forty two

4.4K 391 22
                                    

Terlepas dari fakta bahwa Jaehyun dan Jaemin memiliki sejumlah ketidaksetujuan atas beberapa hal, keseharian keduanya yang mereka habiskan bersama, cukup tentram.

"Good morning." Sapa Jaemin saat memasuki dapur dan menghampiri Jaehyun untuk memberikan sebuah ciuman.

"Morning, kitten. . ." Balas Jaehyun penuh dengan afeksi.

"Hyung, hari ini kau pulang jam berapa?" Tanya Jaemin setelah memoleskan lipbalm-nya. Ia memang selalu memakai lipbalm ataupun liptint-nya di dapur, karena kalau ia memakainya sebelum ke dapur, usahanya akan sia-sia. Jaehyun akan menghapus habis apapun yang menempel di bibirnya.

Jaehyun meletakkan dua helai roti panggang di atas piring masing-masing. "Kalau gak ada masalah, ya seperti biasa."

Jaemin mengeluarkan daging buah alpukat yang sudah dikupas dari lemari pendingin dan memasukkannya ke dalam blender. "Pake pisang gak?"

"Pake blueberry aja."

"Whoopsies. Aku udah memakannya."

"Semuanya?" Jaehyun menaikkan alisnya. Jaemin yang melihatnya pun berdecak sebal.

"Kenapa kau ini?! Apa kau gak rela blueberry-mu itu aku habiskan?!" Jaemin menunjukkan wajah kesalnya sambil berkacak pinggang.

Kemarin malam, Jaehyun dan Jaemin pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan karena persediaan mereka sudah menipis. Jaemin yang baru kali itu pergi berbelanja untuk kebutuhan dapur, hanya menempeli sisi Jaehyun seperti anak anjing, dan tidak membeli apapun. Dia merasa flabbergasted.

Jaehyun menggeleng sambil terkekeh. Ia menyubit pipi si manis karena gemas. "Aku gak tau kamu sesuka itu sama blueberry. Kalau gitu, sepulang kerja nanti akan aku bawakan se-container besar blueberry."

"Kau mau meracuniku atau apa?!" Sewot si manis. Lalu, dengan intonasi rendah, ia bergumam, "Tapi kalau kau memaksa, aku bisa apa?"

Jaehyun menggeleng pelan. Ada-ada saja tingkah kucing kecilnya itu. Padahal kalau ia mau, tinggal mengiyakan saja. Tsundere sekali.

Mereka pun sarapan dengan damai. Setelah selesai, Jaemin mengumpulkan piring-piring kotor dan memasukkannya ke dishwasher. Untung saja apartemen Jaehyun memilikinya. Ia jadi tidak perlu repot-repot mengotori tangannya dengan piring-piring kotor yang menumpuk. Tapi, tentu saja ada beberapa noda yang harus ia bersihkan secara manual.

"Kamu nanti mampir, kitten?"

Jaemin bergelayut manja di sisi Jaehyun, dan Jaehyun pun menyamakan langkahnya dengan langkah Jaemin yang pelan. Seperti biasa, ia akan mengantar Jaehyun sampai ke basement, tempat di mana mobilnya diparkirkan. Itu dilakukannya karena ia ingin menghabiskan waktu sebanyak mungkin dengan si pemuda Jung.

"Haruskah? Kau saja selalu makan duluan. Untuk apa aku datang?" Gumam si manis.

Jaehyun menghela pelan. "Kalau mau ke kantor, kabarin dulu, hm? Biar aku menunggumu untuk lunch bareng."

Jaemin menghentakkan kakinya kesal. "Kenapa kau menyalahkanku? Aku kan mau memberikan surprise. Peka-lah sedikit." Gerutunya.

"Maaf." Jaehyun mengecup pucuk kepala si manis. "Jadi, kamu akan ke kantor?"

Mereka sudah sampai di basement, dan Jaemin enggan melepas tangan Jaehyun yang ia genggam. "Kalau urusanku udah selesai, aku akan ke kantor."

"Have a fun day, kitten." Jaehyun mencium bibir Jaemin dalam-dalam, lalu mengecup keningnya. "I love you."

Pipi si manis memerah. "You know I'm crazy about you."

annyeong || 2jae ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang