke Indonesia buat minta ijin tetua keluargaku, lalu kembali ke sini bersama mereka buat siapkan semuanya. Dan selama itu, kamu baik - baik ya, Aku pergi gak akan lama kok."

Perkataan itu mengiringi Selfi menuju ke dalam rumah. Tersenyum kegirangan, jingkrak kecil ditambah mata berkedip manja menghiasi langkahnya yang gemulai.

Namun sedetik kemudian senyuman berubah suram ketika tatapan dingin sang kakak dan kedua orangtuanya menyambut. Selfi meneguk salivanya berat.

"Kamu darimana? Ini jam berapa baru balik?," tanya Tn. Ferdian.

"A.. da-dari rumah sakit Pa. Jenguk Hari," jawab Selfi.

"Bukannya kemarin si Berlian itu marah - marah ke kamu?. Dia masih nuduh kamu yang bikin Hari masuk hospital kan Cep?," tanya Ranna. Ia mendengar semua perkataan Berlian kepada Selfi yang menganggapnya tak pantas untuk mendampingi Faul. Sikap itu membuat Ranna sangat marah lalu melaporkan kepada kedua orangtuanya.

"Lebih baik kamu tidak ke sana dulu. Tunggu keadaan kondusif Ceppy," ujar Tn. Ferdian seraya mendekati puteri bungsunya. Namun alangkah terkejutnya ia melihat bekas merah di pipi Selfi, bahkan tepi bibir gadis itu napak bekas luka.

"Kenapa mukamu?," tanya Tn. Ferdian dengan nada meninggi.

"Gak Pa. Ini tadi Selfi gak sengaja kehantup," bohong Selfi.

Percaya?, tentu saja tidak. Tn. Ferdian memeriksa wajah Selfi dengan seksama. Meski sudah diobati, bekas tamparan itu masih tercetak jelas di kulit kuning langsat gadis kalem itu.

"Siapa yang melakukan ini Nak?," tanya Ny. Jannati.

Selfi menggeleng, masih ingin menutupi kebenaran. Namun justru itu menyulut kemarahan sang Papa.

"Siapa yang bikin pipi kamu begini?," ulang Tn. Ferdian.

"Gak ada Pa. Ini keteledoran Ceppy sendiri."

Tn. Ferdian berdecak kesal, "Mulai hari ini kamu tidak boleh lagi menemui Faul dan keluarganya."

"Loh, Pa. Gak bisa gitu dong. Ceppy dan Kak Faul saling mencintai."

"Tidak ada tapi - tapian. Belum menikah saja mereka berani mengangkat tangan sama kamu. Bagaimana nanti hah?," ucapan final sudah dititahkan sang Raja keluarga Radika. Ia tidak bisa bertoleransi dengan kelakuan keluarga calon suami puterinya.

"Papa semarah apapun sama kamu gak pernah main tangan," sambung Tn. Ferdian seraya berjalan menjauh. Menyisakan ketiga bidadari rumahnya dalam keheningan.

Selfi berlari memeluk sang Mama, "Ma, please bujuk Papa. Ceppy gak mau dipisahin sama Kak Faul," rengeknya.

Ny. Jannati masih berdiam diri. Ia yang paling bijak dalam memberi pertimbangan kepada sang Suami. Tetapi dalam keadaan seperti ini, ia masih belum menemukan cara yang terbaik.

"Ma."

"Kamu bener - bener sudah mencintai Faul?," tanya Ny. Jannati.

Selfi mengangguk, "sangat."

"Kamu jangan ke sana dulu, setidaknya sampai Papa tenang. Mama akan coba bujuk Papa."

"Tapi Ma.."

"Kalau kamu berontak, justru Papa akan semakin kekeuh dengan keputusannya," putus Ny. Jannati.

"Baiklah Ma."

Flashback off
***

Flashback off***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ijinkan Aku MenyayangimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang