nine

10K 682 37
                                    

Kepulan asap keluar dari mulut si manis. Ia sedang berdiri di pinggiran balkon, menikmati paginya dengan ditemani oleh secangkir kopi dan sebatang rokok.

"Morning . . ."

Jaemin terkesiap saat dua tangan kekar melingkar di pinggang rampingnya. Ia menoleh sedikit ke kanan untuk melihat Jaehyun yang menduselkan wajahnya di leher jenjangnya.

"Ssh . . . Don't do that!" desis Jaemin saat Jaehyun mencium dan menyapukan lidahnya di ruam-ruam merah yang ia tinggalkan di leher Jaemin saat pergumulan mereka di malam sebelumnya.

Sensasinya itu loh. Jaemin tidak akan tahan, dan bisa-bisa ia malah horny pula. Baik lubang maupun penisnya masih sakit dan sensitif akibat ulah ganas Jaehyun.

Jaehyun menolehkan kepalanya untuk melihat Jaemin. "Mau jalan-jalan denganku?"

Saat itu adalah hari Sabtu. Baik Jaemin maupun Jaehyun sama-sama tidak ada kepentingan di kantor selama akhir pekan. Jaehyun hanya berencana untuk mengajak Jaemin berkeliling sebentar lalu lunch bareng.

"Tidak." Jaemin kembali menyesap rokoknya, membiarkan Jaehyun bersandar padanya.

Jaehyun sedikit banyaknya mengantisipasi penolakan Jaemin. Ia hanya bergumam pelan dan ikut menikmati semilir angin pagi yang berhembus.

"Let's dress up. Aku akan antar kamu pulang."

Jaemin berdecih. "Aku udah berbusana. Gak lihat?"

Jaehyun terkekeh pelan. Jika maksud Jaemin memakai kimono piyama adalah berbusana, then so be it.

Ia meraih lengan Jaemin yang memegang rokok, mendekatkan benda itu ke bibirnya, lalu menghisapnya dalam-dalam. Ia kemudian menghembuskan asapnya begitu saja. "You look sexy, by the way. Ayo. Tuan Park sudah menunggu."

"Tuan Park? Papi?"

Jaehyun mengangguk samar. "Beliau ada di bawah."

--

Jaemin mendesah pelan untuk yang kesekian kalinya. Yang ia inginkan adalah menghadiri acara lain yang akan diselenggarakan oleh keluarga sepupu jauhnya, Yangyang. Ia bahkan sudah membeli outfit yang akan ia kenakan untuk acara yang akan dilaksanakan dua minggu lagi tersebut.

Namun di hari yang sama, akan ada acara amal yang di-hosting oleh salah satu rekan bisnis papinya, yaitu Choi Seunghyun, yang menjalankan bisnis di bidang farmasi. Dan sebagai salah satu pemegang saham, Park Hyunbin pun turut diundang untuk menghadiri acara tersebut.

Tetapi, karena si tuan besar Park lebih mengutamakan keluarga di atas pekerjaan, ia pun memutuskan untuk datang menghadiri acara pertunangan anak tertua dari keluarga Liu. Dan sebagai gantinya, ia meminta Jaemin untuk menghadiri acara amal tersebut, mewakili dirinya sebagai anak dari Park Hyunbin, sekaligus menemani Jaehyun yang akan hadir sebagai wakil dari Swan Holding.

Tidak gratis. Tentu saja. Jaemin meminta kompensasi. Ia ingin mobil baru.

"Kamu gak capek keliling gak tentu arah gini?"

"Sstt. Tugas papi cuma temenin nana, dan bayarin belanjaan nana."

"Kamu harus berhemat."

"Oh please. Papi gak akan bangkrut."

"Tapi Jeno tidak memiliki harta yang melimpah, yang bisa kamu pakai tanpa memikirkan kemakmuran keturunanmu nanti."

annyeong || 2jae ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang