kilas balik🍸

4.6K 390 13
                                    

Kilas balik ke momen sebelum Jaemin menemui Jaehyun di kantor (part thirty)

▪︎▪︎■■♧■■▪︎▪︎

Jaemin mengepulkan asap rokok yang dihisapnya. Di sampingnya, Choi Lia menatap tak suka asap yang beterbangan di udara.

"Jauhkan benda itu."

"Ini?" Tanya Jaemin sambil menunjuk rokok yang tersemat di jemarinya. "Tidak mau."

Choi Lia, yang akrab dipanggil dengan nama Lia, berdecih. "Usiamu akan berkurang banyak."

Jaemin mengedikkan bahunya acuh. "Setiap orang pasti akan mati. Jadi, gak masalah."

Setelah itu, hening. Jaemin kembali menghisap rokoknya, menikmati waktunya dengan santai. Lia juga menikmati keheningan itu. Entah kenapa, ia tidak terlalu terusik dengan kehadiran Jaemin di dekatnya. Padahal dulu saat sekolah, ia cukup sering mendengar banyak hujatan yang dilontarkan untuk pemuda di sampingnya itu. Namun baru-baru ini, ternyata ia cukup menikmati ditemani oleh Jaemin.

Keduanya sedang berada di rooftop sebuah kafe, menepati janji untuk saling bertemu.

"Kenapa tidak kau tanyakan saja pada pria itu?"

Kening Jaemin berkerut. Ia tidak mengerti dengan maksud gadis di depannya. "Apa maksudmu? Pria yang mana?"

Choi Lia memutar matanya. "Jung Jaehyun."

"Jung Jaehyun?" Jaemin balik bertanya. Ia terkekeh pelan. "Kau mungkin salah mengartikan maksudku. Aku bertanya mengenai nama-nama gadis yang pernah Lee Jeno kencani sebelumnya, bukan Jung Jaehyun."

Lia mengangguk. Paham betul dengan pertanyaan yang sebelumnya sudah Jaemin lontarkan sesaat setelah ia menginjakkan kaki di kafe itu. "Hanya segelintir orang saja yang tahu, termasuk Mark Lee. Kau mungkin tidak mengetahuinya."

"Lalu? Kenapa kau bisa mengetahuinya?" Jaemin berpikir bahwa yang dimaksud Lia adalah nama-nama gadis yang pernah Jeno kencani.

Lia mengedikkan bahu. "Orang tuaku pernah mencoba untuk menjodohkanku dengan Lee Jeno. Tentu saja aku tahu."

Kedua alis Jaemin terangkat karena terkejut. "Apa dia yang dijodohkan denganmu saat kau SMP?" Lia mengangguk mengiyakan. Jaemin mendengus. "Melihat ekspresi yang kau berikan, asumsiku adalah kau sangat senang perjodohan itu tidak pernah terjadi."

"Aku sangat amat bersyukur kedoknya sudah kuketahui jauh-jauh hari." Lia berdecih. "Pemuda itu memanglah seorang buaya, bahkan saat di bangku SMP! Aku sampai heran saat melihatnya berubah culun seperti itu saat ospek. Aneh."

Jaemin tidak terlalu mengetahui kehidupan SMP Jeno karena mereka pun baru bertemu saat di bangku SMA. Pemeriksaan latar belakang Jeno yang ia lakukan juga tidak terlalu menyeluruh mengenai kehidupan sekolahnya. Itu merupakan salah satu lubang yang Jaemin tinggalkan tidak tertutup.

Dan saat ingin melakukan background check untuk yang kedua kalinya, entah apa yang terjadi namun ia tidak mendapatkan apa-apa. Orang-orang yang didatangi oleh kaki tangannya memilih bungkam dari pada bercerita, seolah dibayar untuk itu. Dan hal itu sangat aneh. Jeno bahkan bukan dari kalangan atas.

"Berikan aku nama-namanya."

Lia menatap menelisik ke arah Jaemin. Ia menyesap tehnya sebelum bertanya. "Kau benar-benar tidak tahu, ya?"

Jaemin mulai merasa kesal. Gadis ini seperti memainkannya hanya karena ia tidak tahu apapun itu yang tersimpan di balik mulut si gadis. "Kau berniat memberitahuku atau tidak?!"

annyeong || 2jae ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang